Happy Reading.
Alesha masih merasakan sakit di telapak kakinya, sedangkan Rafael malah meninggalkannya begitu saja tanpa mengobati kakinya yang berdarah.
"Aku ingin ingatan ku kembali." ucapnya kepada dirinya sendiri."Kenapa semuanya terjadi seperti ini? Kenapa saat aku bangun dari koma, aku sudah berstatus isteri orang? Aku tidak minta untuk dinikahi."
Ia menangis sedalam-dalamnya, hanya satu jalan keluarnya, ingatannya harus kembali lagi.
"Sudah menangisnya hemm..?"
Alesha sangat heran, ini suara Rafael, apakah ia tidak pergi? Atau apakah ia kembali lagi?
Langkah kakinya menuju kearah ranjang Alesha, wanita itu hanya diam dan masih heran.
Rafael membawa kotak obat serta perban di dalamnya, lalu ia letakan di nakas samping ranjangnya.
Rafael menatap Alesha sejenak, wanita ini sangat lugu jika seperti ini. Rafael mengambil kaki Alesha untuk diletakan diatas pangkuannya, ia mulai mengobati luka itu.
"Shh.. Sakit.." ucap Alesha karena merasakan kesakitan dan kakinya sedikit bergerak.
Setelah berhasil diobati, Rafael masih terdiam disana sambil membereskan kotak obat tersebut.
"Kenapa?" tanya Alesha.
Rafael sedikit mengangkat alisnya heran.
"Kenapa kau menolong ku setelah apa yang kau lakukan padaku?" lanjut Alesha bertanya.
"Aku tidak mau jawab." ucap Rafael acuh.
"Setiap hari kau menyakitiku bahkan setiap malam kau datang lalu.. Lalu.. Aku tidak tahan..." ucapnya kemudian menangis.
Alesha menginggat beberapa minggu ini Rafael sering mendatanginya saat malam tiba, tapi setelah malam berlalu Rafael pergi begitu saja tanpa kejelasan.Kejadian itu terjadi saat seminggu lalu, dan akhir-akhir ini sangat jarang Rafael seperti itu.
Seminggu ini Alesha merasakan kesepian didalam dirinya, karena memang Rafael tidak pulang, ia selalu pergi pagi dan pulang malam.
Rafael menghembuskan napas kencang, saat itu mungkin ia masih pengaruh minuman keras.
"Sekarang aku tidak mau bahas ini. Aku mau menceritakan kakak mu yang bajingan itu."
"Ma-maksudmu ka Akira? Kau mengenali kakak ku?" tanya Alesha bingung.
"Haha... Bukan mengenali, bahkan kami seperti sebuah lagu dan lirik, tidak akan pernah terpisah."
"Lalu, apa yang ingin kau ceritakan pada ku?"
"Akira telah membunuh Clara tepat di depan mataku."
"Clara?"
Rafael kemudian menatap Alesha kesal, setiap pembicaraannya selalu dipotong oleh Alesha. "Stop memotong pembicaraan ku, kalau tidak kau tidak akan bisa berjalan lagi."
Mendengar perkataan itu, Alesha bergindik takut, langsung saja ia tidak dan tidak mengeluarkan suara sedikit pun.
"Clara adalah wanita yang sangat mencintai Akira, dan aku adalah pria yang sangat mencintai wanita tersebut. Saat mereka menjalin hubungan, Clara merasa sangat bahagia bisa bersama dengan Akira. Namun saat hari kelulusan tiba..."
Tiba-tiba Rafael membayangkan kejadian itu, saat saat Clara merenggut nyawa di depan matanya.
"Ternyata Clara terjebak dalam sebuah permainan yang dibuat oleh kakak mu, ia taruhan dengan musuhnya dikampus apabila laki-laki setampan dia bisa mendapatkan gadis culun dan lugu seperti Clara, ia dianggap sebagai laki-laki hebat. Dan akhirnya musuhnya memujinya namun saat itu Clara mendengar dan melihatnya, hatinya sangat hancur, ternyata Akira tidak mencintainya dengan tulus. Aku yang berada di belakang Clara hanya bisa diam."
Rafael menghembuskan nafas pelan, kejadian bertahun lalu telah menyiksa dirinya.
"Clara berlari kencang tanpa melihat jalanan yang penuh akan kendaraan yang sedang berlintas, aku berusaha untuk mengejarnya, namun sayang sebuah mobil berkecepatan penuh menabrak dirinya, ia terpental sejauh 5 meter, aku langsung berteriak dan melihatnya sedang menghadapi kesakitan lalu pada akhirnya ia tewas ditempat."
"Semua ini karena kakak mu, Akira. Ia bukanlah pria sejati, melainkan pria pengecut."
"Maafkan Ka Akira."
"Apa? Hanya itu yang bisa kau ucapkan? Aku tidak butuh permintaan maaf mu." ucap Rafael lalu pria itu langsung pergi meninggalkan Alesha begitu saja.
***
"Senang bertemu dengan mu Mr. Alex." ucap Rafael lalu berjabat tangan dengan Alex.
"Aku juga, Jonathan adalah teman baik ku kemarin ia menceritakan tentang istrimu yang tidak bisa melihat, maka dari itu aku berhasil menemukan pendonor retina matanya."
"Tidak perlu Mr. Alex." ucap Rafael datar, ia tidak ingin Alesha melihat lagi dan lagipula ia tidak ingin jika semua orang tahu tentang masalah yang ia hadapi.
"Memangnya kenapa? Kau ingin istrimu sembuh bukan?"
"Hm.. Ya, maksud ku, aku bisa sendiri mencari pendonor untuk Alesha. Aku tidak ingin kau direpotkan akan hal ini." ucap Rafael lalu tersenyun kepada Alex.
"Baiklah kalau begitu Mr. Rafael, aku dengan senang hati membantu mu jika kau berubah pikiran."
"Ya.. Silahkan duduk Mr. Alex." Rafael menyuruh Alex untuk duduk setelah berbincang-bincang sambil mengelilingi mansion Rafael yang mewah ini.
"Tunggu dulu disini, aku akan mengambilkan berkas yang kau pinta."
Lalu Rafael pergi ke ruang kerjanya mengambil berkas-berkas tentang perusahannya, rencana Rafael akan bekerja sama dengan Alex. Dengan Rafael tentu saja kekayaan Alex lebih darinya.
"Astaga non..!" ucapan Lena, salah satu maid terdengar oleh telinga Alex, ia melihat kearah mereka dan benar saja, Alesha terjatuh dan menyenggol gucci yang sangat mahal dan sangat langka, mungkin di dunia ini hanya ada 5 buah.
"Astaga koleksi gucci ku!" ucap Maura sambil melihat gucci kesayangannya sudah pecah berkeping-keping.
"Aleshaa!!! Kau ini tidak benar sekali kalau jalan. Mimpi apa aku punya menantu seperti mu." ucap Maura keras dan sangat ketus.
Disana Alesha hanya menangis, Alex melihat itu terasa tersisih hatinya, ia seperti melihat ibunya yang sedang menangis. Alesha adiknya hanya mendapat siksaan dikeluarga ini, tidak sabar ia ingin mengatakan semuanya tentang Alesha, adik kandungnya.
Tapi ia harus sabar, ia tidak bisa cepat-cepat mengambil keputusan. Ia juga takut kalau Rafael mencurigainya dan gagal semua rencananya.
TBC
Vote dan Koment akan dilanjut yaaa... Sebanyak-banyakanya. Dan jangan lupa juga untuk SHARE cerita ini ke teman teman kalian.
Hehe...
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With The Jerk
Romance(18+) Alesha Geraldyn, Hidupnya menjadi tersiksa setelah sadar dari koma selama hampir sembilan bulan. Hidupnya tak seperti dulu, gadis bar-bar yang manja dan hanya bisa berfoya-foya menghabiskan uang orangtuannya. Tragedi kecelakaan membuat diriny...