001 Q

51 10 0
                                    

Teikou Basketball Club

----

Suara decitan sepatu terdengar, saling beradu dengan suara pantulan bola.

Dari loteng Ayane mengamati para calon anggota yang sedang melakukan tes sebagai penentu divisi, yaitu mini-game.

Semua pemain berwajah serius, menandakan mereka sungguh-sungguh ingin meraih predikat sebagai 'anggota resmi klub basket Teikou'. Yah, meskipun tidak semua.

Ayane memandang gemas pada seorang calon anggota yang saat ini kelihatan malas. Ia bermain dengan sorot mengantuk dan ... lapar?

Beberapa kali Ayane lihat orang yang di pandanginya menguap lebar saat bermain. Duh, orang itu niat gak sih mainnya?

Penasaran, Ayane merogoh kumpulan kertas formulir pendaftaran yang diberi kakeknya. Ia mulai mencari informasi tentang pemain yang diamatinya dengan 'gemas' tadi.

'Formulir Pendaftaran Klub Basket Teikou'

Nama: Murasakibara Atsushi
Tinggi: 186 cm
Posisi yang diinginkan: Center
Umur: 12 tahun
Kelas: 1-C
Alasan bergabung: Karena aku bisa.

Ayane memandang malas kertas dipegangannya. Dilihat dari sisi manapun orang yang namanya Murasakibara Atsushi ini sangatlah pemalas. Lihat saja alasannya bergabung, 'karena aku bisa'. Alasan yang kuno sekali. Buat apa juga masuk klub basket kalau memang tidak bisa main basket 'kan?

Ayane mengalihkan pandangannya pada Murasakibara, ia terlihat mencolok dengan warna rambut ungu dan tingginya yang diatas rata-rata. Bahkan dapat Ayane tebak dialah yang paling tinggi bila dibandingkan dengan seluruh anak basket Teikou baik yang sudah menjadi anggota resmi maupun yang masih calon anggota.

Ayane menyandarkan tangan kirinya di pagar loteng, kemudian tangan kanannya menopang dagu. Matanya menatap serius pada pemain yang saat ini tengah melindungi ringnya dari para pencetak angka.

PLAKK!

Mata Ayane sedikit melebar saat melihat block yang dilakukan Murasakibara Atsushi.

'Wow, selama ini block terbagus yang pernah kulihat adalah milik Frère, tapi milik orang itu lebih baik lagi. Dan ia juga tak perlu melompat. Tingginya bukan main-main, seperti anak SMA,' batin Ayane terkesima.

"Nomor 23 itu, bagaimana menurutmu?" Kakeknya tiba-tiba menanyakan orang yang menarik perhatian Ayane.

"Dia berbakat, tingginya saja sudah mendukung posisinya sebagai center. Gerakannya terbilang cepat walaupun ia punya badan sebesar itu. Dan lagi," Ayane menjeda sejenak.

BANGG!

Murasakibara Atsushi baru saja melakukan dunk. Membuat hampir semua orang disana terpana.

"... dia memiliki tenaga terbesar diantara seluruh calon anggota," ujar Ayane menyambung kalimatnya.

"Lalu menurutmu divisi mana yang cocok untuknya?" tanya sang kakek lagi.

"Kurasa divisi pertama. Potensinya tak terbatas. Hanya saja ia terlalu pemalas. Lihat." Ayane menunjuk pada objek yang dibicarakan. Disana ditengah lapangan, Murasakibara terlihat ogah-ogahan untuk berlari kembali melakukan posisi bertahan. Bahkan ia mengeluh, berkata 'capek' khas anak kecil sedang merengek.

"Souka, ma, keputusanku untuk menjadikanmu wakilku memang tak salah," ujar kakeknya menanggapi.

"Ya, posisi ini juga rasanya cocok untukku."

Priiiiiiit!

Peluit panjang berbunyi, tanda tes telah berakhir. Ayane melihat ke papan skor.

54 - 23

My Story Graphia (KnB Fan-fiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang