1

287 27 6
                                    

"Bunda, Ayah, aku berangkat ya!"

Lee Soojin mencium tangan kedua orang tuanya sebelum pergi ke kampus. Hari ini adalah hari pertama Soojin menjadi seorang mahasiswa setelah minggu kemarin menjalankan masa ospek yang melelahkan. Meskipun masih dalam masa orientasi sebagai mahasiswa baru, paling nggak sekarang dia bisa berpakaian bebas, nggak kayak kemarin dengan name tag ataupun aksesoris lainnya.

"Belajar yang bener, ya, Kak! Jangan tidur di kelas!" Perintah Lee Seokhoon, ayahnya seraya menepuk-nepuk kepalanya.

Soojin menggembungkan pipinya dengan gemas. "Emangnya aku Woojin yang suka tidur di kelas?"

Iya, adiknya, Lee Woojin yang duduk di bangku kelas 1 SMA itu dari dulu suka tidur di sekolah. Itu semua gara-gara suka main game online nggak kenal waktu. Katanya sih lagi ngebangun channel gamingnya sendiri di Youtube jadi lebih banyak streaming. Untungnya otak anak itu encer, jadi nggak ada masalah juga sama nilai-nilainya. Ayah sama Bunda juga nggak punya alasan buat marahin. Asal nilainya bisa dipertahankan.

Ayah dan Bunda ketawa, "Berangkat sendiri?"

"Nggak, kok..." Soojin duduk di bangku teras sembari membetulkan tali sepatunya. Baru mau menjawab pertanyaan Bundanya, suara klakson motor terdengar di depan rumah. Soojin langsung nyengir. "Ada ojek gratis."

"Hush!" Kwon Boa, Bundanya, langsung menepuk bahu Soojin. "Nggak boleh gitu!"

"Bercandaa! Aku baru bareng Kak Jonghyun!" Soojin menyampirkan tali ranselnya ke bahu. "Katanya Kak Jonghyun juga punya kelas pagi hari ini, jadi sekalian bareng."

Soojin berjalan menuju pagar rumah bersama dengan ayah. Seperti biasa, ayah bakal mengantar Soojin hingga pintu pagar, sekaligus menyapa sebentar salah satu anak kosnya. Mungkin ditambah sama wejangan-wejangan pagi.

Lelaki bernama Kim Jonghyun itu turun dari motor dan melepas helm begitu melihat Pak Seokhoon datang bersama Soojin. Dia melepas helmnya dan langsung mencium tangan Pak Seokhoon. "Pagi, Pak!"

"Pagi." Balas Pak Seokhoon. Jonghyun memberi helm satunya pada Soojin.

"Jong, bawa motornya jangan ngebut-ngebut, ya. Inget kamu bawa anak saya bukan kambing, ya!"

Jonghyun menahan tawa. Ya siapa juga yang mau bilang bawa anak kambing sih, batin Jonghyun. Dia melirik kearah Soojin yang udah pasang muka cemberut ke ayahnya. Sementara ayahnya cuma cengengesan dan langsung mengelus puncak kepala anak gadisnya.

"Masa aku disamain sama anak kambing, sih!" gerutu Soojin.

"Ayah cuma bercanda, Kaak! Udah sana berangkat, ntar telat!" suruh Ayah.

"Berangkat dulu, Pak!" Pamit Jonghyun. 

***

"Nanti sampai sore?" Jonghyun mengambil helmnya dari tangan Soojin.

"Nggak tahu juga aku, Kak. Katanya sih mau ada kumpul-kumpul lagi." Jawab Soojin selagi merapihkan rambutnya.

"Kalau mau pulang nanti chat aja."

"Aku bisa sendiri kok. Kan bisa pake ojol." Lagi-lagi Jonghyun menawarkan diri untuk menjemputnya seperti biasa. Hal yang kayak gini bikin Soojin nggak enak tiap harinya. Padahal Jonghyun juga lagi sibuk banget sama hima --himpunan mahasiswa.

"Kalau bisa gratis kenapa cari yang bayar sih?" Jonghyun ketawa sendiri.

"Udah nggak usah, Kak. Kakak 'kan lagi sibuk." Soojin masih bersikeras menolak. "Calon ketua himpunan nggak boleh bolos rapat."

Jonghyun hampir tersedak air liurnya sendiri, matanya langsung melebar, "Siapa yang ngomong aku calon ketua?"

Soojin tertawa, "Kak Minhyun." 

[BRODUCE TIME] Home // Kim Jonghyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang