Diary 01/17-07-2019/Night

5 0 0
                                    

Tidak ada yang benar-benar terang, pun tidak ada yang benar benar-benar gelap. Dia bukan malaikat, aku pun bukan iblis.

Sudjiwo Tedjo pernah berucap dengan seorang pemuda dalam acara kajiannya, kurang lebih begini,
"Nggak ada yang yang bener-bener salah mas, semakin kamu melihat ke atas, nggak ada yang namanya bener-salah"

Menurutku ini menarik, dan sedikit uwu. Coba bayangkan sebuah bangun datar Segitiga sama sisi. Anggep aja bgini, tuhan itu diatas segalanya. Berarti di puncak/pucuk atas Segitiga. Nah, 'bener' ada di sebelah kanan. Lalu, 'salah' ada di sebelah kiri. Kemudian tarik garis dari masing-masing sudut 'bener' dan 'salah' ke atas mengarah ke pucuk. Semakin ke atas, maka dua garis ini akan saling berdekatan hingga mencapai puncak/pucuk atas, dan akhirnya menyatu.

Apa menurutmu ini sebuah bacot belaka? Tidak, lur. Ini nyata. Aku sudah menerapkannya dalam kehidupanku. Namun, ternyata aku menemukan sebuah kelemahan dalam konsep berpikir ini. Jika kamu terlalu berpaku pada konsep ini, maksudku.. terlalu condong, terlalu idealis, dan semacamnya dengan menggunakan konsep ini, maka kamu akan kesusahan membedakan ataupun membuat suatu keputusan mana yang benar-benar "Benar" atau mana yang benar-benar "Salah". Karena konsep "salah" dan "benar" di alam bawah sadarmu hilang. Ini serius, karna aku sedang terjebak saat ini. Tapi, rasa-rasanya aku sudah berhasil keluar. Ah, aku baru sadar. Ada seseorang yang sedikit-sedikit mengingatkanku, memberiku nasihat, dan beberapa pengetahuan. Ini menarik. Seperti kopi pahit. Kamu tak akan benar-benar tau rasanya sebelum kamu menyereputnya.

Wkwkwkwk

Saat ini diriku yang lain berkata dalam hati,
"Nulis apa sih bangsad?" Dengan nada mengejek dan sedikit tertawa. Lalu kubalas, "mboh yo, hehe.." aku terdiam, "ini adalah proses pemindahan berkas. Pemikiranku sedikit penuh. Sayang kalo dilupakan" lanjutku dalam hati.

"Diary 01/17-07-2019/Night"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang