"Aku selalu bersikap acuh terhadap mereka, namun kamu berbeda. Jangankan acuh, coba tak lirik pun berat. Jadi jangan pernah coba tutup mata ku tentang kamu, mungkin kamu tak tau, aku terluka karena itu"
—Azra Delvano
Seorang gadis terlihat lari di koridor sekolah nya.
Karna terlalu fokus berlari, dia sampai tak melihat ada seseorang di depan nya.
Bugh!
"Aduuh!" rintih gadis tersebut.
"Loh? Pingga? Kenapa lari lari?" tanya seseorang yang di tabrak nya tadi.
"Eh? Azra. Itu.. Aduuh ilang deh,"
"Ada apa Pingg?"
"Itu, tadi si Xila lari karna di bully anak kelas. Gara gara nabrak lo gue kehilangan jejak dia. Ish!"
Azra melotot, "Di bully?"
"Iya, biasa nya dia gak sampe lari gini, tapi tadi udah keterlaluan banget Zra. Dia di bilangin..." ucapan nya mengambang.
"Di bilangin apa?" tanya Azra tak sabaran.
"B-binatang..." lirih Pingga.
Azra terdiam. "Lo. Cepat lari cari Xila! Urusan mereka, biar monochrome yang ngurus."
Pingga mengangguk dan langsung meneruskan langkah nya menyusul Xeila.
Azra langsung bergegas ke arah kelas Xeila, setelah menghubungi teman teman nya terlebih dulu pasti nya.
"BAJINGAN LO SEMUA!"
Azra menggebrak pintu kelas Xeila.
Kelas yang tadi nya ribut, sontak terdiam.
"Apa sih Zra?!" kesal Romi.
"SIAPA YANG UDAH BULLY XEILA?!" teriak Azra lagi.
Lantas, semua menunjuk ke arah Romi dan Feni.
"Nyari masalah!" desis Dipta.
"Az, jangan emosi sob," kata Arwan menepuk nepuk bahu leader mereka.
BRAK!
Siswi yang berada di dalam kelas memejam kan mata mereka. Singa sedang mengamuk !!
"GAK USAH GEBRAK GEBRAK PINTU! SETAN!!" raung Feni.
"SEBAGAI SISWA SMA SWASTAMITHA GUE BENER BENER MALU PUNYA TEMEN KAYAK LO BEDUA!! SEKOLAH ELIT, TAPI MULUT GAK PERNAH DI SEKOLAHIN! BEGO! KALO XEILA BINATANG, LO APA HAH?! KOCHENG OREN?! BISANYA NYARI MASALAH MULU." bentak Azra sembari menetralkan emosinya.
Romi dan Feni terdiam.
"Sekarang gue nanya, apa urusan lo sama si Xila? Bukannya dia emang gapunya temen ya? Orang ansos begitu lo belain. Dikasih apa lo sama dia?" remeh Feni.
oh tidak, emosi ketua monochrome telah tersulut.
Sedetik kemudian pandangan Azra berubah seratus delapan puluh derajat. Jika yang tadi nya dia tampakan raut amarah, maka sekarang tatapannya tajam penuh mengintimidasi. Siapapun yang ditatap akan bergidik ngeri. Horror sekali.
Keno yang menyadari perubahan tingkah Azra seketika menepuk bahu sahabatnya yang lain untuk berjaga jaga jika sewaktu Azra kehilangan kendali.
"Apa lo bilang?" ujarnya dingin.
"Justru gue yang harusnya nanya sama lo. Apa yang udah Xila lakuin ke lo sehingga lo dengan bejatnya nge bully dia kayak gini?" tambahnya.
Sakit!
KAMU SEDANG MEMBACA
XEIZRA [HIATUS]
Genç Kurgu"banyak misteri dibalik history". Semuanya tertata rapi, bak skenario yang sudah tertulis jelas nyatanya, semua terarah dan ketika rahasia terbongkar. Maka akhir dari segalanya segera terjadi. • 13 JULI 2019 •