_-When I Meet You For The First Time 2-_

7 0 0
                                    

[Alexander's Pov]

Seperti biasa, aku bangun dipagi hari untuk bersiap dan berangkat ke sekolah. Walaupun dikelas aku masih belum mendapatkan teman ataupun tanda2 akan dibully, aku selalu was-was dengan apa yang akan terjadi kedepannya.

"Hei, Rise! Selamat pagi!!" sapa gadis yang selalu menemaniku selama ini, dan aku masih belum terbiasa dengannya

"Oh, Cella. Pagi." balasku singkat dan melanjutkan membaca novelku sambil berjalan menuju kelas

"Hei, Rise..." panggil Cella sambil mencoba melihat novel yang aku baca, akupun sedikit menurunkan novelku agar ia bisa melihatnya dan membacanya

"Hmm..?" tanyaku hanya dengan deheman singkat

"Aku selalu penasaran, mengapa kau begitu menyukai novel tersebut?" tanyanya penasaran sambil melihat novel yang aku pegang

"Oh, novel ini?" tanyaku cuek tanpa melihatnya dan berbelok menuju kelas

"Iyap, apakah kau penyuka novel Rise?" tanyanya lagi dan menaruh tasnya dibangku, akupun melakukan hal yang sama sepertinya

"Hum, aku menyukai novel ini. Novel ini yang telah menginspirasiku untuk menjadi penulis novel dimasa depan nanti." balasku seadanya

"Heee~ Keren! Kau telah menemukan impianmu, aku saja masih bingung dengan impianku kali ini." jawabnya lesu sambil memonyongkan bibirnya, akupun menutup novelku dan beralih menatapnya dengan tatapan datarku

"Oh, kuharap kau segera menemukan impianmu." ujarku dengan nada seperti biasa sembari membuka novelku pada halaman tadi

"Uwahhh! Terima kasih Rise!" balasnya ceria

Tiba-tiba segerombolan laki2 seusiaku yang sekelas denganku pun datang menemui bangku ku. Merekapun dengan keras dan tanpa sopan santun menggebrak mejaku secara tidak santai.

Brakk!

'sudah dimulai ya... Sungguh hidupku sangat menyedihkan bukan..?' batinku sedih

"Heh! Sampah!" panggil salah seorang dari mereka

"Siapa yang kau sebut sampah?" tanyaku menantang, aku tidak ingin diinjak-injak oleh mereka lagi

"Apa kau lupa siapa kami?!" tanyanya dengan nada tinggi yang membuat telingaku hampir pecah dibuatnya

"Aku bahkan tidak mengenal kalian." balasku datar dan berusaha untuk mengabaikan mereka

"Hee~ sudah berani melawan kau!" ujarnya dengan menunjukku tepat didepan wajahku

"Maaf, kalian siapa ya?" tanyaku berusaha setenang mungkin, dengan tiba-tiba mereka pun langsung menarik kerah bajuku dengan keras yang membuatku hampir tidak bisa bernafas. Sedangkan Cella, ia sudah berdiam duduk membeku melihatku diperlakukan seperti ini.

"Dasar sampah! Berani-beraninya kau melawan kami! Ayo habisi dia kawan!" ujarnya sambil menarikku keluar kelas

"Oyyy! Kalian mau membawaku kemana?!" teriakku berharap ada yang bisa membantuku. Tetapi, mustahil kelasku berada diujung yang kebetulan dekat dengan gudang sekolah

"DIAMLAH! ATAU KAU AKAN KUHABISI SEKARANG JUGA!" Bentaknya padaku

Bruk

Tubuhku mereka lempar begitu saja kelantai gudang.

"Kau ingat siapa kami?!" tanya nya lagi dengan nada tinggi

"Bukankah sudah kubilang.. Aku bahkan tidak mengenal siapapun disini..." balasku lesu

"Heee~ dasar! Habisi dia segera!" titahnya pada anak buahnya

"Oke!" balas mereka dan tanpa segan-segan mulai menarik kerahku terlebih dahulu

"Le..lepaskan!" teriakku didepan wajah mereka, 'sial... Nafasku...' batinku pasrah.

"Dasar brengsek! Kau sudah berani melawan kami! Maka kau harus membayarnya!!" teriaknya balik, dan iapun dengan segera melemparkan tonjokan pada wajahku yang membuatku pusing seketika

Mereka tidak segan-segan melukaiku, bahkan menendangiku disaat aku sudah tidak mampu untuk berteriak. Mereka bagaikan mafia yang mengejar mangsa untuk mereka sakiti. Sungguh, jika boleh aku jujur aku ingin menangis sejadi-jadinya. Tapi, aku ingat satu hal yang dikatakan oleh Cella.

"Mouu.. Laki-laki tidak boleh menangis? Desho?" tanya Cella dengan senyum yang tidak pernah pudar dari wajahnya, seketika itu pula wajahku pun tersenyum tipis. Mungkin cella tidak menyadarinya.

"Mari kawan! Laki-laki brengsek ini sudah tidak berdaya!" teriak salah seorang dari mereka

"Hah! Dasar lemah!" cacinya padaku dan segera pergi meninggalkanku sendiri

Seketika itu pula pandanganku mulai buram dan hanya gelap yang bisa kurasakan kali ini. Sebelum mataku tertutup sepenuhnya, aku sempat memanggil nama Cella.
"Ce..Cella..." disaat yang sama mataku pun mulai tertutup.

Kenangan-kenangan saat SMP pun mulai merasuki pikiranku dan mimpiku, kenangan dimana kebahagiaan menjadi kehancuran terbesar dalam hidupku.

Skipp~

Saat aku terbangun, yang kulihat pertama kali adalah langit-langit berwarna putih dengan lampu ditengahnya. 'aku rasa ini adalah UKS' batinku. Akupun mengerjap-nerjapkan mataku untuk menajamkan penglihatanku, aku berusaha untuk duduk tetapi rasa nyeri pada punggungku kembali terasa.

"Hee! Rise jangan bangun dulu!" ujar seorang gadis yang aku kenal dengan suara parau atau lebih tepatnya serak. Sepertinya ia menungguku sampai ia ketiduran.. Pikirku.

Akupun menurutinya dan segera membaringkan tubuhku kembali.

"Apa kau baik-baik saja Rise?!" tanyanya khawatir dan akupun hanya menganggukan kepalaku menandakan bahwa aku baik-baik saja
"Tidak ada keluhan atau sakitkan?!" tanyanya lagi dan aku hanya menggelengkan kepalaku menandakan bahwa tidak ada rasa sakit.

Dan setelah itu keheningan kembali menyapa, "Maaf..." ucapnya tiba-tiba dan membuatku menolehkan wajahku kearahnya sambil menatapnya bingung.

"Maaf... Karena aku tidak bisa membantumu..." sambungnya dengan nada mulai terisak, akupun mulai menaikkan tanganku untuk mencapai ujung kepalanya dan mengusapnya secara lembut. Iapun segera menatapku dan aku hanya menggeleng dan tersenyum.

Iapun membelalakkan mata dan menangis sejadi-jadinya. Aku hanya bisa menatapnya dan mengusap ujung kepalanya dengan lembut.

-TBC

Gimana? Gimana?! Gaje ya.. >﹏<
Maaf semua, maklum lah ya.. Aku gak pandai dalam membuat cerita hehe..
Tolong kritik dan sarannya ya man-teman!!(。’▽’。)♡
See u next chap! XD

When I Meet You For The First TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang