26

2.4K 425 81
                                    

Aku double update nih mumpung lagi mood ngetik. Masa kalian pelit vote dan comment sih wkwkw

•••

Bintang tidak tinggal diam, dia harus mencari keberadaan Ayu, dia harus bertanggung jawab atas Yuda karena pria itu adalah suaminya, biarkan Ayu yang mengurusi Yuda bukan Liana karena semenjak ketukan palu setahun lalu Liana dan Ayu sudah tidak memiliki hubungan apa-apa, jadi buat apa Liana harus repot-repot urusi laki-laki yang telah meninggalkannya.

Saat ini Bintang sudah ada di rumahnya Senja, dia berharap gadis itu dapat membantunya.

"Nanti gue coba tanya papa di mana Kia."

"Papa kamu? Om Wisnu kok bisa tahu?"

"Selama ini papa masih kirim duit buat Kia, jadi mereka masih berkomunikasi."

Bintang semakin tidak mengerti. "Maksudnya apa?"

"Lo nggak tahu kalau Kia itu anaknya papa? Anak di luar pernikahannya sama tante Ayu dulu."

Bintang baru tahu tentang fakta itu karena selama in tidak ada yang cerita kepadanya, jelas saja Ayu merebut Yuda dari Liana ternyata dia sudah ada jiwa pengganggu rumah tangga orang dari dulu.

"Tapi untungnya papa lo lebih milih keluarganya daripada wanita lain."

"Memang udah jalannya seperti itu, Ntang. Lo nggak boleh benci sama ayah lo apapun yang terjadi."

Sulit bagi Bintang untuk memaafkan Yuda, karena duri yang dia tanam sudah tertancap begitu dalam tanpa tahu kapan akan tercabut.

"Ntang, gue mau jenguk bokap lo sebelum balik ke Bandung."

"Oke, yuk."

•••

Saat ini mereka sudah sampai di ruangannya Yuda, terlihat Liana yang kelelahan karena menjaga Yuda dari semalam, sementara Tari dan Bintang pulang ke rumah.

"Mi, pulang aja, biar Bintang sama Senja yang nemenin dia." Entah kapan Bintang akan memanggil Yuda dengan sebutan papi lagi.

"Iya, Tan. Biar kami aja yang jagain om Yuda." Senja menambahi.

Akhirnya Liana beranjak dari sofa. "Yaudah, Mami pulang. Kalau ada apa-apa langsung hubungi Mami."

Sebelum keluar ruangan dia berpamitan dulu kepada mantan suaminya itu, kemudian bergegas pulang.

Bintang menoleh ke arah Yuda yang sedang menatapnya, tapi laki-laki itu hanya menatap datar sang ayah, saat ini egonya lebih tinggi daripada rasa rindunya kepada Yuda.

"Hai, Om. Ini Senja bawain buah buat Om," ujar Senja langsung meletakkan parcel buah di atas meja samping ranjangnya. "Kenalin, nama aku Senja, temannya Bintang. Sebelumnya kita belum pernah ketemu ya, Om." Senja begitu ramah, membuat Yuda ikut tersenyum saat melihat senyuman yang terbit di bibir Senja.

Yuda kembali menatap Bintang, dia bisa melihat raut kemarahan sangat tercetak jelas di wajah putranya itu, Yuda paham kesalahan yang dia lakukan pada saat itu memang sulit termaafkan.

"Bintang ...," panggil Yuda dengan suara lemahnya.

Bintang masih bergeming di tempatnya, beberapa detik tidak ada juga perubahan akhirnya Senja memberi isyarat kepada Bintang agar mendekat ke arah Yuda.

Mau tidak mau akhirnya Bintang maju beberapa langkah.

"Maafin Papi."

Dua kata yang terucap di bibir Yuda tidak mampu meluluhkan hati Bintang agar menjawab ucapannya.

"Maafin Papi karena sudah meninggalkan kalian demi wanita lain."

Bintang memasukkan tangan kanannya ke saku celana. "Penyesalan selalu datang di akhir," ujarnya datar.

"Maafin Papi, Bintang. Maaf untuk semua kesalahan yang udah Papi lakukan."

Bintang tidak menjawab permintamaafan Yuda, dia malah berbalik dan keluar dari ruangan itu, rasanya sangat sulit untuk memaafkan kesalahan yang telah Yuda perbuat. Melihat Liana sakit hati, melihat Mentari tumbuh jadi anak broken home di usianya yang masih kecil membuat Bintang sulit untuk memaafkan Yuda.

"Ntang ... " Senja menghampiri Bintang. "Emang sulit memaafkan kesalahan seseorang, apalagi untuk kesalahan yang besar, tapi nggak ada salahnya coba buka hati lo untuk berdamai sama masa lalu. Seburuk apapun masa lalu lo jadikan itu pembelajaran terbaik buat masa depan agar jauh lebih baik."

Bintang hanya mendengarkan tanpa berkomentar sepatah kata pun.

"Kayak gue, lo pernah sakiti gue tapi gue fine-fine aja, karena gue anggap rasa sakit yang lo kasih dulu adalah bentuk pembelajaran agar gue jadi manusia yang lebih ikhlas, sabar, dan lebih dewasa lagi dalam menyikapi segala sesuatu."

Bintang memejamkan matanya sejenak. "Lalu apa yang harus gue lakuin?"

"Berdamai dengan ayah lo."

Bintang tak menanggapi ucapan Senja.

"Sekarang ayah lo lagi sakit, jangan sampai lo menyesal kalau nanti dia pergi sebelum kalian baikan."

Ucapan Senja sangat menohok, dia benar karena kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput, jadi sebelum terlambat lebih baik saling memaafkan agar tidak terjadi penyesalan di akhir.

"Iya."

Bintang langsung masuk kembali ke ruangan Yuda, hal itu membuat Senja tersenyum senang, usahanya untuk meluluhkan hati laki-laki itu ternyata tidak sia-sia.

Akhirnya Senja pun ikut masuk.

"Papi ... " Setelah setahun Bintang tidak pernah memanggil Yuda dengan sebutan itu, akhirnya kembali terucap.

"Kamu maafin Papi?" tanya Yuda dengan air mata yang tak sengaja menetes.

Bintang mengangguk. "Seenggaknya sekarang kita udah berdamai."

"Makasih, Nak."

"Terima kasihnya ke calon menantu Papi karena dia yang udah nasihatin aku."

"Calon menantu? Siapa?"

Bintang merangkul posesif gadis yang di sebelahnya. "Ini, Pi. Namanya Senjara Revania."

Senja melotot. "Enak aja!" Lalu melepas tangan Bintang dari pundaknya.

Yuda tersenyum tipis. "Senja, ayo mendekat. Om mau ngomong."

Senja pun langsung mengikuti perintah Yuda. "Senja, tuntun Bintang kalau dia salah, dia anaknya sedikit keras, omeli dia kalau dia nakal. Om titip Bintang sama kamu. Om yakin kamu gadis yang baik untuk Bintang."

Senja tidak tahu harus menjawab apa, tidak mungkin dia menolak permintaan dari seseorang yang lagi sakit, bisa jadi ini permintaan terakhirnya. Akhirnya Senja hanya mengangguk.

"Om harap kalian bisa menjaga cinta kalian sampai ke pelaminan, sampai kalian menua bersama."

Lagi-lagi Senja hanya mengangguk.

"Bintang, sini Papi mau ngomong."

Bintang pun maju ke arah Yuda. "Ada apa, Pi?"

"Kamu jangan seperti Papi yang menyia-nyiakan wanita baik. Jaga Senja, jangan sakiti dia. Buat dia bahagia selalu, sayangi dan cintai dia dengan tulus."

Bintang mengangguk. "Siap, Pi. Doain biar Senja nikah sama Bintang ya, Pi."

"Aamiin."

Siapa juga yang mau nikah sama lo, Bintang Takeshi.

•••

Nah lho, aku beri satu pertanyaan. Menurut kalian apakah Senja akan kembali dengan Bintang?

Untuk Senja ✔ (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang