❓° 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘

1.4K 239 31
                                    

Pagi - pagi sekali yohan mendapat sebuah panggilan yang mengganggu tidurnya. Setelah melihat namanya di layar ponsel, yohan langsung mematikan daya di ponselnya dan kembali tidur lagi.

"ck, mengganggu saja."

tok! tok!! tok!!

"nak, yohan..ada telfon sayang!"

Yohan melirik ke arah pintu, lalu setelahnya dia berjalan gontai membukakan pintu untuk ibunya.

"ck, mau apalagi sih wanita itu??" si manis mengusak kasar surai hitamnya.

"pagi, bu"

"pagi anak ibu yang manis! Ini ada telfon dari somi, dia bilang nomormu tidak aktif tadi"

"memang sengaja aku tidak aktifkan. Yohan malas mendengar suaranya"

Ibu yohan terkekeh, lalu menyerahkan telpon pintarnya pada yohan. "bicaralah sebentar, kasihan, dia juga sedang hamil. Dia khawatir dengan mu, jangan membuat beban pikiran padanya."

Mau tidak mau. Suka tidak suka. Malas atau tidak pun yohan terpaksa menempelkan benda pipih pintar itu ke telinganya.

"halo?"

"yohan! Kamu pulang kerumah orang tua mu kok tidak bilang - bilang sih?! Aku khawatir tahu! Aku sampai tidak tidur karena menunggu kamu pulang..."

'bullshit semua bullshit -_-*' -inner yohan.

"maaf."

"kok cuma maaf sih?!!"

"terus maunya apa?"

"pulang dan peluk aku! Aku ingin tidur dan dipeluk kamu~"

"minta saja pada daniel. Bukannya dia ada di sampingmu? Sudah, aku tutup ya, aku sibuk tidak bisa pulang sekarang."

Khawatir apanya. Pihak apartemen saja tadi malam menghubungi yohan kalau ada seorang laki - laki yang masuk ke kamarnya, lalu mendapat laporan menyalakan musik keras - keras, suara tawa yang terlewat batas menembus keluar kamar, hah..yohan lelah selalu ditegur begitu kalau dia sedang tidak pulang ke rumah.

Mungkin somi kira yohan tidak tahu semua yang dia lakukan jika tidak ada yohan.

"bodoh."

Yohan memblokir nomor somi di ponsel milik ibunya setelah mengirimi satu pesan yang mungkin setelah ini akan membuat geger wanita itu. Hidupnya bukan tentang mengurus dia saja, yohan juga harus mengurus dirinya sendiri dan janinnya.

Si manis bersurai hitam itu tidak kembali tidur lagi, dia langsung pergi membersihkan diri.

Sepertinya yohan harus pergi pindah negara setelah ini, kalau tidak mau nyawa di dalam perutnya itu digugurkan. Yohan hanya punya waktu beberapa jam lagi sebelum ayahnya pulang.

Yohan menyelesaikan acara membasuh dirinya dengan cepat, lalu menggunakan pakaian yang benar - benar rapih dan menutupi perutnya yang buncit, setelah itu menghampiri ibunya di ruang tamu

"bu," panggil yohan. Ibu yohan mengalihkan fokusnya pada yohan.

"ada apa sayang? Tidak suka menu sarapannya, hmm? Mau diganti apa?"

"bukan, bu. Yohan suka kok, yohan sudah tidak begitu mual lagi."

"lalu ada apa?"

"yohan mau pergi nanti jam 9 sama hangyul."

Ibu yohan tersenyum hangat. "yasudah pergi saja. Tapi ingat, jangan pergi ke tempat - tempat yang membuatmu menjadi lelah."

"iya, bu. Yohan tahu kok. ."

𝗦𝘁𝗿𝗮𝗻𝗴𝗲𝗿「 Yuvin x Yohan 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang