6.Mimpi?

15 2 0
                                    

Malam hari tiba, kini jam telah menunjukan pukul 19.00 malam, Silvia yang sedari tadi terlelap tidur sejak ia pulang dari rumah sakit, akhirnya bangun dan membersihkan dirinya serta mengganti pakaiannya.

Disisi lain Rayen yang berada di balkon lantai 2 rumahnya itu sedang menatap bintang dan bulan dilangit, tampak indah saat dipandang.

"Huh." Rayen mendengus pelan.

"Gak nyangka yang setiap harinya kita ngobrol bareng disini, sambil ngeliatin bintang-bintang, sekarang tinggal gue sendirian yang liat bintang di langit bang:)"

Rayen terus melihat kearah langit yang penuh dengan bintang-bintang tersebut, sambil mengutarakan apa yang ingin ia utarakan.

"2 tahun lamanya Lo ninggalin gue bang, dan selama 2 tahun itu gue belum bisa nemuin cewe yang Lo maksud itu bang. Jangankan cewe yang Lo maksud itu bang namanya aja gue ga tau, kenapa Lo harus harus buat wasiat ke gue si bang. Kalo orang-orang biasa tentang harta. Kenapa Lo suruh gue jagain cewe Lo dan cintai cewe Lo sih bang, Lo tuh maksa gue bang."

"Huh." Terdengar dengusan lagi.

"Kenapa Lo suruh gue jagain dia sih bang, segitu berartinya dia buat Lo ya bang? Padahal karena dia Lo celaka, gue malah benci banget sama tuh cewe bang. Bukan malah mau ada niatan jagain."

Menatap bintang adalah kebiasaan Rayen dan Septian sejak mereka kecil dulu, kedua nya sangat menyukai bintang. Rayen yang setiap malam selalu melihat bintang di balkon kamarnya itu mereka nyaman jika dia melihat sosok bintang karena setiap melihat bintang dia selalu teringat wajah sang kakak.

"Gue kangen Lo bang" ucap Rayen pelan sambil tersenyum tipis.

....

Toktoktok..

Suara ketukan pintu dari luar kamar Silvia..

"SIL, sayang." Suara Vira dari luar pintu kamar putri kesayangannya itu.

"Iya mah? Silvia lagi pakai baju."teriaknya dari dalam.

"Oalah, yaudah kalo sudah selesai pakai bajunya, kamu ke bawah ya kita makan malam yah."

"Iya mah."

"Yaudah mamah tinggal dulu ke meja makan yah."

"Iya mah."

Vira akhirnya turun ke tangga, sedangkan Silvia dia masih sedang mengganti pakaiannya.

"Akhirnya selesai juga gue ganti pakaian, gue kebawah dulu deh."

Saat Silvia sedang ingin keluar pintu kamarnya dia tidak sengaja menyenggol buku diarynya, dan terlihat foto dirinya dengan Septian yang ikut jatuh bersama buku diarynya itu.

"Aduh, tangan gue yang luka kesenggol laci lagi."

Saat Silvia ingin mengambil buku diarynya itu, dia terlebih dahulu melihat fotonya bersama Septian yang selama ini dia simpan.

"Kak Septian." Ucapnya pelan.

"Sampai sekarang, foto ini masih aku simpan kak, aku kangen kakak dan aku masih sangat menyayangi kakak. Tapi maafkan aku kak selama 2 tahun aku yang masih bertahan mencintai kakak, tapi kini aku menyukai Orang lain kak, yaitu Rayen."

Silvia tidak pernah tau bahwa Rayen adalah adik kandung Septian, dan Rayen pun tidak pernah tau wanita yang paling dicintai oleh Septian adalah Silvia.

"Maafin Silvia kak, Silvia udah suka sama Rayen, tapi Silvia janji Silvia ga akan pernah lupain kakak." Ucap Silvia sambil tersenyum melihat foto dirinya dengan Septian.

"Rasa bersalah masih ada dalam benak saya kak."ucap Silvia sambil menaruh fotonya, dan dia langsung kebawah untuk makan malam.

Dibalikin kamar Rayen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Dan RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang