Vote!
"Lo apain tunangan gue, Reno Arkenda?!" tanya Faris tajam sambil bersidekap.
Keduanya tampak bingung, Reno melihat Faris dengan tatapan tajam, sedangkan Alleta menatap memohon dengan keadaannya yang acak acakan.
"Tunangan? Sejak kapan, huh?" tanya Reno dengan rahang mengeras.
Sadar cengkraman Reno melemas karena terlalu fokus pada lelaki yang bersidekap itu, Alleta memanfaatkan kesempatan untuk berlari kearah Faris berdiri. Masih dengan meneteskan air matanya, Alleta langsung memeluk tangan Faris kuat. Faris menatap Reno sinis, mencoba melepaskan tangan yang Alleta peluk. Alleta menggeleng, tapi Faris tersenyum manis kearahnya. Dengan berat hati Alleta melepas tangan Faris yang sudah memerah karena ulahnya. Alleta terlonjak kaget ketika Faris memeluk pinggang Alleta dengan satu tangannya, refleks Alleta melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Faris dan menatap lelaki itu.
"Liat baik baik, bro!" tukas Faris tak menghilangkan senyum sinisnya.
Faris menatap Alleta yang sedang menatapnya juga.
Cup
Alleta mengedipkan matanya berkali kali membuat Faris gemas, pipi Alleta memanas, reflek Alleta mencubit perut Faris.
"Aww! Sakit, sayang." rintih Faris.
Alleta melotot, "kalo situasinya ga kek gini, udah gue gampar ni cowok!" teriak Alleta dalam hati.
Reno berdecih, kalap melihat dua orang bermesraan di depannya ini.
"Urusan kita belom selesai!" tukas Reno sambil berjalan menjauh dari mereka.
"Baik, Tuan!" ejek Faris. Setelah Reno sudah jauh, Faris menghembuskan napas panjang lalu menatap Alleta datar, "lo gapapa?"
Alleta menggeleng lemas, entah apa jadinya Alleta jika Faris tak datang untuk menolong. Faris menghela napas panjang, "ngapain berduaan sama bajingan itu!?" desis Faris, kini Farislah yang terlihat menahan emosinya.
Alleta menggeleng lagi, kini dengan air mata yang menetes kembali. Tatapan datar Faris tiba tiba berubah. Dia sudah tidak tahan lagi, dipeluknya gadis yang sedari tadi memeluknya dari samping, membiarkan bajunya basah karena air mata Alleta, "tolong jangan bikin gue khawatir lagi, Leta." bisik Faris lalu mengeratkan pelukannya.
"Iya, makas-" ucap Alleta terpotong.
"Eheem, dingin dingin enak ya dipeluk, ikutan dong!" goda Arga, entah sejak kapan lelaki itu ada disana. Reflek keduanya melepaskan pelukan masing-masing, Alleta langsung berhambur kearah Arga.
"Baaang! Kemana aja si, Leta tad-"
"Udah tau. Lagian lo bego sih!" ucap Arga tajam.
"Kok?"
"Udahlah, kalian berdua nanti ke ruang BK, emang kurang ajar si Reno sialan! Yodah, gue pergi dulu." tukas Arga lalu beranjak pergi meninggalkan Faris dan Alleta.
Faris dari tadi hanya diam, dan itu menambah kecanggungan diantara mereka. Posisi Alleta yang membelakangi Faris, membuat gadis itu mematung, ditambah kediaman Faris dari tadi.
"Duuuh gimana dong! Gue balik badan kali ya?" batin Alleta. Belum sempat Alleta membalikkan badannya, Faris sudah lebih dulu menghampiri gadis itu.
"Sayang." Alleta menoleh cepat, pikirannya kembali teringat pada insiden tadi,
Lo apain tunangan gue, Reno Arkenda?!
"Sayang sayang matalo dua!" ucap Alleta kesal. Faris menanggapi dengan kekehannya.
Mereka memutuskan untuk berjalan menuju ruang BK, tak ada pembicaraan selanjutnya. Hingga Alleta membuka suara.
"Btw tadi lo bilang apa? Tunangan?"
Faris terkekeh lagi, dia memasukkan tangannya ke saku celana, "ya buat bohongin Reno, emangnya lo mau digangguin sama dia terus, hm?" ucap Faris.
"Ya ga gitu, kenapa coba alesannya tunangan, gue masih kecil gini. Ga keren banget alesan lo." tukas Alleta sebal.
"Ya maunya apa?" tanya Faris sambil menatap gadis yang tingginya hanya sepundaknya.
Alleta tampak berpikir, "umm, kan bisa pacar, sodara sepupu, atau apa kek. Lagian kita kan masih SMA nih, mungkin aja kan si Reno ga percaya kalo kita tunangan gitu."
Faris mengangkat sebelah alisnya, "mau emang, jadi pacar gue?" ucap Faris sambil memasang senyum smirknya.
"Ha?" Alleta cengo, bagaimana bisa Faris berpikiran seperti itu. Lalu apa ini?
Kenapa pipi gue panas gini?
"Kok merah gitu si?" ujar Faris bingung.
"Hah?" Alleta reflek menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Alleta jangan mesum dong, ih.
Faris tersenyum, tangannya bergerak mengelus pipi Alleta yang memerah, "pipi lo, Ta. Ha he ha he kek orang budeg aja." ucap Faris dengan kekehannya.
"O oh, iya iya, ho o panas, gerah banget." ucap Alleta gugup sambil mengibaskan tangannya khas orang kepanasan.
"Panas ya? Mau yang lebih panas lagi, hm?" goda Faris.
"Eh apa apaan lo, sampe lo cipok gue lagi, lo bakal gummmmphh-"
Tbc.
Ampuun author masi polooss:(
Yawes gatau lagi dikit bet soalnya
Semoga suka deh.Salam cantiqueaah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alleta
Teen Fiction• teen fiction • cold boy Kehidupan dengan serba berkecukupan, wajah tampan, disertai dengan badan yang tinggi ideal. Faris, ketampanannya mampu memikat hati semua siswi SMA Garuda. Kecuali Alleta, baginya Faris adalah lelaki menyebalkan yang terpak...