*payah*

27 5 3
                                    

-----

aqish menunggu papah nya di depan gerbang sekolahnya. sudah 20 menit ia menunggu papah nya belum kunjung datang. hingga akhirnya ia memutuskan untuk jalan kaki melewati teriknya panas matahari.

" ah elah! papah ngerjain gue banget si, udah tau panas kaya gini malah ditelantarin di jalanan sendirian" keluh aqish sambil mengusap peluhnya.

aqish menendang kaleng bekas coca-cola yang tergeletak dibawah, begitu ia menengok ke samping tepat dimana kaleng itu mendarat, kaleng itu tepat mendarat di samping kaki seseorang. aqish berhenti dan berekspresi penuh tanda tanya.

"kayanya gue kenal ama tu orang dan bentuk badannya juga gak asing." aqish yang berusaha berpikir keras supaya mengingat siapa pemilik ciri-ciri yang dimiliki orang itu.

seseorang itu sedang menggenggam tangan perempuan sebaya-nya, mereka masih memakai seragam sekolah menengah pertama. ketika mereka saling berhadapan betapa terkejutnya aqish.

"gi-gi-giyan?" seru aqish yang terbata.

giyan menoleh mencari sumber suara ,ia pun terkejut saat melihat aqish berada disana.

giyan berjalan mendekati aqish yang sedang mematung di tempat.

"lo ngapain disini?" tanya giyan.

"lo yang ngapain disini! make megang-megangan tangan segala. ha!?" sungut aqish dengan menampakan wajah merah kepiting rebusnya.

"oh gue tau gue tau. itu pacar lo kan?jadi selama ini harapan yang lo kasi ke gue itu cuma permainan akal-akalan lo doang?gue benci sama lo yan."  sambungnya dengan menekan kata 'GUE BENCI SAMA LO YAN'.

"giyan. cewe ini siapa sih?ko dateng-dateng langsung marah-marah ke kamu ?." tanya nayla sambil menghampiri giyan dan aqish berada. perempuan yang sedang bersama giyan tadi namanya 'nayla'.

"oh. kenalin gue aqish temennya giyan." ucap aqish sambil mengulurkan tangannya dan uluran itu diterima oleh nayla.

"gue temennya giyan yang udah dikhianatin sama giyan-nya sendiri" sambungnya dengan penekanan.

"maksudnya?"  tanya nayla yang kebingungan dengan ucapan aqish.

wajah giyan terlihat sangat gugup dan gelisah. sekarang giyan dibuat bingung dengan hatinya sendiri.

aqish menarik napas gusar. " waktu itu giyan pernah deketin gue dan dia ngasih harapan ke gue. tapi apa yang dijanjiin sama dia itu bullshit." aqish terlihat payah saat ini, tatapannya penuh dengan kebencian.

"qish gue minta maaf, maaf kalo gue khianatin lo. gue udah punya nayla sekarang. mulai sekarang lo lupain gue qish" ucap giyan serius.

"cowo berengsek" ucap aqish dengan tatapan mata setajam jaguar.

aqish langsung beralih meninggalkan mereka berdua. memilih untuk melanjutkan perjalanannya menuju rumah.

sepanjang jalan aqish terlihat murung. mengingat bagaimana ia bertemu kembali dengan giyan namun pertemuan itu malah menghancurkan perasaan aqish.

"kenapa gue jadi begini? kenapa gue harus keliatan murung kaya gini? giyan kan bukan siapa-siapa gue. arghhh gue gatau sama diri gue sendiri" ucap aqish gusar.

~30menit berlalu~

Aqish sampai diistana-nya. "Assalamualaikum, mah?pah? pada kemana si orang-orang. manaan gelap banget." ucap aqish kesal.

aqish menyalakan lampu and oh my good...

"mamah?papah?" aqish terkejut, ia membuka lakban dan tali yang mengikat kedua orang tuanya.

AQISH BELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang