MASK

45 7 0
                                    

 Aku merasa jantung dan paru paruku semakin sesak seolah olah membusuk. Dunia ini berasa memojokkanku , menempatkanku disituasi mengerikan dan tanpa harapan, melihat ujung pipa rusak yg runcing satu satunya jalan keluar.

Aku menggerakkan tubuhku untuk menembus pipa itu, saat kumulai mendorongnya tanganku digenggam oleh seseorang, aku menoleh kearah orang itu dan melihat sang topeng tengkorak lah yang menggenggam tanganku. Dia mengangkatku dan membawaku berjalan dilorong itu, dalam hatiku bepikir apa yang akan dilakukan orang ini, membawaku ketempat yang lebih mengerikan, membunuhku, mengulitiku?

Aku menutup mataku karena sudah pasrah, tak ada yg bisa kulakukan. Saat dia membawaku yang dipikiranku hanyalah bagaimana aku bisa berada disini, seandainya aku tidak mengikuti keinginan ayah bangsat itu, mencoba menahan nafsuku, dan bergerak sesuai kata hatiku aku tidak akan berakhir disini. Tempat mengerikan, gelap, jorok, penuh dengan bau mayat, dan penyiksaan dimana-mana.

Dia membawaku berjalan menaiki anak tangga, aku hanya mengikuti langkah kakinya sambil menutup mata karena sudah pasrah dengan keadaanku. Suara pintu besi terbuka, aku sedikit membuka mataku, cahaya matahari bersinar tepat dimataku. Terlihat hutan dengan banyak pohon tinggi, hidungku terasa lega karena berhasil menghirup udara segar. 

Dia membawaku disebuah pohon dan menurunkanku tepat dibawah pohon. Aku menatap matanya yang dihalangi oleh topeng itu, aku bisa melihat wajah suram dibaliknya, penyesalan, kesedihan, dan kegelapan dibalik tatapannya. Aku merasa tidak kuat untuk berjalan lagi, paru paruku terasa sesak, dan luka diperutku sangat sakit. Aku melihat sebuah ranting disebelahku, aku mengambil ranting itu dan mencoba menusukkannya ke mataku.

Sekali lagi dia menarik tangannku, menarikku untuk berdiri dan akhirnya menusuk perutku dengan parang yang dia bawa. Parang itu seolah perlahan lahan menembus diriku, suhu dingin dari besi, dan darah yang mengucur sangat panas. Aku tak bisa menahan sakit, "AAAAARRRRGGGGHHHHHH." aku berteriak sekencang-kencangnya, mengeluarkan semua kesakitanku.

Dia menarik parangnya dari perutku dan berjalan berbalik kearah pintu itu. Aku yang sudah sangat kesal berteriak kepadanya, "APA YANG SEBENARNYA MAUMU BANGSAT?!" Dia berbalik dan menjawab, "Dunia ini sudah terlalu tua, semakin banyak orang yang tidak mensyukuri hidupnya. Kau sudah keterlaluan awalnya aku terus menyelamatkanmu namun kali ini tidak. Aku memberi orang-orang sepertimu pilihan untuk memperjuangkan hidupnya agar dapat keluar dari sini dengan lebih mensyukuri hidup ini. Kau keterlaluan, berapa kali aku memberimu kesempatan, namun kali ini aku yang akan menghukummu secara langsung." Katanya, "MEMANGNYA KAU SIAPA? KAU BUKAN LAH TUHAN YANG BERHAK MENGATUR DAN MEMBERIKAN KEPUTUSANMU SENDIRI!! KAU HANYA LAH PSIKOPAT BANGSAT YANG AKAN MELAKUKAN APAPUN DEMI HIDUPMU. KALAU KAU MEMANG BERANI TUNJUKAN LAH WAJAH BRENGSEKMU ITU." Kataku dengan emosi meluap-luap.

Dia berjalan perlahan kepintu itu, melempar sebuah korek api yang menyala dan menatapku dengn matanya. Dia berbalik dan membuka topengnya, dan ternyata dia adalah....

 Dia berbalik dan membuka topengnya, dan ternyata dia adalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*******************************

Cieeee nungguin. Untuk PSYCHO: Chapter One memang ceritanya hanya segitu. tunggu aja Chapter Two, cerita dengan konflik makin menggila dan makin seru. Makasih buat yang sudah baca sampai sejauh ini, saya ngerti kok ini pasti kependekan tapi memang model awal PSYCHO adalah cerita pendek.

Sekali lagi saya ingin berterima kasih atas dukungan kalian, tunggu saja kelanjutan kisah sang psikopat dengan korban yang baru di PSYCHO: Chapter Two.

Baca terus cerita ini untuk mengetahui nasib si karakter utama! What Happened to Him?
Never waste your time. Continue reading the next part to find out the fate of the main character.
I hope you enjoy it.
Don't forget to follow me for the next story, vote as much as possible, share as much as possible, and give criticism in the comments column.
Instagram Author: @adepramoedya.

Psycho: Chapter One [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang