10

52 6 36
                                    

"Sini biar Divan bantu lepas." Divan mengatakannya sambil melepas bandrol harga yang ada di belakang pangkal leher Angel. Tapi tanpa sengaja tangannya mengenai kulit leher Angel yang begitu lembut ditangannya. Sentuhan itu membuat Divan merasakan listrik yang seakan menjalar ke seluruh tubuhnya bagaikan orang kesetrum.

"Sudah." Divan dengan gelagapan membuang bandrol harga ke samping, karena merasakan sesuatu yang salah pada dirinya.

"Gak mungkin gue jatuh cinta sama nih cewek hutan."

Divan menguatkan batinnya bahwa dia tidak menyukai Angel. Meskipun sebenarnya panca inderanya tidak menuruti segala isi pemikiran Divan. Terbukti saat tangannya yang ingin memegang kulit Angel sekali lagi. Dan matanya yang tak bisa terlepas dari memandang wajah cantik Angel yang dipoles make up. Merasa diperhatikan, Angel menolehkan kepalanya kearah Divan, sedangkan Divan yang mendapat tatapan balik hanya bisa gelagapan dan terlihat salah tingkah. Lihat saja kini, garpu kuenya sampai terjatuh ke lantai.

Ada sepasang mata yang melihat perilaku Divan dengan pandangan yang berbeda, pandangan itu mengandung harapan dan juga rencana licik. Siapa lagi kalau bukan Mama Divan yang melihat anaknya salah tingkah dan terlihat gelagapan mendapati tatapan Angel.

Sepertinya rencana Mama Divan untuk menjodohkan anaknya dengan Angel adalah sesuatu yang bagus.

"Divan, Mama perlu berbicara empat mata denganmu." Mama Divan berbicara kepada Divan yang langsung menolehkan pandangan kearah Mamanya dan dibalas mamanya dengan ajakan untuk pergi kearah belakang.

Mama Divan beranjak dari duduknya dan meminta Divan untuk mengikutinya. Sedangkan Angel yang melihat mereka pergi hanya bisa memandang polos sambil bersiap untuk mengikuti tanpa sepengetahuan mereka berdua.

Setelah Mama Divan dan Divan sampai di dapur, Mama Divan memandang Divan dengan tatapan serius.

"Ada apa ma?" Divan bertanya maksud mamanya membawanya ke dapur.

"Mama mau kamu menikah dengan Angel." Mama Divan mengatakan maksudnya dengan blak - blakan tanpa kata pengantar terlebih dahulu.

"APA?! Yang bener aja ma!" Divan kaget atas pernyataan mamanya dan sontak hal itu membuatnya berteriak.

Mama Divan yang mendengar teriakan Divan hampir terjungkal kaget. Sedangkan Angel yang menguping hampir mengeluarkan suaranya karena kaget. Tapi segera ia tutupi mulutnya untuk tidak bersuara.

"Shhh... Kamu bisa ngomong pelan gak sih.. mama gak budek tau." Mama Divan memarahi Divan dengan suara bisik - bisik takut Angel mendengar pembicaraan mereka.

"Divan gak mau." Divan menolak mentah - mentah ibu kesayangannya itu sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Ayolah sayang, Mama sudah merasa cocok dengan Angel. Mama ingin Angel menjadi menantu mama." Mama Divan memohon kearah anaknya untuk mau dijodohkan dengan Angel.

"Enggak."

"Divan mama mohon."

"Gak."

"Divan...."

Divan menggeleng keras tanda menolak mentah - mentah. Bahkan rayuan Mamanya pun tidak ada yang mempan untuk mengubah keputusannya itu.

"Divan, kamu tahu kan mama sudah cukup tua. Terus papa yang sering dinas keluar negeri, mama kesepian jika hanya ditinggal berdua denganmu saja. Apalagi kamu yang sibuk dengan karirmu. Mama akan merasa kesepian dirumah. Mama ingin sekali rumah sebesar ini penuh dengan tawa anak - anak. Cucu mama misal." Mama Divan memberi Divan sebuah pengertian yang pasti dapat menggugah hati anaknya. Belajar dari sinetron - sinetron di televisi, biasanya anaknya akan luluh jika diberi gambaran - gambaran seperti umur orang tuanya. Dan anaknya akan dengan suka rela menuruti apapun permintaan orang tuanya. Mama Divan yakin caranya ini akan membuat Divan luluh. Mama Divan tersenyum kemenangan mengetahui rencananya ini yang menurutnya sangat brilian.

"Enggak. Kalau mama kesepian, nanti Divan bawa mama ke panti jompo biar banyak temennya."

Anak durhaka! Emaknya sendiri mau dibawa ke panti jompo!

Setelah mengatakan penolakannya untuk kesekian kalinya, Divan berbalik badan dan meninggalkan mamanya yang kini mungkin memasang wajah kesalnya akibat rencana membujuk Divan gagal total.

Tetapi tiba - tiba langkahnya terhenti saat melihat Angel yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Ada apa angel?" Divan bertanya kepada Angel yang berdiri terdiam di hadapannya kini.

"Divan, menikah itu apa?"

To Be Continue....

Weehhh maaf telat yahh... Gimana yahh jawaban Divan atas pertanyaan Angel. Ada yang bisa jawab gk?? Komentar yah

Jangan lupa vote nya juga

Love,

Lia

The Girl of Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang