Kegaduhan di koridor menuju kantin terjadi lebih awal hari ini. Ratu and the gang seperti biasa menarik perhatian hampir seluruh siswa untuk menyaksikan atraksi membullynya. Pagi ini selepas istirahat kesialan itu terjadi pada Allea. Naasnya tak ada satu orang pun yang berani menyelamatkannya. Entah apa yang telah dia perbuat sehingga membuat Ratu terlihat sangat murka.
Tadi setelah Allea keluar dari toilet, dirinya di tarik paksa ke daerah loby yang jarang sekali guru melewatinya.
"NGERASA PALING CANTIK LO DISINI??"
"IYA, BERASA PALING CANTIK LO DARI RATU"
Allea hanya menundukkan kepala, masih belum bisa mencerna mengapa dia di perlakukan seperti ini. Apa salahnya? Seingatnya dia sama sekali tak pernah cari gara-gara dengan Ratu.
Ratu menaikkan dagu Allea yang dari tadi hanya tertunduk.
"JAWAB?! JANGAN DIEM AJA LO! BERASA PALING CANTIK LO DISINI, HAH?!"
"Eng-enggak kok.. aku gak ngerasa git-gitu"
"OH ATAU JANGAN-JANGAN LO MAU NYAINGIN GUE GITU"
"Nyaingin a-apa? Aku gak ngerti.."
Ratu menarik rambut Allea, hingga kepala Allea menengadah ke atas. Tubuh Allea bergetar hebat, tatapannya penuh dengan ketakutan.
"Jangan belagak gak tau apa-apa deh.." bisik Ratu.
"Tapi beneran aku gak tau apa-apa, Rat"
"Halah... " Ratu mencibir, lalu lebih mencondongkan dirinya ke telinga Allea. "Lo itu.. gak lebih dari sekedar kampungan, tapi juga sampah.." sarkasnya.
***
Sudah hampir empat jam Allea terkunci di dalam gudang sekolah. Keadaankanya kacau dan bibirnya pucat seperti tak ada darah. Juga perutnya yang kosong. Hanya harapan yang di lambungkannya sejak tadi. Berharap agar ada orang berhati malaikat mampu menemukannya lalu membawanya keluar dari tempat gelap dan menakutkan ini.
Sementara itu, jauh dari gudang gelap nan menakutkan Dheffin dan teman-temannya tengah asyik menyantap nasi goreng di warung dekat sekolah. Ini sudah kesekian kalinya dia bolos dan memilih warung itu sebagai pelariannya. Tanpa sengaja dia mendengar pembicaraan di meja sebelah tempatnya makan. Kumpulan cewek-cewek nakal yang juga bolos sepertinya. Awalnya Dheffin tidak terlalu tertarik mendengarkannya namun ketika nama Allea di sebut kupingnya seolah hanya di ciptakan untuk mendengarkan apa yang terjadi pada gadis itu.
"Iya, parah banget anjir.."
"Masih doyan aja tuh Ratu nindas anak lugu kaya tuh cewek, jujur gue kesian. Mukanya kaya udah ketakutan banget gitu"
"Iya, gue denger dia anak baru. Siapa sih namanya? Al? Allea?"
"Hmmm.." temannya mengangguk. "katanya sih tu anak bakal di kerjain Ratu ampe mampus"
"Emang apa sih masalahnya?"
"Gue denger-denger sih katanya tuh cewek godain Dheffin. Gila gak sih? Cowo-ukhuukk.." cewek itu tersedak ludahnya sendiri sebab kemunculan Dheffin tiba-tiba tepat di sampingnya sambil menampakkan wajah datarnya.
"Ada apa sama cewek itu?" tanya Dheffin to the point.
"Hah?" cewek itu menarik nafas sebelum menjawab. "Allea maksudnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dheffin
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Hari-hari Allea begitu berwarna saat pertama kali menginjakkan kaki di SMA barunya. Dia terus saja di hujani oleh ketakutan-ketakutan yang berimbas sial. Belum lagi saat dia bertemu dengan sosok cowok yang paling di kagumi s...