chapter - delapan

89 21 6
                                    

if you liked this story, don't forget to click the star on the bottom left.

_________

namjoon yang masih pada mode fokus atas praduga yang tengah memenuhi ruang kepalanya langsung terkejut karena mendadak seseorang yang membuka papan pintunya tanpa mengetuk terlebih dahulu. biasanya, hanya orang yang dianggap namjoon dekat dengannya, yang boleh memasuki dorm tanpa permisi—selain, yoongi.

"yoongi-hyung..," ucap namjoon dengan nada suara memelan pun memelas, menyadari siapa yang datang. "namjoon-ah, apa yoongi telah kembali?" tanya sosoknya yang hanya menampakkan kepalanya dari ambang pintu dengan raut wajah kelewat cemas buat namjoon hanya menggeleng pelan bersamaan raut keputus asa-an yang mengiringinya.

melihat respon namjoon yang menyedihkan, hoseok memasukkan seluruh tubuhnya ke dalam ruangan lanjut menutup papan pintu perlahan dan meraih tubuh namjoon masuk kedalam dekapannya penuh prihatin seolah memahami perasaan namjoon. lelaki jung yang tengah memeluk namjoon erat melonggarkan dekapannya lantas menatap pribadi namjoon dengan memegang kedua lengan besarnya. "ah, apa kau sudah menelponnya?"

"uuhhhh," bukannya menjawab hoseok malah mendapatkan desahan erotis yang lolos begitu saja dari bibir kim namjoon buat hoseok cepat-cepat melepas genggamannya pada lengan namjoon pun bergidik geli menatapnya.

"ya! ya! me—mengapa kau berdesah seperti itu?!" tutur hoseok kelewat panik mempertanyakan seksualitas pria penuh wibawa dihadapannya. "pelukanku tadi hanya sekadar pelukan biasa, jangan kau anggap serius! apa ka—" namjoon menyela kalimatnya sebelum hoseok semakin mengutarakan kegilaan yang keluar dari mulutnya. bagaimanapun juga namjoon adalah lelaki normal yang menyukai seorang wanita.

"aigo! kau menginjak kakiku. lihat!" protes namjoon sambil mengarahkan tangannya ke arah kakinya yang terinjak. entah dosa apa yang telah diperbuat namjoon hingga dirinya dihujani serangan kontinu tanpa dirinya bersiap.

hoseok langsung cepat-cepat menyingkirkan kakinya dari atas kaki namjoon, betapa malu dirinya sudah menuduh namjoon dengan hal yang tidak-tidak. sosok hoseok menggaruk kikuk tengkuknya bersamaan senyuman jenaka terulas menpakkan deretan gigi putihnya yang tersusun rapi sebelum akhirnya raut wajahnya berubah drastis ketika menoleh ke arah kaki namjoon untuk kedua kalinya. "a—apa yang terjadi pada kakimu?" hoseok menatap miris kaki namjoon yang sudah terbungkus perban putih.

namjoon mengangkat bahunya pelan, "kau bisa lihat sendiri," ucapnya sambil mengangkat dagunya ke arah pecahan kaca berada buat hoseok menggeleng pasrah. "kau selalu saja ceroboh," sahut hoseok yang tidak habis pikir dengan namjoon lalu ia melangkahkan tungkainya melewati tubuh semampai namjoon.

"aku yang akan membersihkannya, aku khawatir kalau kau yang melakukannya bukannya selesai malah sebaliknya," ujarnya seraya berlutut mengambil satu persatu kepingan kaca dengan cekatan. begitulah watak seorang jung hoseok, ia akan bertindak layaknya seorang induk betina. hoseok adalah orang yang paling tidak bisa melihat keadaan berantakan, demikian penilaian singkat pribadi namjoon atas dirinya.

namjoon hanya duduk manis memperhatikan keahlian hoseok dalam hal bersih-bersih, sungguh itu terlihat luar biasa baginya mengetahui namjoon tidak bisa melakukannya dengan baik. memotong bawang saja namjoon tidak becus. wah, namjoon sangat beruntung memiliki teman seperti seorang jung hoseok.

hoseok menempuk telapak tangan satu dengan yang lainnya berusaha menghilangkan kotoran yang mungkin tersisa pada telapaknya dengan senyum bangga atas apa yang telah ia selesaikan yang bahkan tidak hanya membersihkan pecahan kaca, namun baju-baju namjoon yang berserakan ia taruh pada tempatnya kembali, celana dalam namjoon pun tengah terbaring nyaman pada ranjang namjoon sebelumnya. lantas duduk disamping namjoon pada tepian ranjang. hoseok menoleh ke arah namjoon dengan wajah serius berlebih, "apa kau sudah menghubunginya?" tanyanya lagi merasa pertanyaannya belum terjawab.

namjoon hanya menoleh lirih, menatap hoseok melalui ekor mata. Lantas menunduk sendu menatap ponsel pada genggamannya dan mengingat betapa menyedihkan apa yang telah terjadi pada diri namjoon, "aku belum sempat menghubunginya, karena," ujar namjoon terputus. helaan napas lolos begitu saja, "karena ponselku rusak."

hoseok menatap layar ponsel namjoon yang terlihat jelas nampak sangat rusak, namun tidak berniat bertanya mengapa karena hoseok tahu hal itu disebabkan kecerobohan namjoon, dia tidak ingin terus terdengar menyalahi kecerobohannya. "aku yang akan menghubunginya," tutur hoseok berusaha mengambil tindakan, "namun sebelumnya, apa yoongi mengatakan sesuatu kepadamu?"

namjoon yang tengah mengusap punggung tangannya langsung menoleh disertai memanggut-manggutkan kepalanya serius seolah menemukan sebuah titik terang, sedangkan hoseok menatap namjoon dengan mimik penuntutan jawaban disana.

sempat diam sejanak guna berpikir, namjoon akhirnya langsung membuka suara untuk menghancurkan keheningan yang ada. "sepertinya aku mengetahui sesuatu."

dove tattoo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang