Two Side -Makan

8 0 0
                                    

FYI : Kalau dijudulnya pakai angka contohnya 'TwoSide -01" artinya masa-masa skrng, maksudnya disaat Adrian udah besar. Kalau judulnya "TwoSide -MasaLalu- berarti itu menceritakan flashback"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

-Adrian~POV-

Aku telat.

Aku langsung menyelesaikan pekerjaan ku. Mencuci piring dengan cepat.

Kalau aku sampai telat, maka aku tidak dapat makan.

Aku harus makan sesuatu untuk mengisi perut ku.

Aku mendengar suara langkah kaki. Paman atau Bibi. Entah aku tidak tau.

"Mengapa kau ini lama sekali?" teriaknya sambil menarik telinga ku.

"Ini sudah selesai. Hanya dua piring lagi" aku berkata dengan ketakutan.

Aku merasa sakit saat telinga ku di tarik dengan kencang. Tapi aku tak mau berteriak.

Aku tidak mau terlihat lemah di depan siapapun.

"Aku sudah memberi mu waktu lima belas menit. Kenapa kau ini lama sekali?"

Bibi berteriak kembali. Dan kali ini dia melepaskan tangannya dari telinga ku.

Aku tidak membalas perkataannya. Takut-takut aku mendapatkan pukulan darinya.

Tapi tetap saja. Dia tetap memukul ku. Bukan pukulan diwajah. Tapi di kedua tangan ku. Mungkin aku rasa tangan ku memerah. Mungkin saja juga memar.

Aku menunjukan sikap ketakutan, sambil terus-menerus mengangguk.

Setelah puas untuk memarahi dan memukul ku dia berlalu dari hadapan ku.

Aku mulai membencinya saat ini. Awalnya aku tidak membencinya. Namun kini aku sangat-sangat membencinya.

Pantas saja Nathan dan Emily tidak dikarunia anak.

Mulai detik ini dan seterusnya, aku tidak ingin untuk menyebutnya paman dan bibi ku.

Hanya ada satu paman dan bibi yang kupunya saat ini.

Paman James dan Bibi Olin.

Selebihnya tidak ada.

Mereka sangat menyayangi dan mencintai ku.

Dan aku pun menyayangi mereka setelah keluarga ku.

Aku melanjutkan pekerjaan mencuci piring ku. Dan berjalan dengan perlahan ke arah bibi.

"Aku sudah menyelesaikan pekerjaan ku. Aku lapar. Aku ingin makan" seruku dengan takut.

"Makan ya? Baiklah kau tunggu disini" dia berdiri dan berlalu dari hadapan ku.

Aku rasa kali ini Emily sedikit bersikap baik kepada ku. Biasanya jika aku ingin makan, dia selalu membentak ku.

"Makanlah..." dia kembali dengan membawa piring.

Aku senang di dalam hati.

Tapi saat aku melihatnya, aku kembali membencinya.

Dia memberi ku makanan dari sampah. Bahkan lebih layak disebut makanan Riley. Anjing milik paman ku.

"Makanlah. Jika kau membuangnya, aku tidak akan memberi mu makan lagi..."

Ancamannya membuat ku takut.

Dengan perasaan menangis dan ingin muntah aku tetap makan.

Rasanya sangat bau dan busuk.

Sebenarnya aku ingin membuangnya langsung, tapi Emily menatapku dengan tatapan tersenyum bahagia.

Seolah dia sangat senang aku menderita.

Entah aku pun tidak tau aku telah berbuat apa kepadanya.

Seandainya tempat tinggal bibi Olin tidak jauh, mungkin aku sudah pergi melarikan diri.

Aku membenci kalian.

"Kenapa kau diam saja?"
"Cepat dihabiskan..." perintahnya. Sungguh aku ingin sekali pergi dari hadapannya.

"Aku tidak mau makan. Makanan ini sangat bau..." Aku menangis sambil menjauhkan piringnya dari hadapan ku.

"Kau harus mau makan makanan yang aku berikan. Apa kau tidak pernah diajari hidup sederhana oleh orang tua mu?"

Aku benci dia menyebut orang tua ku dengan remeh.

Aku berjanji suatu saat akan membalas semua perbuatan mereka terhadap ku.

Aku bersumpah.

Aku hanya diam saja dengan menahan rasa amarah.

Emily mengambil piring ku dan dia mengambil makanan itu menggunakan tangannya dan langsung memasukannya dengan paksa ke dalam mulut ku.

Aku memuntahkannya dan lagi-lagi dia mengambilnya kembali.

Aku memuntahkannya dan terus berulang-ulang.

Dia menampar wajahku dan kembali memasukannya.

Hingga akhirnya aku harus rela memakan makanan itu.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Two Side (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang