5 # Cemas

7 0 0
                                    

Malam ini Dira terbayang akan sosok laki-laki berjas putih yang ia lihat di rumah sakit. Tampan!!.. Ia merasa seperti mengenal orang itu. Namun Dira bingung, siapa dia?. Kemudian Dira terbayang akan sosok teman kecilnya. Ia membuka foto album yang ada di meja nakasnya. Teman lama yang sudah tak ia temui bertahun-tahun. Dira bergumam apakah ia bisa bertemu kembali dengan temannya itu. Dira tidak akan Pernah lupa dengan sosok Mikha yang sangat ia kagumi. Bagaimana tidak Mikha adalah sosok teman yang baik, penyayang dan juga pintar.

Sewaktu kecil Dira dan Mikha selalu saling membantu. Karena Mikha yang usianya lebih tua dari Dira. Dira selalu meminta bantuan kepada Mikha untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang sudah guru berikan kepadanya. Apalagi untuk pelajaran mengenai pengetahuan alam. Mikha memang anak yang sangat pintar dan selalu membanggakan.

Pernah waktu itu Mikha mendapati juara kelas di kelasnya sedangkan Dira tidak dapat. Alhasil Mikha di puji puji oleh Bunda dan juga Ayah Dira dan membuat Dira cemburu. Dira pun menjadi marah kepada Mikha karena Dira merasa dibanding-bandingkan oleh orang tuanya. Dira tidak menegur Mikha selama satu minggu.

Seketika lamunan Dira buyar ketika ia melihat foto masa kecilnya bersama Mikha yang tertempel di albu lm fotonya. Kemudian ia mendekati foto itu dan..

Benar.. 
Orang itu kak Mikha?
Apakah dia kak Mikha?
Atau.. Cuman mirip aja kali yaa!
Fikir Dira!

Fikiran Dirapun dipenuhi dengan orang yang ia rasa mungkin itu adalah Kak Mikha temannya dulu. Sampai akhirnya ia pun terlelap dan pergi ke alam mimpinya sendiri.

⏳⏳⏳

Hari ini Dira melakukan aktivitasnya seperti biasa. Ia merasa tubuhnya kembali sehat setelah istirahat beberapa hari kemarin. Hari ini Dira akan pergi ke kampus untuk melakukan kegiatan belajarnya. Bundanya juga tadi sudah berpesan untuk minum vitamin yang diberikan oleh dokter kemarin.

------
Sesampainya di kelas Dira duduk dikursinya dan kembali melanjutkan novel yang sebelumnya sudah ia baca ketika di mobil. Hari ini Dira tidak membawa mobilnya sendiri, melainkan diantar oleh mang maman supirnya itu. Karena Dosen yang bersangkutan belum hadir. Dira terus melanjutkan kegiatan membacanya dengan asik. Hobi yang sangat ia sukai dari masa kecil adalah membaca. Dengan membaca ia merasa ilmunya menjadi bertambah. Dengan membaca novel, Dira menjadi dapat menambahkan kosakata dalam bahasanya. Yang pastinya bermanfaat untuk dirinya.

Satu-persatu teman Dira bermunculan. Yang tentunya tak satupun Dira tegur. Karena asiknya ia dalam membaca. Dira hanya fokus dengan apa yang sedang ia lakukan saat ini. Ia berharap dapat menjadi orang yang telah membuat isi yang ada di dalam bukunya. Dira ingin sekali menjadi penulis handal. Baginya dengan menulis ia bisa mencurahkan semua apa yang sedang ia rasakan. Dengan menulis juga ia yakin dan percaya, bahwa apa yang ia tulis dapat menjadi nyata.

"Ra, fokus amat bacanya" tegur Arga dengan mengejutkan Dira.

"Kamu Ga, ngagetin aja. Kayak nggak ada kerjaan lain aja." jawab Dira tanpa menoleh ke Arga. Ia masih fokus dengan bacaannya.

"Aku baru nyampe kali" jawab Arga ketus.

"Oooo" jawab Dira.

"Ihssh. Ngeselin kamu Ra!" ucap Arga kesal.

"Kenapa?" tanya Dira polos pada Arga seolah-olah sepeti tak ada yang terjadi.

"Lupain" ucap Arga ketus.

Dira pun melengoskan wajahnya dan kembali fokus pada novelnya.

......

Kelas pun berakhir, kini Dira dan teman-teman sudah berada di parkiran. Matahari sangat terik menyinari seluruh penjuru kampus. Membuat orang yang berlalu lalang menutupi wajah mereka dengan tangannya masing-masing. Termasuk Dira, Dira bersama temannya berdiri dibawah terik sinar matahari. Teman-teman Dira menemani Dira untuk menunggu jemputan. Tadi Arga sudah menawari tumpangan untuk me gantar Dira, namun Dira menolak dengan alasan Man Maman yang sudah on the way menuju kampus. Dira merasa tidak enak kalau harus ikut Arga sedangkan mang Maman ia tinggalkan.

Catatan NadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang