Am I Gay?🔞

1.4K 101 11
                                    

Tubuh Minseok dipenuhi oleh keringat. Dadanya berdegup kencang. Ia memejamkan mata. Perasaannya penuh dengan amarah. Rasa kesal dan merasa terbodohi.

Chen menatap Minseok penuh kemenangan. Kegiatan "saling bunuh" ini, Chenlah yang menang.

Minseok terkapar lemah di atas kasur. Spreinya bahkan sudah tak berbentuk. Beberapa bagiannya sobek oleh cakaran Minseok. Noda darah ikut menghiasi pemandangan.

Menurut Chen, ini adalah pemandangan indah. Melihat ukenya diajak "bermain" 3 ronde bersama.

"Ini memuaskan."ucapnya pelan. Berusaha agar Minseok tak mendengarnya.

"Brengsek! Mengapa kau lakukan ini padaku? Kau pikir aku apa hah?"Minseok mulai angkat suara. Namun ia sembunyikan wajah di balik bantal.

"Kau mengajakku untuk saling bunuh, dan kini aku membunuhmu. Aku menang Minseok."Chen tersenyum keji.

Minseok bukan seorang gay. Namun kini ia apa? Apa ia masih straight? Atau dia sudah menjadi gay?

"Kumohon…"Minseok menatap Chen dengan berbinar. Memohon sesuatu.

"Apa itu?"Chen membalas tatapannya tajam.
















"Masuki aku lagi."ucap Minseok dengan rona di pipinya. Sifatnya yang malu malu mulai terlihat.

"Minseok."

Minseok menengok Chen yang mulai berpakaian. Minseok semakin merona ketika tahu ajakannya ditolak.

"Tidak. Aku tidak menolakmu. Jangan lanjutkan di sini. Dengan suara orang orang di luar. Ruangan ini tidak kedap suara."

Minseok semakin memanas. Astaga ia mendesah cukup keras. Dan semua desahannya terdengar sampai keluar ruangan?

Minseok segera turun dari kasur dan memakai pakaiannya. Minseok sangat malu.

Chen merangkul Minseok sesudahnya. Senyuman penuh kemenangan terus menghiasi wajah tampannya.

Mereka meninggalkan cafe tanpa perasaan bersalah. Padahal, seisi cafe sudah membicarakan tindakan mereka yang bercinta di cafe.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Minseok."panggil Kim Junmyeon pelan.

Pagi ini dingin sekali. Minseok menyimpan cangkir berisi kopi hitam panas untuk ayahnya.

Tak menggubris panggilan ayahnya. Dan mulai berjalan menjauhi sang ayah.

"Minseok!"teriak ayahnya. Membuat pemilik nama menyahut.

"Hm? Apa ayah?"

Junmyeon menyesap rokoknya sebentar. Asap putih keluar dari paru paru Junmyeon. Menghiasi langit langit rumah.

"Apa kau bertemu dengan Chen?"

Minseok mengangguk. Ia acuh tak acuh pada ayahnya. Merasa topik ini tidak penting.

"Kalau begitu, pergilah ke Gedung Star Mafia, ayah akan menghubungimu lagi."

Junmyeon menekan puntung rokoknya yang masih menyala pada asbak. Menghancurkannya. Dan memadam apinya.

Minseok mengangguk. Ia segera bersiap siap pergi ke markas. Menemui Sang bos mafia di sana.

Setelah siap, tubuh mungil yang tegap itu mulai mengendarai motornya menuju markas.

Junmyeon melirik ke arah jendela. Sebuah siluet terlihat dibalik jendela.

"Masuklah Chen, apa maumu?"

.
.
.
.
.
.
.

"Tidak Minseok, Hari ini Tuan Choi sedang tak ada di ruangannya."ucap wanita tua yang juga memegang sebagian kekuasaan di markas ini.

"Baiklah ma'am, terima kasih. Saya pamit dulu."Minseok berbalik dan berjalan menyusuri lorong.

Aneh. Kemana Tuan Choi? Tidak biasanya ia pergi meninggalkan markas. Ia kan buronan dengan harga mahal.

Lebih baik Minseok kembali saja.
.
.
.
.
.
.
.

~✠•✧TBC✧•✠~

MAFIA●CHENMIN✔ [SEASON 1 COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang