"Melupakan seseorang itu
tidak semudah jatuh cinta."***
"Langit dimana?" tanya Bintang saat dia dan laki laki yang baru saja dia temui turun dari mobil.
"Ruang Bougenville nomer 4."
Dengan segera, Bintang berlari mencari ruangan itu dan akhirnya dia menemukanya. Bintang langsung mendorong pintu berwarna putih itu dan masuk, dia melihat Langit sedang terbaring dan seluruh tubuhnya tertutup oleh kain berwarna putih hal itu membuat Bintang semakin hancur, dia kembali menangis.
"Langit, jangan!!" ucap Bintang sambil menggerak gerakan tubuh Langit dan membuka kain putih yang menutupi tubuh Langit.
"Langit jangan bercanda! Gue tau lo itu cuma tidur kan."
"Lang ngga kayak gini cara mainya! Langit ihh."
"Langit." rintih Bintang sambil menangis dan memeluk tubuh Langit, air matanya terus mengalir.
"Langit, gue tungguin lo dari setahun masa balasanya kayak gini. Ini nggak adil, kalo gue bisa puter waktu. Gue ga bakal biarin lo pergi." ucap Bintang.
"Sudahlah, dia sudah tenang." ucap laki laki itu.
"Ikhlaskan saja."
"Langit, gue janji bakal sahabatan terus sama lo tapi JANGAN MATI SEKARANG." ucap Bintang masih dengan menangis.
"Langit please, gue bakal turutin semua kemauan lo, gue bakal beliin semua barang yang lo mau tapi jangan pergi."
"Langit, gue mohon."
Bintang menangis dan duduk disalah satu sofa dia menekuk lututnya dan menenggelamkan wajahnya diatas lututnya. Isakan tangisan Bintang terdengar cukup keras membuat laki laki yang datang bersama Bintang kebingungan.
Sebuah tangan mengelus puncak kepala Bintang, Bintang menghempaskan tangan itu dengan cepat. "Ga usah pegang pegang!" kesal Bintang masih menangis.
"Ini cuma prank, Bintang." balasnya membuat Bintang langsung mendongakan kepalanya didepanya ada Langit yang sedang tersenyum tanpa dosa.
"Nggak lucu." balas Bintang sambil berdiri dan menghapus air matanya. Langit mencoba memeluk Bintang namun dengan cepat Bintang menghindar.
"Ya maaf, gue cuma pengen liat reaksi lo kalo gue mati." balas Langit.
"Tau ah, lo ga asik. Gausah temuin gue lagi." balas Bintang kemudian dia pergi meninggalkan Langit namun Langit mencekal tangan Bintang.
"Eh jangan kayak gini dong bin, gue cuma bercanda, gue minta maaf." balas Langit memohon.
"Tapi bercanda lo kelewatan." balas Bintang sambil memalingkan wajahnya.
"Iya iya maaf."
"Gue ada oleh oleh buat lo." balas Langit membuat Bintang langsung menatap Langit. "Mana?" tanya Bintang.
"Maafin gue dulu." balas Langit dan Bintang langsung tersenyum kemudian menganggukan kepalanya.
"Nah gitu."
"Mana oleh olehnya?" tanya Bintang membuat Langit terkekeh geli melihat Bintang karena menurutnya Bintang sangat lucu.
"Kangen gue enggak?" tanya Langit.
"Ya jelas lah."
"Hm, masih pacaran sama Angkasa?"
"Masih dong, langgeng."
"Lo..." ucapan Langit dipotong oleh Bintang. "Lo jadi ngasih oleh oleh nggak si? Malah nanya nanya ga jelas." kesal Bintang.
"Satu lagi." ucap Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Retain (Sekuel of Angkasa)
Teen Fiction[DILARANG PLAGIAT] (Sekuel Angkasa) Mungkin mempertahankan suatu hubungan lebih sulit dari pada mendapatkanya, setelah satu tahun berlalu, hubungan Angkasa dan Bintang masih tetap pada status pacaran. Langit kembali ke Indonesia ditemani oleh Bumi...