Second Year - 3

554 93 6
                                    

(a/n) Suka gak sama cover barunya hehe? Ga berbau hogwarts tapi ):

Anyway, double update! Woohooo!!

-

Hari ini, hari pertandingan Quidditch. Bangchan hari ini terpilih menjadi Chaser. Kapten Quidditch Slytherin, Jaebum, memilihnya langsung setelah melihat bakat Chan ketika latihan rutin.

Asrama Minho hari ini akan menjadi rival Bangchan, membuatnya bingung harus mendukung siapa.

"Kalau kau mendukung Slytherin, kau bukan temanku!" Kata Jungwoo sambil memakan sarapannya. Minho merotasikan matanya, sambil menatap malas Jungwoo.

"Aku tetap mendukung Ravenclaw kok," jawab Minho.

"Tapi Chan keren ya, tahun ini dia adalah pemain inti Quidditch pertama. Aku selalu ikut latihan rutin tapi Kak Seungwoo tidak memilihku," curhat Kevin. Minho merasa kasihan kepada Kevin. Karena Kevin memang selalu bersemangat latihan, ia juga selalu mendengarkan nasihat-nasihat seniornya. Tapi ia gagal terpilih.

"Tidak apa-apa, Kevin! Kau masih bersekolah di Hogwarts selama 5 tahun!" Jawab Jungwoo, menyemangati temannya. Kevin tertawa dan memakan telur setengah matangnya. Teman-temannya benar, ia masih lama sekolah di Hogwarts.

Chan masuk ke aula besar untuk sarapan ketika teman-teman satu timnya menyapanya.

"Kau harus makan yang banyak Chris! Banggakan asrama kita!" Kata Jaebum sambil menepuk pundaknya.

"Iya Chris! Semangat!"

"Jangan bikin malu asrama!"

"Jangan sampai kau ditabrak bludgers!" Chan meringis mendengarkan Sehun. Ia benar-benar tidak mau ditabrak bludgers.

Ketika ia duduk di mejanya, ia melihat Minho yang sedang berbincang bersama teman-temannya. Ia terlihat senang hari ini. Mata mereka saling menatap ketika Minho mulai mencari Chan. Minho tersenyum kemudian membuat sebuah burung dari kertas dan menerbangkannya kepada Chan. Jungwoo menatap masam Chan, dan Kevin memberinya jempol.

Chan menangkap burung itu, merasa bangga dengan Minho yang mulai meningkat keahliannya. Ia membuka kertasnya dan tersentuh dengan isinya.

"Semangat dan hati-hati! Banggakan sahabatmu ini! Menang atau kalah, aku akan memberimu hadiah! 💚"

Chan tersenyum dan menyimpan kertas itu dalam kantungnya. Jantungnya berdetak kencang mengingat gambar hati di kalimat terakhir surat itu. Meskipun ia tahu, hati itu karena Minho menyayanginya sebagai sahabat.

-

"10 POIN UNTUK SLYTHERIN!" Chan berhasil mencetak goal. Ia kemudian menerbangkan sapunya sedikit kebawah, agar mudah merebut Quaffle yang dibawa lawan.

Minho daritadi memerhatikan Chan. Takut jika sahabatnya itu tiba-tiba terluka. Ia juga beberapa kali meneriakkan semangat untuk tim Quidditch Ravenclaw. Tiba-tiba Juyeon berdiri di sampingnya.

"Juyeon," Juyeon mengangguk, membalas sapaan Minho. Juyeon menawarkan pumpkin juice untuk Minho, dan Minho menerimanya.

"Aku tahu kau pasti haus karena harus mendukung kedua tim!"

"Haha, kau peduli sekali denganku Juyeon. Aku memang haus, tapi aku hanya mendukung Ravenclaw dan Chan. Bukan, Ravenclaw dan Slytherin," kata Minho. Juyeon kemudian kembali fokus kepada permainan Quidditch. Sebuah Bludger tiba-tiba berlari kencang di depan Tribun, dan hampir mengenai Minho jika Juyeon tidak menariknya. Lebih tepatnya, memeluknya.

"M-Minho, maaf,"

"A-ah tidak apa-apa. Makasih Juyeon," Minho menatap Juyeon hangat, yang dibalas senyuman tampan Juyeon.

Minho pipinya memerah, sedikit terkagum dengan ketampanan Juyeon. Kemudian kembali fokus kepada permainan.

"CHAN!" Minho lari dari tribun ketika melihat Chan ternyata terluka setelah Slytherin menang. Sebuah Bludger menabraknya ketika Seeker Slytherin berhasil menangkap Golden Snitch.

-

Chan terbangun. Ia melihat sekelilingnya, dan ia ingat kalau ini adalah unit kesehatannya Hogwarts. Hospital Wing. Ia menengok ke kanan dan melihat Minho yang tertidur. Ia mencoba mengelus rambut Minho yang halus. Entah, ia sangat suka dengan rambut Minho yang menggemaskan.

"Unhh? Chan?" Minho terbangun, dan langsung memeluknya. Chan membalas pelukannya. Minho melepas pelukan itu dan menatapnya tidak suka.

"Aku kan sudah bilang buat hati-hati. Kenapa malah luka sih?!" Tanya Minho. Chan mengingat apa yang terjadi.

Flashback

Chan mencetak Goal lagi dan melihat Doyoung yang sedang mengejar Golden Snitch. Tangannya sudah dekat dengan Golden Snitch itu, Chan memilih untuk berhenti dan melihat Minho. Namun, yang ia lihat justru pemandangan Minho dan Juyeon yang saling menatap satu sama lain. Chan sedikit marah, dan tanpa sadar berjalan ke arah mereka tanpa melihat sebuah bludger yang datang dari samping.

"Tidak apa-apa Minho, aku sepertinya melamun," dan kehilangan fokus gara-gara kau dan Juyeon.

"Huh! Lain kali hati-hati pokoknya!" Jawab Minho. Chan jadi teringat surat dari Minho, kemudian menyodorkan suratnya.

"Mana hadiahku?" Minho tersenyum kemudian memberikan satu buah coklat cadburry dan sebuah alat musik.

"Ini namanya ukulele, aku diam-diam membawanya dalam koperku. Aku sudah belajar sebuah lagu yang akhir-akhir ini kudengarkan," Minho mulai memainkan ukulelenya dan bernyanyi sedikit.

"Well you done done me and you bet i felt it~
I tried to be chill but you're so hot that I melted~
I fell right through the cracks~ And now i'm trying to get back~" Chan kagum dengan Minho dan suaranya. Menurutnya, tipe suara Minho sangat unik.

"It cannot wait~ i'm youurs~" Minho menyelesaikan lagunya dan Chan memberinya tepuk tangan.

"Keren sekali! Aku mau mencoba memainkannya," Minho menyimpan kembali ukulelenya, dan hanya memberi coklat kepada Chan.

"Tunggu tanganmu sembuh dulu Chan! Baru aku akan meminjamimu!" Chan terkekeh, melirik tangannya yang patah. Mungkin Minho akan mengajarinya ukulele beberapa minggu lagi.

Incantato • Banginho Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang