Alhamdulillah, besok istirahat dulu aja di rumah." Timpal pak Umar yang baru saja keluar dari toilet.
"Iya, makasih pak. Udah antar saya ke RS," Aksa berterimakasih sembari mencium tangan Pak Umar. Pak Umar membalasnya dengan senyuman.
15 menit kemudian
Mamah dan Nuha menuju RS karena mendengar kabar dari Pak Umar bahwa Aksa masuk UGD. Mamah dan Nuha sangat khawatir mendengar kabar tersebut. Mamah memeluk Aksa dan berkata 'maaf' itu terdengar jelas di kupingnya. Aksa menatap wajah Mamah dengan bingung.
'Kenapa minta maaf? Mamah nggak salah..' Aksa langsung membalas pelukan mamah dengan erat."Ma, *warum?" Tanya Aksa
*kenapa?
"Pak Umar makasih ya, sudah antar Aksa ke RS. Makasih juga anak-anak, udah mau antar Aksa." Mamah mengucapkan terimakasih kepada pak Umar dan teman-teman. Yang menghiraukan pertanyaan Aksa."Iya bu, sama-sama."
Sesampainya di rumah, Bi Minah terlihat panik membukakan pagar rumah. Aksa pelan-pelan turun dari mobil.
'Kenapa perut gua jadi sakit begini?'"Kenapa? Mules dek?" Tanya Nuha melihat Aksa memegang perut.
Muka Aksa memucat dan langsung berlari kedalam rumah.
"Ahh, lega!"
"Eh, dek! Waktu di rumah sakit kan ada guru lo tuh yang namanya pak Umar itu. Cakep deh." Nuha tiba-tiba muncul di depan kamar mandi.
"Apa sih?! Ngga jelas." Protes Aksa sekaligus kaget karena tiba-tiba Nuha muncul.
"Ih, serius dek. Cogan loh!"
Aksa menghampiri mamah yang sedang merapikan ruang kerja papah. Memeluk Mamah dengan manja.
"Sana ke atas, tidur." Perintah mamah
"Mamah tadi kenapa minta maaf ke Aksa pas di rumah sakit?" Tanya Aksa mengambil sapu dekat pintu.
"Nggak apa-apa. Udah sana ke atas, ajak Nuha tidur," dengan muka lelah mamah yang merapikan meja ruangan.
Aksa hanya diam dan menurut. Langsung keatas lalu memaksa untuk memejamkan mata.
'Setelah gua pikirin lagi, si 'jutek' itu cute juga. Masa dia sampe khawatir banget sama gua..'
'Mikir apa lu njirr sadar Aksa'
Muka warna udang rebus pun muncul seketika.
TEEETTT TEEETTT
Alarm berbunyi menunjukkan pukul 04.45 adzan Shubuh berkumandang. Arwa terbangun dan langsung menuju kamar mandi untuk berwudhu. Di musholla Syawal, Ayah, dan Bunda sudah siap untuk sholat.AllahuAkbar, AllahuAkbar.
Asyhadualla ilahaillallah, asyhaduanna MuhammadarRasulullah.
Hayyalasholah, hayyalalfalah.
Qotqomatisholah, qotqomatisholah.
AllahuAkbar, AllahuAkbar.
Lailahaillah.Arwa selalu suka saat Syawal mengumandangkan adzan ataupun komat, karena suara nya yang besar tapi lembut membuat hati damai. Apalagi saat sedang membaca Al-Quran. Ingin Arwa mendengarnya terus menerus. Tapi begitulah Syawal yang rada 'malu' kalau ada yang melihatnya sedang membaca Al-Quran.
Sesudah sholat
Syawal menghampiri Arwa yang sedang melihat buku tajwid. Syawal ingin memberitahu adiknya, hari ini Syawal dkk ingin menjenguk Aksa dan ingin mengajak Arwa. Tapi dia enggan karena Arwa sedang serius membaca tafsiran.
"Kenapa?" Arwa menarik tangan Syawal.
"Nggak papa, lanjutin aja." Menepis tangan Arwa.
"Mau ngajak aku jenguk kak Aksa?" Arwa dengan santai bertanya, yang membuat Syawal terperanjat kaget.
"Tau dari mana? Liat hp Aa ya?!"
"Nggak sengaja liat," jawab Arwa lagi dengan santai.
"Jadi? Mau ikut?" Tanya Syawal lagi dengan ketus.
"Kalau ada Aa Syawal aku ikut," jawab Arwa memegang sarung Syawal.
Thanks for reading friends.
See you in the next episode :)Maaf update nya lama :(
Sekarang update seminggu 2 kali InsyaAllah( ^3^)Semoga suka ❤️