i

497 52 7
                                    

Saban hari kamu acap kali termenung; meratapi nasib sembari duduk dengan beralaskan koran. Merasa kedinginan kala angin menusuk-nusuk kulit. Merasa kepanasan saat baskara mulai membakar.

Kamu lantas menjadi bisu. Enggan peduli keributan di dalam perut yang lagi-lagi harus tercipta lantaran aksi mencurimu yang berakhir gagal.

Manusia-manusia itu kembali berulah. Berteriak kencang melalui mulut busuk mereka.

"Pencuri!"

"Gembel itu mencuri!"

Sontak apel dalam genggaman terlepas. Keselamatan lebih penting. Jadi kamu dengan cepat memacu tungkai. Berubah menjadi seapatis mungkin tatkala telapak kakimu yang sedikit demi sedikit mulai mengeluarkan darah.

Rasanya sakit. Kamu tahu itu.

MikrokosmosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang