Kebenaran yang Menyakitkan

997 69 0
                                    

Yuhuuuu update lagi ~~
Jangan lupa vote & komen yaa readers 💜

Happy reading

.
.
.
.
.
.
.

Hana perlahan - lahan keluar dari kamarnya dan melihat situasi di sekitar. "Syukurlah, ternyata semua member sudah tertidur." Hana berjalan menuju pintu dan keluar tanpa sepengetahuan siapa pun.

Hana memantapkan langkahnya untuk menemui seseorang yang selama ini sudah membuat luka yang sangat dalam di hati Hana. Ia ingin mendengarkan segala penjelasan yang akan dikatakan orang tersebut. Senang atau tidak senang, Hana akan berusaha menerimanya dengan sekuat yang ia bisa.

Indahnya kota Seoul membuatnya lupa bahwa kini ia sudah sampai di tempat tujuannya. Matanya pun berkeliaran mencari orang tersebut. Hingga matanya menangkap sosok yang amat ia kenal lalu ia pun menghampirinya. Hana mengambil tempat duduk tepat di seberang orang tersebut.

"Aku mohon, tolong appa jelaskan secara singkat dan jelas karena aku tidak bisa berlama - lama disini." Ucap Hana.

"Sebelum appa menjelaskan semuanya, ada yang ingin appa tanyakan padamu." Hana hanya terdiam sambil terus menatap ayahnya. Ia menunggu hal apa yang ingin ayahnya tanyakan.

"Mengapa kau tidak tinggal bersama eomma mu lagi ? Dan sudah berapa lama kau tinggal seorang diri ?".

Pertanyaan Woobin sukses membuat Hana terkejut. Hana tak mungkin memberitahu hal yang sebenarnya terjadi pada ayahnya. Hana berpikir sejenak, mencoba mencari alasan yang masuk akal untuk menjawab pertanyaan tersebut.

"Aku hanya ingin berusaha hidup mandiri." Woobin mengerutkan keningnya. Ia mencoba mencari kebohongan dari kedua bola mata Hana. Namun, Hana sangat pintar menyembunyikan kebohongannya. Sehingga Woobin tak menemukan kebohongan di pelupuk mata Hana. Woobin mencoba bertanya sekali lagi. "Tapi kenapa kau berusaha ..."

"Sudahlah appa, jangan membuang - buang waktu ku. Sebenarnya apa yang ingin kau jelaskan." Perkataan Woobin terpotong oleh ucapan sarkas Hana.

Woobin pun menarik nafasnya panjang. Ia pun menatap gadis kecilnya yang kini sudah tumbuh menjadi gadis dewasa. Memperhatikan wajah cantiknya yang merupakan perpaduan antara dirinya dengan Soyeon. "Sejujurnya appa bingung harus mulai dari mana, karena menurut appa semua kejadian ini sangatlah rumit."

"Appa dan eomma menikah karena perasaan cinta satu sama lain, tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Lalu perasaan bahagia kami berdua tak dapat terbendung ketika Tuhan menitipkan seorang bayi kecil yang lucu dan cantik pada kami. Semuanya berjalan baik - baik saja dan kami berdua membesarkanmu dengan penuh cinta hingga kau tumbuh menjadi anak balita yang semakin cantik."

"Hingga saat kau berumur 4 tahun, appa dipecat dari pekerjaan karena appa di fitnah oleh rekan kerja appa sendiri. Dan saat itu, eomma berkhianat kepada appa. Tanpa sepengetahuan appa, ia berselingkuh dengan pria lain yang mampu memberikan materi lebih padanya. Hingga ia menelantarkan mu karena ia lebih memilih bersama pria itu. Kau yang saat itu masih kecil, hanya bisa menangis saat tiap kali melihat kami bertengkar. Selama setahun, kami tak henti - hentinya bertengkar lalu memutuskan untuk pisah ranjang."

Hana tampak fokus mendengarkan setiap kata yang keluar dalam mulut Woobin. "Dan dalam setahun itu appa bekerja keras untuk membuktikan pada eomma mu bahwa appa masih dapat menghidupkan kalian berdua. Namun, rasa sakit hati dan balas dendam appa saat itu lebih besar dibanding rasa sayang appa padamu dan eomma. Appa berselingkuh dengan wanita lain dan sialnya, appa menghamilinya."

Destiny of Life Hana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang