Gaara menatap gadis indigo disampingnya, berbalut kemeja miliknya sampai menutupi pahanya. Gaara masih mengingat akan kegiatan beberapa jam lalu.
Sekarang Hinata resmi menjadi wanita, wanita Gaara dan dirinya tidak akan melepaskannya . Mengikat Hinata dan berjanji akan menuruti keinginan dari wanita tercintanya.
Gaara tersenyum memasuki apartemen miliknya bersama Hinata yang masih tertidur di gendongannya. Bersiul senang meski masih terlalu pagi.
Perlahan Gaara membaringkan Hinata di ranjang apartemen miliknya. Mengecup dahi sang Hime lembut. Membelai pipi gembil kesukaannya. Gaara tersenyum-senyum sendiri. Mungkin Gaara akan merubah sifat cuek dan tidak perdulinya.
"Hei cantik, aku takkan melepaskannya". Gaara berdiri keluar kamar memasak beberapa makanan untuk wanitanya sepertinya diperlukan.
.
.
.Mengerjap pelan, Hinata memperoleh kesadarannya. Aroma maskulin menyapa Indra penciumannya, gadis bermahkota indigo itu menyesuaikan penglihatannya. Hinata sedikit asing dengan kamar bernuansa hitam terlebih hiasan dinding dipenuhi foto-foto dirinya. Satu fokusnya foto dirinya bersama Gaara memarkan cincin tunangan terpajang paling besar diantara foto-foto kecil lainnya. Hinata tidak yakin jika ini adalah apartemen Gaara, namun Hinata belum pernah memasuki kamar mantan kekasihnya. Hinata sebal mengingat Gaara tidak memperbolehkannya masuk barang sebentar saja.
Hinata berusaha bangun namun perih dan sakit diselimuti tubuhnya. Sedikit meringis Hinata meraih pinggiran ranjang. Perlahan bangun menurunkan kedua kakinya, berjalan sedikit tertatih. Hinata meraba dinding dan memperhatikan berbagai potret dirinya.
Hinata cukup terkejut melihat dirinya mengenakan seragam Junior High School berada di gerbang, berjalan bersama teman-temannya bahkan saat dirinya memanyunkan mulutnya sebal. Semua momen dirinya diabadikan oleh seorang Gaara. Hinata berjalan tertatih mengambil sebuah album berjudul "my love". Hinata membukanya. Lembar pertama dirinya lulus JHS, hingga potret dirinya secara candid berbagai pose yang dirinya tidak sadar. Selanjutnya foto dirinya tunangan bahkan saat sedang berciuman pertama kalinya. Pipi gadis berambut indigo tersebut memerah malu, ternyata Gaara mengabadikan setiap momen kebersamaan.
Sampai pada lembar yang membuat Hinata tercengang, sebuah foto tanaman Bunga Anggrek. Hinata ingat bunga tersebut sebagai tugas pertanian. Hinata membaca keterangan di bawahnya.
"Ini bunga Hinata ".
"Ini aku yang menanam".
Hinata sekarang ingat bunga miliknya tidak tumbuh sempurna namun seminggu ditinggal olehnya menjadi sangat subur dan sempurna. Jadi Gaara diam-diam mengganti dengan Anggrek miliknya.
Hinata membuka lembar berikutnya. Potret Gaara sedang diam-diam membantu mengerjakan tugas kerajinan. Hinata berfikir sejenak ternyata bukan Neji yang membantu justru Gaara yang membuatnya . Jadi selama ini Gaara selalu ada untuknya. Hinata menunduk lesu, lalu kenapa Gaara sering lupa dari janji temunya. Hinata cemberut sendiri mengingat momen ingat janji si setan merah itu.
Pintu terbuka menampilkan Gaara dengan nampan berisi omlate dan segelas jus semangka. Pria itu tersenyum setelah meletakkan nampan di atas meja dekat ranjang.
"Kau sudah bangun". Gaara mengalihkan perhatian pada album yang dibuka oleh Hinata.
"Kau sudah melihatnya". Gaara mendekatkan kepalanya di bahu gadisnya. "Maaf kalau dulu aku banyak salah". Ungkap Gaara jujur.
Hinata menunduk merasa sedikit kesal. Gaara mengerti, mengangkat dagu gadisnya dan menatap kedua manik indah Hinata.
"Setelah Skripsi berakhir ,aku harus membantu perusahaan ayah yang bermasalah. Perusaahan Sabaku pusat mengalami kekagagalan produksi dan aku harus menyelesaikannya, kau tahu jika itu gagal maka ratusan karyawan Sabaku akan menganggur , kau bisa menebak mungkin kami akan bangkrut, waktu dan segalanya ku curahkan demi membangun kembali, terlebih nilai saham Sabaku menurun drastis, kekacauan terjadi, Aku meminta bantuan Neji dan Sasuke makanya aku jarang menemuimu". Pengajuan panjang Hinata membuat gadis itu semakin bersalah.
"Maaf ya Hinata, kamu jadi kecewa padaku". Tambah Gaara lagi.
Hinata mengangguk namun sedetik kemudian Gaara menerima sebuah pelukan hangat yang teramat Gaara rindukan. Gaara beberapa kali mendengar Hinata mengucap maaf berulang kali. Hinata tersenyum karena kesalahpahamannya terselesaikan dengan baik. "Lalu Hinata,Kenapa kau berselingkuh". Gaara penasaran.
"EH". Hinata mengerjap maniknya pelan. Hinata tersenyum canggung. "Sebenarnya ini ide Neji-nisaan dan Sasuke-nisaan ". Hinata memandang Gaara takut-takut. "aku ingin mendengar Gaara-kun mengucap kata cinta padaku, dan mereka mengusulkan ide ini, ditambah Sai-nisan saudara sepupuku dari ibu baru tiba dari Korea, jadi rencana yang mulus". Hinata tersenyum ceria sedangkan Gaara cengo sendiri.
"Jadi kalian semua menipuku". Ujar Gaara pelan. Hinata mengangguk senang sementara Gaara terlihat merengut.
TBC