Chapter 6

9 2 0
                                    

     Nicholas tetap berdiri dihalaman belakang sekolah,kini ia ditemani oleh pematik api yang sedari tadi ia mainkan.

     Membiarkan rambutnya terus bergoyang karna hembusan angin.sesekali ia menghela nafas panjang.

    Menatap lurus sebuah sampah yang tertumpuk di samping pohon besar.

    "Sesekali bolehkan?"ucap Nicholas pada dirinya sendiri dibarengi dengan sebuah senyuman ringan di wajahnya.

    Terlihat tangannya menyalakan api dari pematik itu dan seperkian detik kemudian ia membuat api dari pematik itu terangkat melayang meninggalkan tempat pematik itu.

    Tangan Nicholas masih mengayun membuat api itu semakin besar dan dalam hitungan detik api itu melesat ke arah tumpukan sampah dan alhasil sampah itu terbakar dengan mudahnya.

      Nicholas tersenyum tipis melihat Apa yang dia kerjakan berhasil.

    Klontang!!!!

     Sebuah suara berhasil membuat Nicholas balik badan mencari sumber suara itu.

    Dan tentu saja ada sepasang mata yang masih terbelalak tak percaya dengan apa yang di lihatnya.

    Nadine masih mengerjapkan matanya tak percaya tapi tidak dengan Ega ia memasang ekspresi datar seperti sudah pernah melihat kejadian langka itu berulang kali.

    "Nicholas??"

                             -----

         "Eh! Liat Nadine gak!"teriak seseorang membelah ramainya kantin. Sekarang adalah istirahat kedua sebelum semua siswa pulang kerumah masing masing.

     Sasa yang mendengar itu langsung berdiri menghentikan aktivitasnya yang sedari tadi mengunyah bakso kesukaannya.

    Sasa menyipitkan matanya,mencoba memperjelas penglihatannya yang sudah tertutupi kacamata tebal.

     "Ga!"panggil Sasa saat ia tau bahwa Ega yang menanyakan keberadaan Nadine. Tangan Sasa melambai kearah Ega yang masih bingung. Mungkin dia masih tidak tau siapa yang memanggilnya.

    "Ga! Ega!"sekali lagi Sasa berteriak hingga yang dipanggil melangkah mendekati Sasa yang masih berdiri menunggu Ega.

    "Eh,Lo liat Nadine nggak?"tanya Ega saat ia sudah duduk di bangku diikuti Sasa disebelahnya.
"Bukannya dia sama Lo tadi?"ucap Sasa sambil kembali menguyah bakso yang sempat tertunda tadi.

    "Sama gue?"Ega mengerutkan dahinya tanda ia tidak mengerti saat ini.

   "Iya,gue liat waktu gue udah agak mendingan"

    "Emang Lo kenapa?"

     "Biasa,asma"jawab Sasa sambil terus mengunyah bakso terakhirnya.
Sasa masih terus menguyah baksonya dan sekarang beralih menghabiskan kuah bakso yang menurutnya sangat enak itu.

    "Eh!Lo tau nggak Nadine dimana sekarang!"tanya Ega yang agak geregetan saat Sasa masih sibuk dengan makanannya.

   "Eh iya,lupa habis baksonya enak,mau?"tawar Sasa sambil cengengesan.

    "Ogah!"

   "Sa,yang bener,dimana Nadine?"tanya Ega yang sudah sangat tidak sabar.

    "Nggak tau,tapi tadi gue liat Nadine bicara sendiri sambil megangin alat pemangkas rumput"

   "Bicara sendiri?"

   "Iya,pas gue mau negur.eh dianya udah nyelonong pergi aja,ya udah gue lanjut aja ke kantin"ucap Sasa ringan sekali.

      "Eh,mau kemana?!"teriak Sasa saat Ega sudah beranjak pergi.

      "Nyari temen Lo!"teriak Ega yang sudah meninggalkan kantin saat ini.
Sasa yang melihat itu hanya menatap sebentar dan kembali menyeruput kuah bakso yang sudah hampir habis ini.

    

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The world of all powerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang