Buat teman-teman wattpad, ini bukan kali pertama aku bikin cerita. Tapi tepatnya ini karya pertama aku:v
Semoga kalian suka, nggak bosen sama jalan ceritanya karena aku tahu genre seperti ini pasti banyak yang lebih bagus diluar sana. Aku hanya mempublikasikan tulisanku yang sudah lama aku simpan, tadinya aku sedikit ragu buat di publish tapi hari ini aku publish juga hehehe:v
Jangan sungkan buat komentar kalau kalian mau komentar wkwk :v dan aku mohon bantuannya ya agar selalu support cerita ini, sampai dengan selesai 💜💜💜
Maaf kalau masih ada typo atau kesalahan tanda baca dan sebagainya.
Selamat membaca 💜💜💜
Wellcome to my story ...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~♥~
Cahaya merah dari langit sore menembus masuk dari jendela kelas. Terlihat Hana masih tinggal didalam kelas meski keadaannya sepi karena teman sekelasnya sudah meninggalkan kelas saat bel pulang berbunyi.
Hana menghela nafasnya saat matanya menatap tumpukan lembar laporan program kerja yang harus direvisi menghiasi mejanya. Dia menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya kasar, hatinya dipenuhi kebencian pada seseorang yang dia anggap sebagai sumber masalah dalam hidupnya.
"Belum pulang?" suara itu berhasil menegakkan pandangan Hana. Park Jimin berdiri diambang pintu, tampaknya lelaki ini siap untuk pulang karena waktu sudah mulai malam.
Park Jimin melangkah masuk meski Hana belum memintanya untuk masuk, lelaki itu menempatkan dirinya dihadapan Hana. Menyangga dagunya dengan tangannya sambil menatap Hana penuh iba.
"Aku baru tahu jika seorang sekretaris akan sesibuk ini" kata lelaki yang biasa disapa Jimin.
"Benar-benar menyebalkan?!" seru Hana.
"Kau bisa melanjutkannya dirumah, Han" pinta Jimin. Hana menggelengkan kepalanya "Dia sudah menunggu di ruang osis, aku harus cepat menyelesaikan ini"
"Boleh aku bantu?"
Hana mengangguk "Urutkan semuanya lalu masukan dalam map" kata Hana yang terdengar sangat frustrasi.
"Kau benar-benar mengerjakan semua ini?" tanya Jimin, matanya fokus pada isi laporan itu.
"Aku hanya merevisinya. Tapi Jim, kau tahu?" Jimin menggelangkan kepalanya.
