Barangkali hidup sebatang kara dengan kesengsaraan yang tiada henti sudah menjadi suratan takdirmu. Padahal sekalipun kamu tidak pernah mengharap derita sebagai tamu, tetapi sampai saat ini kamu masih menjadi kunjungan yang tak boleh absen.
Sekilas kamu menatap luka di telapak kakimu tempo hari. Darahnya sudah mengering, sedang rasa perih masih setia tinggal. Sama seperti sepi yang bertahun-tahun lamanya masih bertahan untuk mengisi hari-harimu yang kelewat kosong.
Hingga untuk kali pertama, atensimu sukses diambil oleh langit malam. Warnanya hitam layaknya dirimu, hanya saja gemintang membuat tempatnya menjadi ramai. Tidak seperti kamu yang berdiri sendiri.
Sepi, hening, dan kosong.
Seandainya kamu tahu jikalau ada yang memperhatikanmu. Atau memang selalu memperhatikanmu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikrokosmos
FanfictionBerulang kali Jungkook mengatakan kalau kamu harus berubah, tetapi idiot tetap idiot. Otakmu dangkal, hingga yang terdengar di telingamu hanya perkataan yang keluar dari mulut busuk mereka. ©2019, Reen Ruka