oneshoot

60 9 4
                                    

MEMORIES

.

.

GENRE : SAD, FRIENDSHIP

ONESHOOT

.

.

SELAMAT MEMBACA

.

.


seperti musim panas tahun lalu, seorang gadis berdiri di pinggir sungai. Kilasan kejadian di masa lalu berputar bagaikan kaset rusak di kepalanya. Gadis itu berdiri mematung dengan pandangan kosong, sorot mata kesedihan tercetak di wajahnya tanpa sadar. Perasaan menyesal merayap di seluruh hati dan pikiran, membuat si gadis terlihat terpuruk.

"seandainya... seandainya aku bisa merubah masa laluku" si gadis bermonolog

"Rion" bulir air mata jatuh tanpa sadar, diikuti bulir-bulir lain yang berjatuhan, meremat kuat dada bagian kiri, seolah-olah ia ditusuk ribuan jarum di tempat yang sama. Ia menangis dalam diam, menumpahkan segala kesakitan yang menghantui.

Rion si gadis melafalkan kata itu berkali-kali, berharap si punya nama datang.

Tak ada jawaban, tak ada sahutan, seberapa keras memanggil orang itu tak akan datang, dan gadis itu tahu, tetapi ia terus berharap meskipun mustahil.

Riana Seseorang memanggil si gadis. Orang itu menatap punggung Riana, punggung yang membungkuk bergetar, talihat rapuh seperti akan hancur kapan saja.

Riana membeku, secepat kilat ia menghapus jejak air mata, kemudian memaksa tersenyum.

"Ada apa Tata?"

Gadis itu, Tata, menatap sedih Riana, senyum Riana tak terlihat bahagia, malah terlihat menyedihkan.

"Sampai kapan kamu begini?" Tata memandang khawatir

"..." Tak ada jawaban, dengan pandangan kosong menatap Tata.

"Ta..." Reina bersuara

"Terima kasih telah selalu bersamaku disaat seperti ini, terima kasih mau bertahan dengan diriku yang tidak berguna ini" Riana menghembuskan napas pelan "Ta, mungkin ini adalah hari terakhirku mengunjungi sungai ini. Aku sadar, tak ada gunanya terpuruk"

"Bantu aku, bantu aku keluar dari keterpurukan ini" Matanya memancarkan kesungguhan membuat Tata tersenyum lebar, tak peduli kalau nanti sampai sobek.

"Ta?" Riana bertanya ragu, sahabatnya yang satu ini tiba-tiba terlihat aneh. Senyumnya membuat Riana bergidik ngeri.

"Pasti Ri, pasti. aku sahabatmu Ri" Tata menjawab mantap.

Tata merasa lega, seluruh beban dipundaknya terasa hilang entah kemana. Ia senang dengan perubahan yang akan dilakukan Riana. Ia senang Riana tak akan terpuruk lagi.

Riana yang sebelumnya adalah Riana yang tertutup, selalu murung dan hidup seperti mayat.

Tata berharap tak ada Riana yang seperti itu lagi, Riana sahabatnya dan Tata selalu berdoa yang terbaik untuknya.



TAMAT


Jangan lupa vote dan comment ya....

MEMORIESWhere stories live. Discover now