Harap maklumi jika banyak typo..
***
Bolehkah aku bermimpi, sejenak duduk berdua dipinggir pantai dengan dia menyaksikan matahari yang sebentar lagi akan berganti bulan.
Shinhye membuka mata. Tangan lembut sang ibu-Ny.Park menyeka ujung mata anaknya yang entah kenapa bisa basah.
"Kau bermimpi apa?"suara lembut Ny.Park memecah hening. Mengelus lembut pipi tirus Shinhye yang menjawab dengan gelengan lemah.
"Apa ada yang sakit?"tanya Ny.Park lagi seakan belum puas dengan jawaban putrinya dan kembali hanya mendapat gelengan pelan.
Suara pintu terbuka menahan kalimat Ny.Park selanjutnya, kini matanya tertuju ke pintu. Tn.Park masuk dengan dokter yang berjalan disebelahnya dan diikuti beberapa perawat.
Dengan cekatan dokter mengecek Shinhye, kemudian tersenyum ramah memberi penjelasan perihal kondisi Shinhye pada Tuan dan Nyonya Park. Mereka bernapas lega setelah dokter bernametag Yoon Kyunsang selesai.
"Setelah beristirahat selama 4 hari disini, Shinhye sudah diperbolehkan pulang,"tutup sang Dokter sebelum meninggalkan ruangan.
"Terima kasih dokter,"ujar Tn.Park menundukkan kepalanya sopan.
Setelah pintu tertutup kembali Tn.Park menghampiri istrinya yang duduk disamping ranjang Shinhye.
"Berhentilah membuat Appa dan eomma khawatir, sayang,"
Shinhye hanya tersenyum segaris, sudah terbiasa bahkan hapal dengan sikap kedua orang tuanya yang sangat over protektif padanya, terutama sang ayah.
"Hyunbin tadi menelpon, dia akan kesini setelah pekerjaannya selesai,"lanjut pria paruh baya itu.
Mendengar nama 'Hyunbin' senyumnya seketika hilang urung menimpali, lebih memilih menikmati pemandangan luar dari jendela. Paham akan perubahan wajah anaknya, Ny.Park hanya mengelus lembut punggung tangan Shinhye seolah menenangkan.
"Dan satu lagi, Appa tidak ingin kau keluar rumah sendiri lagi. Harus ada supir dan satu pengawal disisimu,"tegas Tn.Park.
"Sudahlah, putrimu baru saja sadar dan kau sudah menerornya dengan sifat protektifmu itu,"ujar Ny.Park santai. Mendengar perkataan ibunya diam-diam sudut bibir Shinhye naik. Hanya ibunya yang mampu membantah setiap kalimat ayahnya dengan santai.
"Tapi tetap saja..,"
Kalimat Tn.Park terhenti ketika melihat mata istrinya yang sudah melotot kearahnya. Shinhye mengembalikan fokus pada kedua orang tuanya saat tak mendengar kelanjutan kalimat sang ayah, senyumnya kembali menatap bergantian ayah dan ibunya yang tengah bertengkar dengan sorot mata.
Tn.Park langsung menghampiri Shinhye dan mendekapnya hangat.
"Appa menyayangimu, sangat. Kau tahu itu, kan?" Shinhye mengangguk pelan. "Appa, eomma dan Channie akan berusaha keras menemukan jalan untuk menyembuhkanmu. Bertahanlah sampai saat bahagia itu tiba, sayang,"
Pelukan Shinhye semakin erat. Tn.Park merasakan getaran pada tubuh putrinya. Shinhye menangis. Tangan Ny.Park sigap mengelus lembut punggung putrinya.
"Hello everybody, Prince Park is here membawa makanan,"suara riang seorang lelaki masuk memecah keharuan diantara anak dan orang tua dalam ruangan itu yang langsung fokus padanya. "Apa yang terjadi? Kenapa noona menangis?"tanyanya lanjut.
"Pelankan suaramu, Channie. Kau mengganggu pasien lain,"ujar Ny.Park sambil menutup telinganya.
"Mian eomma," jawab Chanyeol dengan seringaian menampakkan lesung pipinya yang dalam. "Noona, aku merindukanmu," ujarnya menghampiri Shinhye dan memeluk gadis itu erat setelah menaruh makanan yang dibawanya ke meja samping sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another You
Random"Let me be you.." [SLOW UPDATE] Butuh banyak support buat aku Jangan lupa vote dan komen. Tengkyu