Warning: many typo's
***
Menjalani kehidupan sebagai murid kelas akhir di sekolah menengah atas bukanlah suatu perkara mudah bagi sepasang kakak beradik ini, mungkin bukan hanya mereka namun seluruh lapisan mahkluk hidup bernama manusia yang juga pernah mengalami kelas akhir SMA akan menyuarakan hal yang sama. Dari tugas yang tiada henti, segala jenis praktek, dan hari – hari yang dihantui dengan kata terlarang "ujian" oh jelas bukan hanya ujian akhir nasional, bahkan untuk sekelas ujian tengah semester saja sudah mengerikan.
Mari kita lihat keadaan ke enam keturunan manusia berjenis kelamin wanita ini yang sedang menikmati minuman dingin mereka di kantin, mereka semua nampak berwajah bahagia karna telah usai menunaikan kewajiban sebaga murid kelas akhir di sekolah menengah atas mereka.
"gila lo pada keliatan kek abis lepas dari kutukan penyihir tau ga? Badan ceking tapi komuk sumringah" inggrid dengan tawa lebarnya membuka suara.
"iya anjir padahal sebelum ujian – ujian sialan itu nyerang, gua berniat diet tapi keknya berkat ujian itu gua langsing dengan sendirinya" jelitha menyahuti dengan senyuman khas miliknya.
"bener sih anjirr gua juga ngerasa kurusan soalnya celana jeans gua rata – rata pas gua pake pada longgar semua" aqila menyutujui
"eh besok pada pergi bareng kan buat daftar ulang di kampus? Jemput dongg" dyra memanyunkan bibirnya tanda ia sedang memohon. Inggrid mengacak rambutnya gemas.
"iya boncel besok gua jemput, jan dandan lama – lama lu soalnya gua nyusul jelitha abis itu" kata inggrid
"tumben mahkluk mager kek elu mau nyetir grid?? Biasanya juga kerjaan lu goleran di jok belakang" yang anteng dari tadi makanin es batu di gelasnya buka suara. Vira.
"lah iya grid tumbenan? Kesambet setan pohon mangga di samping lapangan basket lu ya?" ketika sang kakak datang untuk mencemooh, sang adik datang untuk memperpedih cemooh an kakaknya. Inggrid rasanya ingin menggigit si kakak beradik vira dan nadine yang sedang tertawa.
"bacot ah! Gua mager salah gua rajin salah! Udahlah gua mau jadi lampu yang tinggal mati nyala aja kek di gudang" menggembungkan pipi sambil mengerutkan dahinya tak membuat inggrid nampak menggemaskan yang kemudian dimanja oleh temannya, yang ada malah tambah dikatain. Kasihan memang.
"ga usah sok imut lu anjir! Geli gua litanya" qila berakting seolah dia muntah melihat inggrid yang merajuk.
Oh iya sekedar informasi, mereka berenam berencana masuk di universitas swasta yang sama. Hanya saja jurusannya yang berbeda. Jika vira dan jelitha ingin mengambil Management, berbeda dengan inggrid yang ingin memasuki jurusan Arsitektur, lalu aqila dengan ambisinya ingin memasuki Hukum, dyra yang memilih Hubungan Internasional dan yang terakhir nadine yang memilih jurusan Psikologi.
***
"nad mau kemana? Jangan pergi jauh – jauh ahh. Tar lu ilang gua yang di smackdown si vira" inggrid mencoba mengajak nadine kembali ke tempat teman – tamannya berkumpul. Tapi nadine menolak.
"nanti ahh grid gua aus nih mau beli minum dulu, lu balik duluan sana tar gua bawain kalian air dingin semua" nadine mengusir.
"tau jalan kan lu? Awas tar nyasar gua tabok lu ya. Kalo nanti nyasar langsung telfon gua!" inggrid memperingati nadine yang dibalas dengan putaran mata malas nadine.
Nadine selalu dianggap gadis kecil oleh semua sahabat – sahabatnya. Walaupun berdasarkan fakta tanggal lahir nadine termasuk jajaran tetua sedangkan yang paling muda malah aqila. Tapi sekali lagi, karna dia adalah adik seorang davira dan nampak paling polos dan lugu, oleh karena itu yang lain benar – benar melindunginya dan menjaganya dengan ketat seperti orang tua menjaga anak gadisnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP SISTER
Fanfiction"lo pikir saudara tiri tuh kerjaannya cuman rebutan harta warisan apa?"