Bab 8

365 32 8
                                    

Pagi ini seindah pagi-pagi yang lain. Sohyun sampai tidak sadar bahwa mereka sudah melewatkan beberapa hari di pulau indah ini. Berbulan madu, begitu kata orang-orang. Dan memang itulah yang terjadi.

Mereka benar-benar bersenang-senang sepanjang hari, makan, mengobrol, membaca, bercanda, dan bercinta dengan begitu panas di malam harinya. Pipi Sohyun memerah, mengingat malam-malam panas mereka.

Minhyuk benar-benar lelaki yang sangat bergairah. Di pagi hari, saat mereka sudah bercinta semalaman, lelaki itu masih bangun dengan kejantanan mengeras dan mereka bercinta lagi. Seperti kata Minhyuk kepadanya dulu, lelaki itu memang selalu bergairah kepadanya.

"Aku meliburkan semua pelayan mulai nanti siang sampai besok pagi mereka baru kembali. Karena itu koki memasakkan kita makan siang dan makan malam untuk dihangatkan nanti malam."

"Kenapa kau meliburkan semua pelayan?"

Minhyuk tersenyum nakal, lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Sohyun dan berbisik menggoda.

"Karena aku ingin hari ini kita di rumah seharian, hanya berdua."

Pipi Sohyun memerah. Apa sebenarnya yang direncanakan oleh Minhyuk?

.

.

Rumah benar-benar benar sepi ketika para pelayan tidak ada di rumah, biasanya setiap saat Sohyun akan berpapasan dengan para pelayan yang lalu lalang mengerjakan sesuatu di rumah ini. Sekarang suasana hening, tidak ada suara percakapan di lorong, kesibukan di dapur maupun suara langkah kaki orang-orang yang lewat.

Sohyun dan Minhyuk menghabiskan hari itu dengan di perpustakaan. Minhyuk mengatakan akan menyelesaikan beberapa perkerjaan sedangkan Sohyun memilih untuk membaca. Perpustakaan di rumah pantai itu cukup lengkap, dengan berbagai bacaan ringan di sana, koleksi milik ayah Minhyuk. Sepertinya ayah Minhyuk benar-benar berniat untuk bersantai ketika mengisi buku-buku untuk perpustakaan ini.

Tanpa sadar hari sudah siang ketika Minhyuk mengangkat kepalanya dan bergumam, mengalihkan Sohyun dari bacaannya yang menarik.

"Aku lapar."

Sohyun menutup bukunya dan tersenyum lembut.

"Aku akan menyiapkan makanan."

Park ahjussi dan para maid telah menyiapkan semuanya dan memberitahu Sohyun cara menghangatkan makanannya.

Sohyun mencampur salad dengan udang dan saus alpukat yang telah disediakan, lalu menghangatkan daging saus manis yang sudah disiapkan di panci.

Ketika Sohyun sedang menuang kotak-kotak es batu ke dalam pitcher berisi es teh manis. Minhyuk datang ke dapur dan tersenyum. Dia mengendus ruangan dan mendekati Sohyun dengan menggoda.

"Aku bisa memperkerjakanmu sebagai koki pribadiku. Baunya harum, seharum masakan Park ahjussi."

Sohyun tertawa.

"Park ahjussi memang yang memasak semuanya, aku hanya mempersiapkannya."

Dengan cekatan dia mengaduk saus manis untuk daging di panci. Minhyuk mendekat dan memeluknya dari belakang dengan mesra. Mengecup Sohyun dengan menggoda.

"Hentikan Lee Minhyuk atau kau akan terciprat kuah yang sedang mendidih ini."

Sohyun mengingatkan Minhyuk, tetapi tidak ada penolakan dari tubuhnya. Minhyuk melingkarkan lengannya makin erat, jamarinya bergerak menggoda. Membuat Sohyun mengerang, Kuah itu telah mendidih, dan Sohyun mematikannya.

Minhyuk mengajak Sohyun mundur dari kompor, masih memeluknya, dia bersandar di meja dapur dan membawa Sohyun yang masih di peluknya dari belakang.

"Kita bisa telanjang seharian di rumah, karena tidak ada orang lain di sini.:"

Unforgiven Hero (Remake Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang