Dua minggu berlalu begitu cepat, membuat sosok Jeon yang setiap harinya membuat Taehyung menghela nafas panjangnya karena terus ditanyai mengenai kepulangannya ke Korea, negara dimana akan banyak kenangan yang tak mungkin diingatnya.
Taehyung yang kini juga sibuk mengurusi permasalahan proyek barunya mengenai pembangunan hotel disekitar Tromso dan juga resortnya. Namun kepalanya cukup terasa pening karena permasalah Kim Jisub yang belum selesai dan dipulangkan ke Korea untuk diadili, namun Taehyung yakini bahwa pamannya itu telah lolos dari jeruji besi.
Taehyung terdiam sejenak, mengabaikan beberapa berkas yang kini ada digenggamannya, mengalihkan atensinya pada lantai rumahnya, mencoba untuk mendapatkan puzzle yang bahkan tak bisa disusun dengan baik olehnya, mengingat alasan Jisub yang membunuh Jungkook bahkan berusaha untuk membunuhnya secara tiba- tiba belum diketahuinya.
Taehyung kembali menghela nafasnya setelah ia merasa begitu ragu untuk kembali ke Korea dengan pesawat pribadinya, setelah bayangan yang cukup menyeramkan muncul dalam benakknya, keadaan bahaya yang mungkin tak bisa dihindarinya.
"Hyung? Kapan kita kembali ke Korea?" ucap Jungkook yang baru saja terbangun dari tidurnya dengan rambut yang berantakan dan kakinya yyng kini digosok pada betis kecinya itu.
Taehyung tertawa kecil lalu menepuk sofa yang kosong disamping, agar setidaknya Jungkook mengembalikan kesadarannya sebelum ia menjawab. Jungkook melangkah mengikuti gesture yang diberikan oleh sosok Kim dengan pandangannya yang menyipit dan jalannya yang sedikit gontai, beberapa kali hampir terjatuh padahal hanya berjarak 50 meter.
Jungkook menghempaskan tubuhnya dan kembali meringkuk dengan paha Taehyung yang dijadikan bantalannya, mata itu kembali terpejam seolah melupakan pertanyaannya tadi. Taehyung mengusap surai itu begitu lembut.
"Bagaimana jika hari ini kita ke Korea?" ucap Taehyung dengan pandangannya yang begitu lembut hingga dirinya tertawa kecil karena raut wajah Jungkook dengan matanya yang membulat, seolah itu adalah spontanitas ketika mendengar kata Korea.
"Benarkah?" ucap Jungkook pada Taehyung yang kini kembali disibukkan oleh beberapa berkas dan pena digenggamannya, membaca paragraph itu secara teliti beserta nominalnya. Namun, Taehyung kembali tertawa kecil karena raut wajah pemuda yang begitu menggemaskan, hingga Jungkook pun kembali memberikan raut wajah datarnya.
"Aku dibohongi" gumam Jungkook yang kembali memejamkan matanya dengan helaan nafas yang panjang, cukup merasa kesal karena di pagi hari yang begitu gelap, ia telah mendapatkan candaan dari sosok Kim.
Taehyung segera menaruh berkas itu pada meja setelah menyadari raut wajah kecewa dari kelinci kesayangannya itu. Ia mengulurkan jemarinya dan menangkupkannya pada kedua pipi Jungkook dengan sedikit tekanan gemas disana.
"Eo! Aku masih mengantuk!" gerutu Jungkook yang kini berontak untuk melepaskan jemari besar itu dari pipinya, namun Taehyung semakin mengeratkannya karena semakin merasa gemas seolah Jungkook adalah boneka. Jungkook membuka matanya dengan tatapan yang begitu tajam.
"Kim Taehyung-ssi? Berhentilah menggangguku!" Teriak Jungkook yang kemudian kembali memejamkan matanya, merasa bahwa meladeni candaan sosok Kim akan membuatnya naik darah mengingat matanya benar- benar masih merasa mengantuk.
"Kita ke Korea—hari ini Jeon" ucap Taehyung yang mempoutkan bibirnya dengan jemari yang kini menggoyangkan kepala Jungkook.
Jungkook kembali membuka matanya yang sedikit membulat dan berbinar, namun seketika ia memicingkan manik itu ketika berhadapan dengan sosok Kim untuk mencari kebohongan yang bersembunyi pada siluet matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horizon In Tromso [TAEKOOK]
Romance[SELESAI] [ TAEKOOK X MINYOON ] "Ketika horizon itu kelabu tanpa cahaya, ketika kristal itu terus membasahi jalanan dan toko roti persimpangan dengan aroma manisnya, dan juga ketika angin musim dingin itu berhembus layaknya deru peringatan begitu di...