4

122 17 4
                                    

"Gila! Itu manusia pada nggak punya rasa prikemanusiaan apa ya!?"

Park Jihoon sampai di ruang kelas Pengantar Teknik Kimia langsung misuh-misuh. Belum lagi di belakangnya ada Kim Yohan serta Park Woojin yang nggak kalah lepeknya dari Jihoon. Tiga orang itu langsung menempati tiga bangku yang ada di barisan keempat. Megap-megap kayak ikan yang nggak bisa napas.

Beberapa mahasiswa yang udah duduk manis di kelas langsung melemparkan pandangan kearah mereka bertiga. Termasuk Minhee yang lagi nyalin tugas. Kali ini tugas Bahasa Inggris punya Yewon. Dia tahu Yewon masternya Bahasa Inggris di angkatannya.

Minhee menahan tawa dan bertanya dengan tampang mengejek, "Hujan lokal dimana, Hoon?"

Hwang Eunbi yang sedang ngemil kuaci bareng Sohye pun menyahut dengan muka yang nggak kalah tengil dari Minhee, "Bukan hujan lokal, Min! Diguyur ibu kantin kali gara-gara belum bayar gorengan kemarin."

Mereka bertiga bener-bener mandi keringet sampai kelas. Jihoon langsung memanfaatkan buku tulisnya buat jadi kipas. Woojin menyambar botol air mineral punya Jinyoung, sementara Yohan mengibas-ngibaskan kemeja.

"Kalian kenapa sih?" Soojin mengambil satu pack tissue yang biasa dia bawa dan diberikannya ke Jihoon.

"Kita dikerjain pas lagi minta tanda tangan." Jawab Jihoon.

"Sama siapa?" Yewon mengulurkan kipas angin portablenya pada Woojin, yang kemudian jadi rebutan sama Yohan.

"Noh, si Hangyul, Kookheon, Byungchan, Yuvin, Seungyoun, sama Wooseok." Yohan berubah sewot. "Bangke emang tuh kating!"

"Emang kalian diapain sampai mandi keringet gini?"

"Gue disuruh jogging mundur sambil nyanyi, kalo mereka nggak puas gue disuruh terusin sampai mereka minta gue berhenti. Jihoon disuruh ngitungin jumlah daun di semak-semak depan gazebo. Sementara Woojin..." Yohan ngelirik kearah Woojin. "...disuruh nangkep kadal sama si Yuvin. Mana siang bolong, matahari lagi tinggi-tingginya. Gimana kita nggak mandi keringet?"

Soojin menahan tawanya meskipun agak kasihan. "Terus dapet nggak tanda tangannya?"

"YA KAGAK LAH!" Mereka bertiga menyahut dengan kompak. "Intinya mereka emang nggak mau ngasih kita tanda tangan! Mereka mau lihat kita dihukum nanti pas makrab!"

"Mereka berani karena nggak ada Kak Sunho atau Kak Seungwoo. Coba ada mereka, itu manusia-manusia bangsat yang bakal disuruh nangkepin kadal sefakultas!" Seru Woojin.

Yah, semua orang tahu kalau satu geng berisi Lee Hangyul, Kim Kookheon, Choi Byungchan, Kim Wooseok, Cho Seungyoun, dan Lee Jinhyuk adalah sekumpulan manusia-manusia bobrok nggak tahu diri. Kalau ngerjain junior suka nggak pakai otak. Kalau nggak masuk akal pasti responnya:

"Ya, itu bukan urusan kita!"

Bangsat emang.

Tapi cuma dua orang yang mereka takutin di Teknik Kimia: Park Sunho si ketua himpunan sama Han Seungwoo yang digadang-gadang jadi pengganti Sunho.

"Terus gimana caranya Soojin bisa dapet tanda tangan mereka? Lengkap?" Ucapan Yewon sontak membuat Jihoon, Yohan, dan Woojin menganga.

"DEMI APA!?" Woojin meraih buku bersampul biru milik Soojin yang merupakan buku khusus materi makrab dan tanda tangan panitia. Ketiganya langsung kaget bukan main karena Soojin berhasil mendapatkan tanda tangan orang-orang bobrok itu.

"Kok lo bisa dapet?" Tanya Yohan masih shock. "Gimana caranya?"

"Ya..." Soojin mendadak bingung. "Tinggal minta..."

"Bohong!" Elak Jihoon. "Orang mereka ngerjain nggak kenal gender kok! Ya meskipun cewek masih lebih enteng! Iya, 'kan Bi?"

Jihoon menoleh pada Eunbi karena kemarin dia melihat Eunbi dikerjain. Eunbi pun berubah sewot. "Iya tuh! Gue kemarin disuruh ngitungin daun yang jatoh dari pohon lima belas menit sama mereka! Untung dapet!"

[BRODUCE TIME] Home // Kim Jonghyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang