Sebuah mobil mewah memasuki perkarangan rumah bak isnata itu. Seorang pria turun dari mobil mewah tersebut lalu dengan sikap dingin ia masuk ke dalam rumah. Tatapan seakan membunuh, namun begitu ketampanannya adalah incaran para wanita. Saat masuk ke rumah para pelayan berjejer untuk menyambut kedatangannya, mereka semua menundukkan kepalanya tak berani menatap tuannya dengan aura yang begitu menyeramkan.
Saat dirinya sampai di ruang tengah, pria itu tak kuasa menahan senyum indahnya saat matanya tak sengaja menangkap objek yang sangat di cintainya selama ini. Siapa lagi kalau bukan adik tercintanya, Arielliena Reynald.
Ariel sedang membaca majalah, tetapi sedetik kemudian ia menghentikan aktivitasnya karena merasakan aura yang sanga familiar baginya."Umm, kakak udah pulang?" Ariel nampak senang ketika melihat kakaknya menghampiri lalu duduk di sampingnya.
"Ya seperti yang kau lihat" Jawab Nathan sambil mengusap rambut adiknya dan tanpa Nathan sadari itu membuat hati Ariel berbunga bunga.
"Kakak pasti capek kan? Mau aku pijitin?" Kata Ariel dan di balas anggukan oleh Nathan. Setelah mendapatkan lampu hijau, Ariel segera memijat pundak sang kakak.
Astaga aku deg degan sekali berada sedekat ini dengan kak nath-Ariel
"Ariel apa kau tau, sekretaris kakak sangat cantik" perkataan Nathan sontak membuat hati Ariel cemburu. Siapa yang tidak akan cemburu, jika pria yang di cintainya memuji wanita lain di depanmu sendiri. "Benarkah? Secantik apa?" Ariel akhirnya bersuara juga setelah beberapa detik kehilangan suaranya.
"Sungguh cantik, tunggu saja dek, seminggu lagi kau akan mendengar berita bahwa dia sudah menjadi kekasihku" Kata Nathan sambil terkekeh sedangkan Ariel berusaha mati matian menahan api cemburu yang datang di hatinya. Semua orang mungkin menganggap bahwa Ariel itu gadis yang beruntung karena mempunyai segalanya, punya rumah mewah, mobil mewah dan anak seorang pengusaha kaya raya. Tapi satu yang tidak ia punya yaitu balasan cinta dari oramg yang dia cintai.
"Oh iya, ibu minta kita untuk menjenguknya di rumah sakit kak" Tidak mau terlalu sakit hati, Ariel terpaksa mengalihkan pembicaraan.
"Baiklah kita akan menjenguknya sebentar malam. Aku juga sudah rindu dengan ibu. Akhir akhir ini aku terlalu sibuk sehingga tidak bisa menjenguknya" Kata Nathan dengan mimik sedih. Ibu mereka terkena kanker otak dan itu sudah stadium akhir. Mereka belum bisa menerima kenyataan jika sebentar lagi ibu mereka akan pergi meninggalkan mereka.
Ariel yang melihat mimik wajah kakaknya yang sedih langsung segera memeluknya. Ia berusaha menenangkan sang kakak dengan pelukan hangat darinya. "Tenanglah kak aku percaya kok kalau ibu pasti akan sembuh" Kata Ariel yakin walaupun sebenarnya di dalam hatinya yang terdalam ia juga takut dan kurang yakin.
"Aamiin"Nathan sungguh berharap apa yang di katakan adiknya bisa terjadi. Ia sangat sangat berharap, ia sudah cukup kehilangan sosok sang ayah dan sekarang ia tak mau kehilangan sosok ibu lagi.
"Sudah dong kak, jangan sedih. Ibu pasti sedih juga kalau melihat kakak sedih terus. Tunjukin senyum indah kakak agar ibu punya semangat hidup dan beliau juga mau berjuang melawan penyakitnya demi kita kak, anaknya" Nathan kagum dengan apa yang di katakan oleh adik tercintanya itu. Ia lalu mengangguk tanda setuju kemudian mencium kening adiknya sayang.
"Yasudah kakak mau siap siap dulu, kamu juga gih siap siap" kata Nathan pergi menuju kamarnya yang berada di lantak dua.
"Baik kak" Kata Ariel lalu ia juga melesat pergi meninggalkan ruang tamu dan menuju kamarnya yang berada di lantai yang sama dengan kamar Nathan.
...
"Ibu" Teriak Ariel saat tiba di ruang inap ibunya. Ia langsung berhamburan kepelukan wanita paruh baya itu.
"Ibu merindukan kalian anakku" Kata ibunya lalu membalas pelukan Ariel. Ia senang anaknya berkunjung ke sini.
"Ibu harus sembuh demi kami" pinta Nathan terlihat seperti sebuah perintah.
Ibunya tersenyum dan menatap Nathan dengan tatapan lembut. "Jika ajal sudah menjemput, tidak ada yang bisa kita lakukan nak. Ibu hanya mau kalian mengiklaskan ibu" kata ibu mereka.
"Tidak, aku tidak mau jadi yatim piatu" Kata Nathan menolak apa yang di katakan ibunya. Sudah cukup ia hidup sebagai anak yatim dan sekarang ia tak mau jadi anak yatim piatu.
"Ibu, ibu harus kuat. Ibu gak boleh nyerah kan kak Nathan belum nikah" Kata Ariel, sebenarnya ada gurat kesedihan ketika dia menyebutkan pernikahan. Ia sama sekali tak ingin kakaknya menikah dengan siapa pun kecuali dirinya, tapi itu hal yang mustahil.
"Kalau begitu Nath, cepatlah bawakan ibu menantu" Kata Denada menggoda putranya.
"Aku akan mencarinya tapi ibu janji ibu harus sembuh dulu" Kata Nathan dan Ariel hanya diam mendengar perkataan kakaknya. Ia sebisa mungkin menyembunyikan perasaan cemburunya. Jika kakaknya benar benar menikah, ia tak tau lagi harus bagaimana. Mungkin dia akan kabur dari rumah atau merelakan sang kakak.
"Ibu lapar, Ar kamu suapin ibu yah?" Pinta Denada kepada Ariel dan di balas angguka oleh Ariel. Ariel segera mengambil makanan di atas nakas lalu menyuapi ibunya dengan sayang. Sementara Nathan ia sibuk dengan ponselnya. Entah apa yang di kerjakan oleh pria itu.
"Ibu, aku menyukai seseorang tapi mendapatkannya sangat mustahil. Dunia menentang hubungan kami dan itu pun cinta terlarang. Bagaimana menurut ibu, haruskah aku perjuangkan cinta itu atau melupakan cintaku?" curhat Ariel, terlalu berat jika ia memikirkan kisahnya itu sendiri. Ia harus meminta pendapat sang ibu.
"Cari pria lain saja Arl. Jangan memperjuangkan cintamu itu, nantinya kau sendiri yang sakit" Kata Nathan yang masih fokus dengan hpnya. Ariel mengerucutkan bibirnya kesal karena perkataan Nathan. Tak tau kah dia bahwa yang sedang di bicarakan saat ini adalah dirinya.
"Kakakmu benar, cinta terlarang jangan di perjuangkan. Itu akan berakibat buruk nak. Coba lupakan pria itu dan cari pria lain. Kau pasti menemukan pria yang jauh lebih baik darinya" kata Denada lembut sembari tersenyum.
"Baik bu" Ariel nampak sedih dengan jawaban mereka berdua. Menghilangkan rasa cinta tak semudah membalikkan telapak tangan. Pasti butuh waktu lama untuk move on dari sang kakak. Apalagi pria yang di cintainya itu seatap dengannya.
....
Nathan mengendong tubuh mungil adiknya masuk kedalam rumah. Yah Ariel sepertinya kelelahan sehingga ia tertidur dalam perjalanan tadi. Untunh saja Ariel memiliki tubuh yang kecil, jadi tidak terlalu berat. Bahkan menurut Nathan tubuh Ariel ini ringan seringan kapas.
Nathan segera melangkah ke dalam kamar milik Adiknya lalu membaringkan Ariel di kasur king sizenya. Ia kemudian membuka sepatu yang di pakai oleh sang adik lalu menutupi tubuh Ariel dengan selimut tebal dan hangat.
"Aku mencintaimu kak" gumam Ariel di tengah tengah tidurnya. Nathan yang mendengar itu terkejut namun sedetik kemudian ia tersenyum.
"Kakak juga mencintaimu dek" Nathan kemudian mencium kening sang adik lalu keluar dan menutup pintu. Tak lupa juga tadi ia mematikan lampu agar tidur Ariel nyenyak karena ia tau bahwa adiknya tidak bisa tidur dengan lampu menyala.
Nathan tadi salah mengira jika pengakuan cinta yang di maksud adiknya itu adalah cinta seorang adik kepada kakaknya. "Tidak mungkin kan Ariel mempunyai perasaan khusus untukku hahahaha itu lecucon yang sangat lucu" Kata Nathan tertawa. Cinta tidak ada yang duga kapan datangnya dan pada siapa ia datang. Tugas manusia hanya 2 yaitu mempertahankan cinta itu atau melepaskannya. Dan untuk kasus Ariel ini sangat susah membuat keputusan.
Dilain tempat Denada sibuk memikirkan pernyataan Ariel tentang cintanya yang tak akan mungkin ia dapatkan. Ia sepertinya mengerti dengan kisah sang anak. "Aku yakin, pria yang di maksud Ariel itu adalah kakaknya sendiri, astaga kenapa ini bisa terjadi kepada anakku. Kenapa ia bisa mencintai kakaknya?" gumam Denada. Ia bisa tau dari cara Ariel menatap kakaknya. Dan lagian Ariel itu anaknya jadi dia tau segalanya tentang Ariel.
KAMU SEDANG MEMBACA
My last love
Romancekadang kita terlambat menyadari perasaan cinta yang ada di hari kita. dan ketika kita menyadarinya, kita sudah kehilangan sosok yang kita cintai. Itu sungguh menyakitkan... Nathan Reynald seorang Ceo dari perusahaan terkenal di negaranya harus meng...