ANGKASA pt.1

44 4 2
                                    

Pagi ini, seperti pagi biasanya, dengan kondisi selimut sudah di kolong kasur, guling sudah di bawah kepala, bahkan sampai seprai kasur pun ikut terbuka.
"PAGIIIII DEKKK BANGUN" kakak angkasa yang selalu menjadi pengganggu tidur nyenyak nya itu membangunkan nya.
"apa sih? gue udah bangun, jangan berisik" angkasa membuka selimut nya, duduk, dan berusaha mengumpulkan jiwa nya perlahan.

"dah, keluar lu sono, gue mau mandi"
ucap angkasa sebal.
kakak nya pun pergi sambil melemparkan barang-barang angkasa.
sesuatu pun terjatuh.
kotak kecil yang diberi pita dan bertuliskan
"dari wanda, semoga angkasa senang."
ya, wanda, pacar angkasa. Seluruh seisi sekolah pun tahu bahwa angkasa dan wanda adalah sepasang kekasih, namun, tidak sedikit juga yang tidak suka kepadanya. mereka ber anggapan bahwa wanda mengubah segalanya dari angkasa.
"hahah, hai wan, aku seneng, dan kangen, udah tiga hari ini libur. telfon dulu kali ya?" gumam angkasa.

telepon tersambung.
--------------------------------
"selamat pagi wan, maaf baru sempet telpon kamu, gimana kabarnya?" kata angkasa dengan sejuta kerinduannya.
"pagi, iya gapapa, baik, kenapa sih? tumben hahaha" jawab wanda senang.
"aku belom mandi wan, mandi dulu deh, abis itu kamu aku jemput ya" ucap angkasa.
"gausah deh, aku berangkat sendiri aja, sekalian sama papa" ucap wanda cepat.
angkasa pun meng-iyakan perkataan wanda dan segera menutup teleponnya.
.
.
.
"parah nih anak, udah pagi begini, masih aja ngorok, heran gue" gumam kakak dari aisha chiara, jengkel.
"bangun! bangun gak lo, atau gue tinggal gue kunci, gue berangkat sama papa mama" ucap kakak nya lantang.
"hah? apaan? bola ubi nya udah mateng? mana sini, bawain dong kak" ucap chia sambil mengigau.
"ubi ubi mata lo, udah cepetan mandi chiiiii, gue udah telat gara gara lo" ucap kakak nya yang sudah sangat sebal dan pasrah.
chia hanya mengangguk dan segera pergi mandi, lalu segera berangkat ke sekolah.
.
"chiaaa, tau gak? tadi pacar lo nyariin ke kelas, katanya penting, muka nya bengis banget, kita semua takut."
lapor anya, sahabat chia sejak masuk SMA dulu.
"ck, capek gue sama dia, bener-bener egois, gak ngerti harus gimana lagi nya." ucap chia lelah, pagi-pagi begini dia harus siap kena omelan pacar nya, kelvian, sangat kasar dan pemarah.

"lo, ikut gue, dan lo, tetep disini." ucap pria berparas putih dan tinggi, serta mata nya yang sinis, membuat semua orang segan. Kelvian.
"ck, lepasin, ngapain lo narik-narik gue? ada masalah apa lagi?" ucap chia.
"kenapa lo kemaren gak nelfon gue hah? lo punya pacar baru? iya? hahaha, berani ya lo sama gue, lo lupa siapa gue?" ucap kelvian cepat.
"maaf ya, gue udah beneran muak sama lo. kita udahan aja. malu punya cowok kayak lo" ucap chia.
"malu? hahaha, gue lebih malu punya cewek gak tau diri." ucap kelvian.
"dasar gila." gumam chia sambil berjalan meninggalkan kelvian.
"gila? hahaha, gila?" ucap kelvian keras.
PLAK
satu tamparan keras datang di pipi chia, memerah, dan semakin perih, chia memang kuat, tapi ini terlalu sakit, chia memilih untuk tetap tenang.
"see? lo emang udah gila, kasian, gak laku. segitu cinta nya lo sama gue vi?" ucal chia pedas.
PLAK
lagi, kanan, dan kiri. Chia hampir terjatuh, sungguh, merah dan panas sekali rasanya. Chia memilih untuk pergi dari sana sebelum emosi kelvian semakin menjadi jadi.
Chia menangis, ia tidak tahu harus berbuat apa, masih sakit sekali rasanya.
Chia sampai di kelasnya, beruntung, dia tidak sekelas dengan mantan pacar nya itu.
"chi? lo kenapa? kok bengap matanya? eh pipi lo juga merah, chi lo kenapa?" tanya simo kepada chia.
"eh? sim, hehe gapapa kok, tadi digigit nyamuk hehehe" bohong chia.
"masa sih? eh, ang, sini deh, ini digigit nyamuk bukan?" panggil simo kepada angkasa, angkasa pun datang menghampirinya.
"apaan nih, bukan lah, masa iya gatel pas banget semuka." jawab angkasa tenang.
"lo abis ditampar ya?" tanya angkasa kepada chia.
DEG.
"ditampar? ya enggak lah, sama siapa lagi, udah ah, ngaco lo berdua." jawab chia gugup.
Angkasa masih yakin kalau itu adalah bekas tamparan, mata nya juga bengap.
Simo, teman les nya yang ternyata satu sekolah, sejak dulu sudah dekat dengan angkasa.

"ang, gue gak yakin itu digigit nyamuk, bisa aja kan dia ditampar pacarnya lagi" ucap simo asal.
"pacarnya? ditampar? yakali." jawab angkasa.
“pacar nya kan kelvian, lo ansos banget sih, terlalu bucin sama wanda, jadi gak merhatiin keadaan sekitar, padahal kita sekelas.” ucap simo malas.
angkasa tidak mendengar apa yang dikatakan simo, karena sedang menyambut wanda yang baru saja datang.
“gak tau diri.” gumam simo pelan.
simo cukup kesal melihat wanda dan angkasa bersama, angkasa menjadi sedikit lupa kepada temannya. beruntung, simo selalu bertemu angkasa setiap hari.
-
udahan dulu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 12, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ANGKASAWhere stories live. Discover now