Ketika langit begitu gelap karena menunjukkan malam ,dan salju yang turun begitu lebat hingga membawa hawa dingin bersamanya, menjatuhkan dahan karena tekanan salju yang begitu kuat dan juga ketika dingin itu menyayat hati rapuh Jungkook yang kini tengah menatap begitu sendu pada Kim.
Taehyung meneteskan air matanya ketika Jungkook menyatakan hal seperti itu, hal yang tak bisa dielak olehnya, hal yang tak bisa dihindari olehnya, dan juga hal yang disembunyikannya begitu dalam sejak kedatangan Jungkook dalam hidupnya.
"Bisakah katakan padaku jika itu bohong, hyung?" gumam Jungkook dengan suara nya yang terdengar begitu gemetar, menahan tangisnya yang kini semakin menyeruak memenuhi rongga dadanya.
"Jungkook-ah?" Lirih Taehyung ketika ia tak bisa mengatakan apapun, mengelak tak bisa namun mengatakan kejujuran pun begitu enggan. Ia melangkahkan kakinya mendekat, namun membuat Jungkook melangkah mundur menjauhinya hingga Taehyung kembali tersentak dan menahan tangisnya
"Katakan hyung—Katakan bahwa yang kudengar adalah bohong—" ucap Jungkook yang kini tersenyum tipis disana, memperlihatkan harapan agar sosok Kim mengatakan segalanya adalah kebohongan dan hanya mimpinya. Ia mengepalkan tangannya begitu kuat.
"Maafkan aku—" Lirih Taehyung hingga sosok Jeon menjatuhkan tubuhnya begitu saja mendengar pernyataan itu, namun dengan cepat Taehyung menangkap tubuh itu dan merengkuh dalam pangkuannya dihadapan perapian yang masih menyala.
"Maafkan aku—" Lirih Taehyung lagi.
Jungkook bungkam dengan tatapannya yang begitu kosong membiarkan tubuhnya yang terasa begitu kaku berada dipangkuan Taehyung yang kini terasa begitu hangat. Ia menatap percikan api dari kayu yang begitu harum menyelimuti rumah itu.
"Lalu—Kenapa aku berada disini—" gumam Jungkook dengan suara yang begitu mengambang hingga Taehyung semakin merengkuh tubuhnya menenggelamkan wajah Jungkook pada pundaknya, hingga terdengar suara isak tangis yang begitu pilu.
"Arrg! Tak masuk akal—Jika aku mati—Kenapa aku bisa merasakan segalanya—" Lirih Jungkook yang semakin terisak dan hanyut dalam tangisnya.
"Katakan padaku—ceritakan segalanya,hyung—Ku mohon" ucap Jungkook begitu pedih dan penuh dengan permohonan hingga Taehyung kembali meneteskan air matanya, ingin ia menyembunyikan segalanya dan hanya bahagia bersama Jungkook tanpa memikirkan perpisahan yang tak mungkin dihindarinya, ingin ia merasakan kebahagiaan bersama Jungkook yang tak perlu mengingat kesalahnya dimasa lalu—ingin—ingin dia memilih egonya—Namun, Jungkook adalah prioritasnya, segalanya, bahkan ia akan memberikan apapun—apapun.
"Aku akan menceritakannya—"
Sosok Kim menceritakan segalanya, dimulai bagaimana kematian mengenaskan Jungkook, bagaimana ia dapat menemukan Jungkook dan juga mengenai legenda yang saling berkaitan dan membawa Jungkook kembali pada dunia yang begitu gelap dan sosok Kim bersiap untuk menerima bahwa sosok Jeon akan membencinya—dan pergi dari kehidupannya.
.
.
Jungkook menatap kosong kearah luar jendela dengan tubuh yang masih berada di pangkuan Taehyung yang masih duduk dekat perapian. Ia terdiam cukup lama tanpa mengatakan apapun dan hanya menaruh dagunya pada bahu lebar Kim.
Ia sesekali memejamkan matanya hingga air mata itu menetes, mengingat setiap kata yang terlontar dari bilah bibir Taehyung, setiap cerita yang terasa begitu nyata hingga dirinya pun tak menolak dan tak berontak, walaupun ingatannya pun tak kembali—Hanya sebuah cerita yang ditelannya bersama kepercayaan tanpa ada bukti dalam benaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horizon In Tromso [TAEKOOK]
Romance[SELESAI] [ TAEKOOK X MINYOON ] "Ketika horizon itu kelabu tanpa cahaya, ketika kristal itu terus membasahi jalanan dan toko roti persimpangan dengan aroma manisnya, dan juga ketika angin musim dingin itu berhembus layaknya deru peringatan begitu di...