Persiapan.

5K 633 94
                                    

.

Dengan telaten Lena mengepack barang-barang yang akan ia bawa kedalam koper. Akhirnya perusahaan yang seminggu lalu menghubunginya menerimanya dan bersedia untuk menunggu. Besok ia akan pergi berangkat ke Belanda.

Karena dari seminggu yang lalu ia memang sudah ada rencana ingin kebelanda untuk mendatangi sebuah museum sekalian melihat-lihat kota negeri Belanda yang memang terkenal dengan keartistikannya. Lena ingin mencari inspirasi.

Siapa sangka ternyata ada yang membutuhkan jasanya juga bertepatan dengan dirinya yang memang sudah berencana ingin ke Belanda. Perasaan Lena sungguh sangat senang, ini seperti Sekali melangkah dua tiga pulau terlampaui.

"Bunda, bunda beneran mau pergi ke Belanda ya..?" Tanya Alfan yang memang sedari tadi berada didalam kamar ini, duduk diatas kasur Lena sambil memperhatikan perempuan itu mengepack barangnya.

"Iya... Bunda pergi besok, kamu mau ikut?"

"Emangnya boleh Bunda!?" Tanya Alfan antusias, ia pun turun dari kasur lalu mendekati Lena.

Kalau dipikir-pikir, sepertinya tujuan Lena sebenarnya kesana hanya ingin berjalan-jalan mengelilingi kota. Urusan pekerjaannya dengan perusahaan Sirien Corp juga belum ketahap inti, Lena hanya datang untuk melihat bentuk perusahaannya terlebih dahulu.

Sepertinya tak masalah jika Alfan ikut bersamanya. Setidaknya Alfan bisa menemaninya, jadi ia tidak merasa terlalu kesepian. Alfan juga bukan anak yang susah diatur. Apalagi dengan dirinya, Alfan sangat penurut. Jadi tidak akan merepotkan.

"Hhmm... Boleh aja kalo Alfan mau." Ucap Lena.

Alfan yang berada disebelah Lena meloncat kegirangan. Dia merasa sangat senang karena bisa ikut jalan-jalan bersama Lena.

Sebenarnya, alasan Alfan sangat dekat dengan Lena adalah karena memang sedari anak itu kecil lebih sering bersama Lena ketimbang orang tuanya. Ingat kan, alasan bagaimana Hangyul bisa bersama Vanya?

Karena kejadian itu mereka jadi menikah karena terpaksa tanpa didasari rasa Cinta, apalagi notabennya saat itu Hangyul masih menyukai Lena. Hangyul merasa bersalah sekaligus marah dengan takdir.

Memang saat awal Alfan lahir Hangyul memperhatikan istrinya, tapi saat anaknya itu sudah mulai berumur 1 tahun mereka sering bertengkar hanya karena alasan atau masalah yang menurut Lena sangat sepele.

Tapi lebaynya Hangyul, orang itu sampe nggak pulang kerumah, Vanya nya juga sibuk nangis mulu. Akhirnya Lena yang selalu menjaga dan mengajak main Alfan. Jadilah Alfan lebih dekat padanya ketimbang ibunya sendiri.

Namun Alfan tetap menyayangi Vanya, Vanya juga sangat mencintai Alfan walaupun Alfan lebih dekat dengannya.

"Oke! Tapi nanti Alfan tanya dulu sama papah, boleh ikut Bunda atau enggak." Ucap anak itu dengan tampang berubah memelas, takut papahnya tak akan mengizinkannya.

"Kamu nggak usah khawatir, pasti dibolehin kok. Nanti kalo nggak dibolehin, Bunda tendang selangkangannya papah kamu." Ucap Lena membuat Alfan tertawa, padahal ia tidak mengerti apa artinya.

"Yaudah kamu tunggu sini main disini dulu, Bunda mau rapih-rapih, mandi, abis itu kita kerumah kamu, minta izin sama papah Hangyul, oke?!" ujar Lena yang hanya diangguki oleh Alfan.

Kim Yohan • Bad ° [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang