Cup!

111 16 2
                                    

Silahkan di baca, ini versi lengkapnya yah😁, kemarin itu cuma sebagian doang!

***
Angello, Rey dan Leo telah sampai di Heaber tapi sayangnya ia terlambat. Pintu utama Heaber telah hancur begitu pula keadaan di dalam bangunan itu, Angello begitu shock melihat pemandangan mengenaskan itu, tiba-tiba ia bertanya-tanya dimana Ibunya berada.

"Leo ikut gue ke ruang evakuasi!" Ucap Angello dengan Leo yang segera mengikuti langkah lebarnya, sedangkan Rey memeriksa setiap sudut Heaber.

Sementara Angello pergi menemui Ibunya Rey mendengar suara tembakan dari arah ruang kepala sekolah, Rey berlari cepat menuju sumber suara tembakan itu, setiap jalan yang dilaluinya sudah banyak mayat. Rey semakin ngeri melihatnya bahkan darah segar mengalir dari tubuh korban.

Dari kejauhan Rey melihat Eliza yang sedang berdiri menempel di dinding seakan ia sedang bersembunyi dari seseorang, Eliza sesekali melihat ke balik tembok untuk memeriksa sesuatu.

Tep

Rey menepuk punggung Eliza dan Eliza terlihat kaget. Saat pandangan Eliza bertemu dengan Rey ia terlihat menghembuskan napas lega, tapi beberapa detik berikutnya Eliza terlihat terpaku dengan matanya yang melotot.

"Ow ada tikus kecil disini rupanya" bukan Rey yang berkata tapi seseorang yang sedang mengacungkan pistolnya di tengkuk Eliza.

"Randy, h-hai" dari semua kata yang ada, Eliza dengan bodohnya mengucapkan Hai pada seseorang yang sedang mengacungkan pistol yang sebentar lagi akan melubangi kepalanya.

"Kau mau sembunyi hah?" Ucap Randy dengan sedikit tawa di akhir kalimatnya.

Eliza sadar bahwa Randy tidak mengetahui keberadaan Rey di balik tembok yang ekspresinya sudah mengeras saat mendengar suara menjijikkan dari Randy.

Rey ingin memberi Randy pelajaran tapi Eliza menahan tangan Rey dan mengisyaratkan agar diam saja. Eliza melambaikan tangan menyuruh Rey pergi bersembunyi sebelum Randy mengetahui keberadaan Rey, dilihat dari situasi sekarang Randy lebih unggul ketimbang Rey sebab Rey tak memegang senjata apapun di tangannya.

"Hey manis kenapa kau diam saja?"

Eliza semakin gemas dengan Rey yang tak mengindahkan isyarat yang diberikannya, bagaimana jika Randy melihat Rey?, tentu saja Randy akan menembaknya!.

"Go away!" Ucap Eliza tanpa bersuara.

"Hey, apa yang-" ucapan Randy terputus. Eliza menahan langkah Randy "E-hm, aku tahu dimana Crystal dan Calysta!, tapi jangan bunuh aku" Eliza berbalik menghadap Randy yang hampir saja melangkah ke balik tembok.

Randy mengangkat satu alisnya, ia berpikir lebih bermanfaat jika Eliza dibiarkan hidup dulu, Eliza bisa menjadi senjata pamungkasnya saat bertemu Crystal nanti.

"Oke, aku ampuni kau!, tunjukkan jalannya!"

"A-a-ayo!"

***

"Mom!" Angello berseru saat melihat ibunya.

"El!" Juliana berlari memeluk anaknya.

"Bagaimana siswi yang lain?"

"Tenang, semuanya aman kok!"

"Tapi, Eliza, Calysta juga Crystal masih di luar melawan penjahat itu" Juliana terlihat cemas.

"Mom lapor polisi aja dulu, aku akan mencari Crystal dan yang lainnya". ucap Angello sambil menberikan handphonenya.

"Iya sayang, Momy mohon selamatkan mereka yah!"

Alergic to SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang