Dengan penerangan kamar yang redup, Kai membuka pintu tanpa menutup kembali. Ia berjalan kearah lemari, mencari-cari pakaian ganti.Yuju masih diam mematung, berpikir caranya keluar dari sini sambil mengatur deru nafasnya.
Dari sudut mata Kai sejak tadi ia menyadari kehadiran seseorang dikamarnya, rasa janggal ketika ia membuka pintu seolah-olah pintu itu menabrak sesuatu dibelakangnya.
Kemudian ia menengok ke arah balkon dan tak mendapati Yuju disana.
Kai tau Yuju sedang berdiri dibelakang pintu. Tapi ia berpura-pura tidak menyadarinya.
Kai melepaskan kaos hitamnya, menggantinya dengan kaos putih berlengan panjang.
Yuju yang menyaksikan itu hanya memejamkan matanya sejak tadi.
Setelah merasa cukup waktu Yuju ingin membuka mata tapi---
CklekIa mendengar suara pintu tertutup, bergegas membuka matanya.
Gelap batin Yuju. Yuju maju satu langkah sambil meraba pintu dan mencari knop pintu tersebut.
Yuju terkejut setengah mati ketika tangannya menyentuh tangan lain pada knop pintu itu. Hampir saja ia teriak katakutan dalam gelap yang mencekam.
Tercium wangi maskulin didekatnya, ia melepaskan knop pintu itu badannya terasa lemas. Tubuhnya terjatuh lunglai ke lantai.
Sebuah langkah kaki bergerak menjauh.
Yuju membuka matanya. Terang batin Yuju.
Pemandangan yang pertama kali ia lihat. Dua kaki tepat berdiri dihadapannya, dengan gugup Yuju menatap dari bawah hingga keatas mata mereka bertemu.
Yuju berdiri kaku, segera ia memutar knop pintu itu. Tetapi tangan Kai menghentikan putaran itu.
Berdebum, pintu kamar Kai tertutup kembali.
Tubuh Yuju memekik terkejut. Ia tak berani berbalik, Kai mendekat dengan nafas tepat disamping telinga Yuju.
Hhhh hhh hh
Sekujur tubuh Yuju diselimuti desiran panas. Satu tangan kekar menyentuh pundaknya. Yuju mematung beku.
•••
Chen sedang asyik memikirkan inspirasi, tanpa menyadari sudah cukup lama Yuju meninggalkannya ke toilet. Ia memandang kearah dalam.
‘Ga ada orang’ batin Chen.
Ia kembali berpikir positif kemudian melanjutkan aktivitasnya.“Lu kesini nyari barang punya lu?” tanya Kai disertai anggukan cepat oleh Yuju.
Yuju menggenggam erat jari-jari tangannya.
“Sayang—nya gue cenderung mengklaim sesuatu adalah milik gue ketika sesuatu itu tergeletak tanpa pemilik”
Kai diam sejenak “Ta tapi bukannya headset itu tertera nama pemiliknya ya?” tanya Yuju polos membalikkan badannya menghadap Kai.
Yuju merutuki keputusannya membalikkan diri dengan posisi mereka yang cukup dekat, hingga Yuju mampu menghirup hembusan nafas Kai.
Lagi... Yuju menatap manik mata Kai dengan sorot menakutkan. Sontak Yuju menundukkan pandangannya.
Takut. Batin Yuju.
"Tolong, bisakah kembalikan padaku?" suara Yuju terdengar semakin melirih.
Kai mundur selangkah, kemudian mengambil headset yang tergeletak diatas meja. Menyodorkan pada Yuju.
"Ambilah" gumam Kai singkat.