BaW#56 Kill You

58.7K 2.8K 168
                                    

Warning ⚠
Part ini akan ada banyak kalimat kasar dan tindakan kekerasan.

⬇⬇⬇

Waktu menunjukkan pukul 6 malam. Matahari baru saja tenggelan di ufuk barat saat Fathir turun dari atas motornya lalu masuk ke dalam sebuah apartemen mewah di lingkungan Jakarta.

Kesabaran Fathir telah habis. Fathir tau semua ini rencana laki-laki sialan itu. Tidak ada orang lain yang membencinya sangat banyak selain Darel. Pria itu selalu mencari celah untuk membalas kejadian dimasa lalu.

Kemudian sekarang Darel telah menemukan kelemahannya, dan ia pasti menggunakan Rafa untuk menjerumuskannya ke dalam permasalahan mereka.

Sialan! Kalau sampai Rafa terluka ditangannya, Fathir akan membunuhnya untuk itu. Fathir akan membuatnya membayar apa yang telah ia lakukan pada wanitanya.

Dobrakan suara pintu terdengar memenuhi koridor apartemen. Fathir mengabaikan perih di otot lengannya dan menendang menggunakan kaki kananya hingga akhirnya pintu ruangan terbuka.

Seseorang yang berdiri di dalam ruangan terkejut, matanya membelalak, otaknya berusaha berpikir, mencerna apa yang terjadi pada seseorang yang baru saja memaksa masuk ke dalam tempat tinggalnya.

"What the fuck? Ngapain lo dobrak pintu gue anjing?" Tanya Aldi. ia menetap wajah babak beluk Fathir, berdiri di depan pintunya yang baru saja rusak beberapa detik yang lalu.

Fathir tidak tahu, sudah berapa banyak orang yang ia habisi hari ini hanya untuk mencari informasi tentang Darel. Dan sekarang ia tidak keberatan jika harus menambah satu korban lagi. Persetan dengan polisi. Persetan dengan konsekuensi yang terjadi nanti. Yang Fathir pedulikan hanya satu, menemui Rafa dalam keadaan utuh.

Mata Fathir menajam, tangannya mengepal kuat bersamaan dengan giginya yang terpaut rapat. Urat-urat di rahang pria itu menonjol, membuktikan betapa marahnya ia sekarang.

Tanpa menjawab pertanyaan Aldi, Fathir mendekati pria itu. Lalu tanpa membuang waktu Fathir langsung menarik kerah bajunya dengan kedua tangannya dan mendorong tubuh pria itu ke lemari kaca di dekat dinding.

Pecahan suara kaca terdengar, serpihan kecilnya terjatuh memenuhi tubuh Aldi.

"Dimana.Darel.sekarang?" Tanya Fathir tajam, tanpa membiarkan Aldi menarik napasnya Fathir lebih dulu mencengkeram kerah bajunya. Memaksakan tatapan Aldi mengarah padanya matanya yang merah.

"Fuck you!" umpat Aldi terbatuk-batuk, ia memuntahkan darah segar dari mulutnya. "Sialan! Lo datang ngancurin tempat tinggal gue, hanya untuk ini? Hah?!"

"Gue.gak.butuh.pertanyaan.brengsek!!! Yang gue mau tau DIMANA DAREL SEKARANG? DIMANA DIA NYEMBUNYIIN RAFA?!!"

Teriakan suara Fathir menggema di dalam ruangan, matanya menyala-nyala.

"Gue gak tau. ANJING!" Jawab Aldi balik mengumpat, ia langsung menendang lutut Fathir. Gerakan yang tiba-tiba membuat Fathir hilang keseimbangan hingga pria itu terbaring di lantai ruang tamu apartemennya.

Aldi bangkit dari tubuhnya, lalu tanpa menunggu Fathir berdiri, ia langsung mendekatinya, menendang-nendang perut Fathir kemudian mendudukinya di perut.

"Sialan! Lo pikir lo siapa, ngelawan gue? Hah? Lo pikir lo siapa, datang ke sini dan NGANCURIN TEMPAT TINGGAL GUE? ANJING!!!" Aldi melayangkan pukulan berkali-kali ke wajah pria itu yang sudah babak belur. Ini adalah pukulan yang ke sekian kalinya Fathir dapatkan untuk hari ini, walaupun selalu berakhir dengan kemenangan, tenaganya tidak bisa berbohong kalau itu mulai habis, tapi ia mencoba untuk menggerakkan kaki kananya mengambil celah untuk menendang Aldi hingga ia berhasil.

Black and WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang