what would you do to make your dreams come true?
You must learn and have a dream mental.
Diterima di sekolah negeri pasti impian semua orang bukan? bahkan cita-cita. Tak diungkiri lagi bagi sebagian orang tua ini adalah topik gosipan yang cocok untuk membanding-bandingkan anaknya.
Bagaimana jika takdir berkehendak lain? manusia hanya bisa merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Namun jangan terpaku pada nasib. Nasib bisa berubah apabila kita berusaha.
Dahulu sewaktu SD, saya pernah gagal dalam masuk SMP Negeri bukan karena terlalu nakal dan di berhentikan. Tetapi karena nilai Ujian Nasional yang sedikit saja berbeda koma dengan rata-rata peserta terakhir yang diterima. sedih dan kecewa? tentu saja itu yang saya rasakan pada akhirnya. Memilukan memang setelah belajar 6 tahun di Sekolah Dasar Negeri malah berakhir di tolak SMP Negeri. Mungkin karena masih kecil itu belum terlalu berdampak besar bagi saya yang masih berpikiran bocah,dibawa enjoy saja. Tapi tetap memilukan pada akhirnya melihat teman-teman yang lain lulus sana-sini di SMP Negeri.
Beberapa orang tua yang memiliki kasus anaknya seperti saya pasti terbesit di pikirannya untuk melakukan apapun untuk anaknya demi masuk SMP Negeri. Ternyata ibu saya juga berpikiran demikian, istilahnya apa ya? menyogok orang dalam !. Apa iya? emang bisa? jelas bisa, hubungi saja orang-orang penting dalam struktur organisasi sekolah itu, tetapi dengan apa? dengan iming-iming uang pastinya. Jaman sekarang sih uang adalah segalanya kan? tapi masih ada beberapa hal yang tidak dapat dibeli dengan uang bukan? contohnya apa? perasaan. Karena meski hati itu sudah dibeli dengan harga berapapun, tetap akan memiliki perasaannya sendiri.
"Adek mau masuk SMPN A atau SMP Swasta dekat rumah?"
Sebuah pertanyaan simple yang sudah pasti jawabannya bagi setiap orang.
Tapi bagi saya cukup berat,kenapa? saya tahu sudah ditolak SMP Negeri bagaimana bisa orang tua masih melayangkan sebuah pertanyaan tentang bisa memilih SMP Negeri tersebut?
Pasti pakai jalur lewat belakang
ah bukan maksud saya tinggal melewati gerbang belakang sekolah tetapi yang saya maksudkan adalah menyogok.
"kalau benar mau masuk SMPN A paling nanti bayar sekitar 5 juta aja"
Jika di cerna kembali, kalau saya masuk dengan menyogok pasti masuknya setelah jalur yang asli mulai sekolah. Jadi saya perjelas lagi nanti masuk beberapa hari setelah murid asli sekolah.
Dari sini saya mulai tidak menyukainya, seakan-akan jika nanti masuk saya langsung di cap siswi jalur belakang. Mungkin sebagian murid jalur belakang banyak yang menghiraukannya banyak berspekulasi 'paling awal masuk sekolah saja,lama-lama nanti hilang juga status jalur belakang'.
Bukan begitu loh, mungkin benar tapi sebagian juga salah. Itu adalah salah satu perbuatan dosa,masuk dengan menyogok tidak diberkahi pula dengan Tuhan karena berbuat curang.
Udah bayar mahal tapi tidak berkah,dijadikan riwayat pendidikan yang kurang menyenangkan. Meskipun hanya orang-orang terdekat yang tahu atau diri sendiri saja yang tahu. Pasti akan selalu terkenang 'aku penah sekolah disana dengan menyogok'.
Emang apa salahnya sih Swasta? sampai pandangan sebagian orang selalu merendahkan?
Ada alasan lain yang membuat swasta lebih rendah?hmm menarik sih buat saya.
Karena saya suka hal yang menantang. Saya ditolak SMP Negeri berarti SMP tersebut' tidak menginginkan saya berada disana'. Pikiran simple tapi cukup menyadarkan bukan?
Daripada di cap sebagai siswi jalur belakang,tidak berkah dan menyogok mahal mending saya mencoba hal baru, mencoba menjadi siswi SMP Swasta.
SMP Swasta tidak serendah dipikiran, malah lebih bagus daripada SMP Negeri. Seperti saya selalu diperhatikan dan dibimbing dalam semua pelajaran. Itulah nyamanya murid sekelas yang sedikit. Guru lebih leluasa dalam penyampaian materi pembelajaran.
Seperti quotes diatas, Saya pemimpi. Sekarang saya boleh swasta tetapi besok, harus negeri. Dengan syarat harus jalur murni.
3 tahun belajar di SMP Swasta telah dilalui.
Sekarang mari kita ke tahap berikutnya.
"Masih banyak jalan menuju roma"
Itu salah satu quotes favorite saya dan terbukti jalan untuk ke SMA Negeri bukan hanya lewat SMP Negeri. Saya yang dari SMP Swasta juga bisa.
Sempat terfikir bagaimana jika memilih menyogok daripada swasta . Bisakah saya berada diposisi sekarang? mungkin tidak. Karena di SMP Swasta lah saya lebih diperhatikan dan dituntun menjadi lebih baik.
Ini salah satu BRANCHED ROAD yang saya pilih.
Saya memilih dijalan SMP Swasta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Branched road
Short StorySetiap jalan pasti tak pernah selalu mulus dan lurus. Ada masanya jalan itu berbatu,berpasir,menggenang seolah seperti gunung dan lembah. Semulus apapun jalan,jalan itu akan menemukan BRANCHED ROAD.