3.Kantin

31 9 0
                                    

"penuh banget Ken."

"Iya nih SIL, kita cari tempat duduk di mana ya."

"Itu disana aja ga terlalu penuh banget."

"Dimana?"

Silvia menunjukan jarinya kearah yang ia tuju, peka dengan kode yang Silvia berikan mata Niken pun mengikuti ke arah jari yang Silvia tuju.

"Oh iya lumayan lah ga rame-rame amat."

Mereka memilih di tempat pojok belakang yang langsung bisa melihat keadaan lapangan sekolah.

"Mau pesan apa sil, biar gue sekalian pesenin."

"Ikut Lo aja."

"Minumnya juga?"

Silvia pun mengangguk. Niken pun langsung memesan makanan.

"Wah itu kan Rayen sama geng nya." Batin Niken.

Fabian menyadari bahwa sedari tadi ada yang memperhatikannya, yaitu Niken.

"Woi Lo ngapain liat kita bertiga Mulu?"

Sadar dari melamunnya Niken langsung memutarkan badannya kembali untuk melihat pesanannya.

"Mati gue, Fabian liat gue." Sambil menepuk jidat dengan pelan.

"Eh eh, itu cewe yang Sekelas sama kita kan ya?"

"Iya, siapa ya namanya lupa gue."

"Niken." Ucap Rayen lagi-lagi santai.

"Anjai broh, Rayen sejak kapan tau nama cewe."

Mendengar apa yang diucapkan Alvian, Fabian pun terkekeh geli.

"Tau lah, nama ibu gue aja gue tau."

"Raniiii."ucap Fabian dan Alvian secara bersamaan.

"Anjerr, Minah sama sukinem." Tak kalah membalasnya

"Anjer  nama Mak gue Cantika, bukan sukinem ataupun Minah."

"Sama  nama Mak gue namnya Vita -_- "

"Eh kiraiin pada amnesia."

"Btw tumben amat ege lu bercanda kayak gini Yen."

"Iya Yen Baner apa yang di bilang Fabian."

"Apansi gue emang kayak gini kali."

"Mata lu jeding! Biasanya cuma diem terus ikut ketawa tapi b aja ke tawanya juga, sekarang jadi banyak omong Lo."

"Nah bener tuh si Fabian."

"Apansi lu ikutin gue Mulu anak ayam."

"Anjer bangsatee kau."

"Krik."

"Aelah ayang fab mah gitu." Ucap Alvian sambil mengandeng tangan Fabian yang  sedang memegang sendok itu.

"Jijik tai."

"Bau ih ayang."

"Sekali lagi Lo kayak gini gue tumpahan ni bakso ke muka Lo."

"Yaudah iya aku diem bang."

"Nah gitu anteng kan."

"Berisik." Ucap rayen.

"Tuh kan baru aja jadi anak seru, udah ga seru lagi."

"Nah bener tuh kata Alvian."

"Tuh kan nyet lu yang ngikutin gue sekarang."

"Aapa Abang Vian."

"Anjeng jijik LoL."

"Sama gue juga!! Kadal."

Aku Dan RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang