Seorang dokter memasuki ruang rawat inap bernomor 3. Ia di berikan tugas oleh Dokter seniornya untuk memeriksa keadaan pasien yang bernama Nadira Azzahra Malik. Nama ini seperti nama Nadira teman ku dulu. Apakah memang benar? Batin Mikha!!
Dokter senior Mikha mengatakan bahwa pasien yang berada diruang tersebut akan menjadi pasiennya dan Mikha harus menangani dan mengobati pasiennya itu sampai sembuh.
Kemudian dengan segera Mikha mengunjungi ruang tersebut. Dan benar saja, seseorang yang ada di sana adalah orang yang sudah beberapa hari ini ia temui. Temannya dulu.
Sepanjang perjalanan tadi Mikha hanya berharap pasiennya yang satu ini adalah orang lain, bukan Nadira. Mengingat penyakit yang kemungkinan akan membahayakan Dira. Semoga saja hasil tes darah dari Dira menunjukan bahwa Dira baik-baik saja.
Nadiraa...!!
Namun kenyataan berkata lain disana tengah terbaring sesosok wanita yang ia rindukan sedari dulu.
Alangkah terkejutnya Mikha ketika ia melihat dengan kedua bola matanya bahwa memang benar yang akan menjadi pasiennya adalah Nadira, sahabatnya ketika ia kecil dulu. Rasa tak percaya muncul dalam fikiran Mikha. Bagaimana bisa Nadira mengalami penyakit yang berbahaya ini.Ketika berada diruang Dira. Mikha segera mengecek keadaan Dira. Tak berapa lama mata Dira mulai mengerjap kemudian ia membuka matanya. Dia terkejut karena sudah mendapati dirinya yang berada di ruang yang bernuansa serba putih dengan list hijau dibagian bawah juga atas dinding.
Dira menatap ruangan dari kanan sampai kekiri dan betapa terkejutnya ia mendapati seseorang yang berada di samping kirinya, yang memakai setelan jas berwarna putih. Ya, itu adalah Mikha. Mikha yang akan mengurus dan mengobati Dira. Dira akan menjadi pasiennya mulai saat ini. Dan Mikha berjanji akan membantu Dira melawan penyakitnya ini. Ia tak ingin kehilangan sahabatnya lagi."Nadiraa" ucap Mikha.
"Bagaimana, apa ada yang terasa sakit?" tanya nya lagi.
"Emm enggak dok saya baik-baik aja. Emang saya kenapa ya dok. Saya sakit? Sakit apa?" tanya Dira bingung dengan melihat tangan kanannya yang tertempel selang infus.
Mikha hanya tersenyum melihat Dira. Senyum yang tak bisa di jelaskan. Mika tersenyum karena ia kini bertemu dengan sahabat yang sejak lama ia ingin temui tetapi ia juga tersenyum getir mengingat penyakit yang kini diderita oleh Dira.
"Nadira lo inget gue nggak?" tanya Mikha.
Emmm...
Dira mencoba mengingat.
"Oohh, Dokter yang kemaren aku tabrak ya. Waktu di toilet. Saya udah minta maaf kan dok?" jawab Dira.
Lagi-lagi Mikha tersenyum.
"Ra ini aku Mikha, temen kecil lo dulu. Waktu di Bandung."
"Mikhaa.. Bandung..?"
Dira terus memutar bola matanya. Sampaii..
"Kak Mikha!!! Bener ini kak Mikha. Seriuss. Nggak mimpikan. Kenapa kakak bisa disini? Kakak kok tau aku disini." ucap Dira panjang lebar sampai tak ada satu spasipun yang ia lewatkan.
"Iya Raa.. Ini gue Mikha. Udah bertahun-tahun kita nggak ketemu dan asal lo tau gue disini juga udah hampir setahun cari lo di palembang. Dan ini bisa lo lihat. Gue seorang dokter Ra. Disini aku yang bakal rawat kamu." ucap Mikha sambil menenteng kedua tangannya dia atas pinggang dengan alis yang di naik turunkan.
"Ya ampun kaak.. Bener deh Dira nggak nyangka bisa liat kakak lagi. Gimana kabar umi dan abi kak?" tanya Dira kepo.
"Alhamdulillah baik Ra. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Nadira
General FictionNadira namanya biasa orang memanggilnya dengan sebutan Dira. sesosok wanita yang sangat ceria, pintar, sopan, ramah. Dikesehariannya ia disibukkan dengan berbagai macam aktivitas yang ia geluti sebagai Mahasiswi Psikologi disalah satu Universitas di...