Divan begitu kaget saat mendapati shower menyala dengan posisi Angel yang ada dibawahnya. Dengan keadaan Angel yang masih berpakaian lengkap.
"Apa yang kau lakukan?" Divan berjalan menuju Angel dan memajukan tangannya untuk mematikan keran shower dibelakang tubuh Angel.
"Itu benda apa? Kenapa bisa mengeluarkan air?" Angel bertanya kepada Divan sambil menunjuk kearah benda yang berada di atasnya.
"Itu namanya shower. Untuk mengeluarkan air, kamu hanya perlu memutar keran ini." Divan mempraktekan cara menghidupkan dan kemudian mematikannya. Dengan sabar Divan menjelaskan setiap kegunaan yang ada di dalam kamar mandi itu. Mulai dari bathup, wastafel, hingga cermin pun dijelaskan oleh Divan. Sedangkan Angel mengikuti dibelakangnya.
"Kalau tombol ini untuk apa?" Angel menunjuk kearah kotak yang ada di dekat shower tadi. Divan menghampiri Angel dan berdiri dihadapannya untuk menekan tombol itu.
"Ini untuk memanaskan air jika kamu ingin mandi dengan air hangat, kamu tinggal tekan tombol ini dan kemudian memutar kerannya."
"Kalau yang ini?" Angel memajukan badannya dibelakang tubuh Divan untuk menyentuh tombol disamping tombol yang ditekan Divan, sehingga membuat wajahnya berada tepat disamping wajah Divan. Saat Angel melakukan itu, bertepatan pula dengan Divan yang ingin menoleh kearah Angel.
"Yang_" ucapan Divan terputus, saat bibirnya tanpa sengaja bersentuhan dengan bibir Angel saat dia ingin menoleh kearahnya. Dia baru sadar jika wajah Angel sudah ada di samping wajahnya.
Kejadian itu begitu tiba - tiba dan mengakibatkan keduanya mematung seketika, Angel yang pertama kali merasakan ciuman itu menjatuhkan tangannya yang menggantung diatas. Sedangkan Divan mengalihkan tubuhnya hingga berhadapan dengan Angel.
Deg deg..
Suara jantung keduanya berpacu dengan cepat seolah saling bersautan. Divan semakin mendekatkan wajahnya kearah Angel. Sedangkan Angel menatap polos kearah wajah Divan yang bergerak mendekatinya. Tinggal beberapa inchi lagi bibirnya akan bersentuhan dengan bibir Angel. Tetapi tiba - tiba terdengar teriakan mamanya dari luar kamar.
"Angel, baja gantinya mama taruh di atas tempat tidur yah." Teriakan mamanya sontak mengurungkan niat Divan untuk mencium bibir Angel. Dengan gerakan canggung, Divan menjauhkan wajahnya.
"Divan..." Angel memanggil Divan dengan panggilan yang sering digunakan mamanya, tidak menggunakan panggilan "Aldi" yang dikatakan Divan saat menyebutkan namanya dulu.
Mendengar Angel yang memanggilnya saat Divan ingin berjalan keluar kamar mandi, membuat Divan menolehkan kepalanya kearah Angel.
"Sepertinya Angel sakit dada. Dada Angel seperti dipukul - pukul. Detakannya cepat sekali." Jelas Angel sambil memegang dadanya dengan kepalan tangan. Lalu kemudian memukul - mukulnya sedikit saat menjelaskan apa yang dibingungkan Angel terhadap dirinya sendiri.
Mendengar apa yang dijelaskan Angel, membuat Divan mengalihkan wajahnya dan tertawa kecil. Tidak hanya Angel yang merasakan itu, Divan pun merasakan hal yang sama saat bibirnya tanpa sengaja menyentuh sudut bibir Angel.
"Ekhem... Nanti kita bawa kerumah sakit untuk memeriksakan dadamu." Divan membalas kebingungan Angel dengan lelucon. Tapi sayangnya Angel menganggapnya serius.
"Rumah sakit? Apa itu?"
"Rumah dimana orang yang sedang sakit berkumpul. Saat kamu sudah masuk rumah ini, kamu akan menjadi sembuh." Divan menjelaskan dengan bahasa yang dapat dimengerti anak kecil.
"Baiklah, nanti aku ingin ke rumah sakit." Angel menganggukkan usulan Divan yang sebenarnya tidak serius. Membuat Divan tertawa terbahak - bahak.
"Sudahlah, kamu cepatlah mandi." Dengan sedikit kesusahan akhirnya Divan bisa mengendalikan tawanya. Lalu berjalan keluar dari kamar mandi.
***
Setelah Angel membersihkan dirinya di kamar mandi. Dia sekarang tengah mencoba baju yang telah disediakan Mamanya Divan untuknya. Dia begitu bingung saat melihat baju itu terdiri dari celana jeans dan baju kaos. Sepertinya dia kebingungan dengan cara memakai baju itu, karena selama ini Angel selalu memakai baju terusan seperti dress yang dipakainya saat pertama kali bertemu Divan. Tak pernah ia melihat pakaian seperti ini.
Dengan kemampuan otam yang pas pasan, Angel melihat kearah celana jeans itu yang memiliki bentuk seperti kedua kakinya.
"Pasti ini untuk kaki." Angel memasukan satu persatu lubang yang ada dengan kakinya sampai sebatas pangkal pahanya.
"Wah ternyata benar." Lalu selanjutnya Angel beralih ke kaos yang ada di samping celana tadi, lalu memakainya dengan cepat.
"Sudah siap!" Angel berjalan keluar kamarnya dengan susah payah, sepertinya ada yang salah dengan cara memakainya.
Benar saja, saat Angel sudah sampai dihadapan mama dan Divan yang telah menunggunya, mereka malah tertawa terbahak - bahak melihat penampilan Angel. Bahkan Divan menutup wajahnya dengan sebelah tangan saat melihat bagaimana Angel memakai celana jeansnya.
"Ada apa mama? Divan?" Angel bertanya dengan polos kepada kedua orang itu.
"Apa kamu tidak susah berjalan dengan baju seperti itu angel?" Dengan susah payah mamanya Divan menghentikan tawanya.
"Iya sedikit." Angel menjawab dengan menatap kearah kakinya yang tertutup.
"Sini ikut mama, mama ajarin cara memakainya." Mama Divan membawa Angel kembali ke dalam kamar.
Bagaimana tidak susah berjalan, Angel memakai celana jeansnya dengan cara terbalik. Bagian celana yang seharusnya untuk pantat, malah ditaruh di ujung kakinya. Sedangkan ujung kakinya dipakai sampai sebatas pangkal pahanya, sehingga menampilkan celana dalamnya yang tidak tertutup apapun. Pantas saja Divan menutup matanya dengan tangan saat melihat penampilan Angel.
Tak hanya cara memakai celananya, Angel juga salah dalam memakai kaosnya. Dia memakainya dengan cara terbalik, sehingga merk kaos berada di dadanya.
"Sayang, cara memakai celana tidak seperti ini, tetapi kamu harus memasukan terlebih dahulu kedua kakimu dari bagian celana yang lebih lebar." Mama Divan dengan pelan menjelaskan kepada Angel, sambil membantu Angel melepaskan celana jeans nya.
"Lalu, bagian yang bisa dibuka tutup ini posisinya ada di depan." Mama Divan menaik turunkan resleting yang ada di celana tersebut.
"Coba kamu pakai."
Angel menerapkan apa yang dikatakan Mama Divan, dan akhirnya masuklah celana itu dengan mulus ke pantat sampai pergelangan kakinya.
"Gimana? Sekarang enakkan dibuat jalan?" Angel mengangguk mengiyakan.
"Lalu untuk kaos, kamu harus lihat bagian ini. Ini adalah merk kaos, dan letaknya selalu di belakang." Mama Divan memegang kain kecil di dalam kaos yang dipakai Angel sambil membantu Angel melepaskan kaosnya. Lalu memakai kaosnya kembali dengan benar.
"Nah selesai. Kamu sudah siap." Mama Divan berkata dengan bangga untuk membesarkan hati Angel. Benar saja, Angel langsung tersenyum bangga atas pencapaian dirinya.
"Setelah kamu dibantu oleh seseorang, kamu harus mengucapkan terima kasih. Dan saat kamu melakukan kesalahan, kamu harus mengucapkan maaf. Lalu saat kamu menginginkan sesuatu, jangan lupa mengatakan kata Tolong" Mama Divan mendidik Angel layaknya mendidik anak kecil.
"Terima Kasih Mama."
"Yaudah kita pergi belanja yuk." Mama Divan memegang pergelangan Angel untuk dibawanya berbelanja kebutuhan sehari - hari Angel nantinya.
To Be Continue...
Sabar banget yah Divan dan Mamanya .. kalau Author yang diposisi mereka gk bisa sabar mah wkwkwkkw...
Komentar dong tentang part ini hrhehehe...
Tap vote juga yahh jangan lupa.
Lia
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl of Forest
RandomAldivan Ferano Whibley, seorang CEO dengan segala kemegahan yang dimilikinya serta tampilan fisik yang begitu mampu memikat hati para gadis yang berpapasan dengannya, memimpin sebuah perusahaan besar dengan segala sifat tegas dan profesionalnya itu...