41

2.1K 179 17
                                    

"Jaemin?"

Ia membungkam mulut dengan tangannya. Ia tidak percaya dengan apa yang terjadi dihadapannya. Setetes air mata jatuh membasahi pipi Alendra setelah melihat Hana mencium pipi Jaemin. Alendra segera berlari keluar dari restoran, namun saat berada di depan restoran, Jaemin mencekal tangannya.

"Alen dengerin penjelasan gue du-"

Plak

Alendra menepis cekalan tangan Jaemin lalu menamparnya membuat Jaemin terdiam memegangi pipi nya yang merah.

"Jaemin, kita udahan aja ya." ucap Alendra sambil berusaha menahan bendungan air di matanya.

Jaemin membulatkan matanya, kalimat yang Alendra katakan barusan menusuknya. Jaemin tidak ingin kehilangan orang yang ia sayangi. Jaemin memegang tangan Alendra, berharap gadis itu tidak benar-benar mengatakannya.

"Alen, please dengerin gue dulu,"

"Apa lagi sih Jae? Oh, jadi lo mau bilang kalo urusan lo itu ini. Iya? "

"Bukan Len, lo salah faham,"

"Stop Jaemin, Stop! Gue gak butuh penjelasan lo! Sekarang lo jauhin gue,  dan satu lagi, sorry gue ganggu waktu kalian berdua. "

Alendra berlalu meninggalkan Jaemin yang mematung di depan restoran. Alendra berlari tidak peduli dengan orang-orang yang memperhatikannya. Alendra hanya ingin pergi jauh dari tempat Jaemin berdiri.

Jaemin merasa seperti sengatan listrik baru saja menyetrum dirinya, membuat ia tidak bisa apa-apa. Yang hanya bisa Jaemin lakukan saat ini adalah memandang punggung Alendra yang semakin jauh, lalu hilang dari pandangannya.

Disisi lain, Hyunjin tersenyum puas melihat hubungan Jaemin dan Alendra yang hancur bagaikan kaca. Setelah puas melihat rencana yang berhasil tanpa gangguan, Hyunjin menghampiri Hana lalu membawanya pergi dari restoran.

---

Taxi yang Alendra naiki berhenti di depan rumahnya. Saat ini pandangannya sedikit buram karena matanya yang sudah berkaca-kaca. Rasanya ia ingin cepat-cepat masuk ke dalam kamarnya agar ia bisa meluapkan tangisannya di dalam sana.

Alendra mengusap matanya yang berkaca-kaca lalu masuk ke dalam rumah.

"Dek, lo kenapa?" tanya Minhyun saat melihat mata adiknya yang sudah berkaca-kaca.

"Gapapa kak, tadi mata gue habis kena debu di luar." ucapnya masih berusaha tersenyum.

Minhyun menarik Alendra ke dalam pelukannya. "Gue tau lo lagi kenapa napa, tolong jangan ngebohongin diri lo sendiri Len. Cerita ke gue, jangan lo pendem semua itu sendirian. Gue pengen jadi kakak yang bisa ngelindungin lo dalam kondisi apapun, dan gue juga pengen jadi kakak yang berguna buat lo. Jadi please, cerita ya sama gue." ucap Minhyun sambil mengusap rambut panjang Alendra dengan lembut.

Air matanya yang sudah susah payah ia bendung dari tadi akhirnya runtuh juga setelah mendengar kalimat-kalimat yang Minhyun katakan. Ya, kakaknya benar hatinya tak sanggup memendam ini sendirian.

Tangisan Alendra pecah saat ia berada dalam dekapan hangat Minhyun. Minhyun bisa mendengar isakan Alendra dalam pelukannya.

"Kak, hiks.. Jaemin kak-"

"Sssttt, sekarang lo tenangin diri dulu. Kalo lo udah siap, lo bisa cerita semuanya ke gue."

Minhyun merasakan baju nya yang mulai basah karena air mata Alendra. Tapi ia tidak peduli asalkan ia bisa menenangkan adiknya itu.

INVOLUNTARY | NA JAEMIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang