Jangan lupa Vote+Coment kalian jya blurb blurb...!
Warning, Typo!
Happy Reading!!!!!
( ╹▽╹ )
"Mana si cupu buruk rupa itu?!."
Kimberly, Mega dan Ara yang tengah menikmati makanannya terlonjak kaget saat meja tiba-tiba di gebrak oleh seseorang.
Kimberly menatap Paris dengan benci. Gadis itu bangun, bersedekap dada.
"Kenapa? Kangen Lo sama temen gue?!."
"Hah apa? Kangen?." Paris membeo tidak percaya, gadis itu berdecih. "Gak Sudi gue kangen sama si jelek itu! Mana dia, hah?! Berani-beraninya dia centil sama pacar gue selama gue gak ada!."
"Siapa pacar Lo?." Suara berat dari belakang membuat Paris menoleh.
Gadis itu tersenyum lebar, kemudian menggenggam kedua tangan Radit. "Kangen aku gak? Kemarin-kemarin aku gak sekolah loh... Soaln—."
"Gak peduli." Dengan kasar, Radit menepis tangan Paris. Yang dia tuju, hanyalah Kimberly dan teman-temannya.
"Temen Lo yang satu lagi siapa?."
"Sharine?."
Radit berdeham, enggan berbicara panjang lebar dengan para gadis itu.
"Oh... Dia sakit, makanya gak masuk." Kata Kimberly, mengingat ucapan Sharine. Jika ada yang menanyakan keberadaan nya, jawab saja dia sedang sakit.
"Oh.." Radit mengangguk faham, dia menoleh kebelakang, kearah ketiga teman-temannya, "sakit katanya."
"Denger kali." Nicky berujar, "gak budek kok gue."
Cavin tertawa. Laki-laki itu berjalan, sengaja menabrak Paris cukup keras hingga gadis itu hampir terjatuh karena tidak siap.
Sedangkan Cavin sendiri, dia malah duduk anteng di samping Ara, kemudian mencomot cilok ayam milik gadis itu.
"Beli, kak! Kayak miskin aja." Ara berseru marah, kemudian menarik piringnya agar menjauh dari jangkauan Cavin.
"Kalau ada yang gratis kenapa harus ngeluarin duit?," Alis Cavin terangkat sebelah, "Salah satu faktor seseorang kayak tuh gitu, Ra. Selagi di depan mata, gausah ngeluarin duit, yaudah kenapa engga. Sisanya investasi-in aja, gitu."
"Cilok 10 rebu uangnya buat investasi apaan, bodoh!." Kimberly tertawa, kemudian duduk kembali. Masa bodo dengan Paris babi itu. Toh, sudah ada Radit dan yang lain yang akan meladeni Nini lampir tersebut.
"Eh, Kim. Bayangin, sehari jajan cilok lima kali dapet 50 rebu. Seminggu? Dapet 350 rebu. Sebulan? Dapet sejuta lebih. Mayan, kan!."
"Sok-sokan ngiming kek gitu. Iya 10 rebu gak di jajanin cilok, tetep aja uangnya kandas. Beli batagor, misal." Cibir Kimberly.
Cavin menyengir lebar. "Tau aja soal duit. Kapan-kapan diskusi panjang soal duit lah, kita!."
"Jangan mau diajak diskusi sama Cavin, bawaannya sesat." Geraldo duduk disebelah Kimberly setelah kembali membeli minuman soda.
Soal Paris, gadis itu pergi setelah Radit mengucapkan kata-kata kasar pada gadis itu hingga mau tak mau Paris memilih pergi dari pada di permalukan lebih oleh Radit.
"Lagian mana ada gue mana mau diskusi sama dia, kak." Ucap Kimberly sambil mengunyah permen yupi nya.
"Jadi inget, dulu dia buka jasa ramal masa depan. Dan bisa-bisanya cewek-cewek percaya. Dan Lo tau harga satu kali Konsul berapa? 55 ribu, Coy!." kata Nicky heboh.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET OF SHARINE
أدب المراهقينSharine dengan segala rahasianya. Sialnya, keluarga yang sudah membuangnya dulu, kini kembali memintanya untuk pulang. Gila. 5 tahun lebih, mereka kemana saja?