08

2 0 0
                                    

Rintik hujan mulai menghilang awan bergerak membuat matahari bersinar kembali di hari yang mulai sore ini.tetapi semangat mereka malah memudar Dito tertinggal dibelakang sedikit jauh namun masih nampak lara menunggu emi yang sesekali membungkuk kelelahan sedangkan raka berjalan paling depan dengan tantri yang menarik kaos cowok itu masih terus berjalan dibelakangnya.

"Tungguin woi!" teriak Dito.

"Jalan aja terus to" sahut lara sedikit terengah.

"Ra lo masih kuat bawa tasnya?" tanya emi yang melihat raut lara tertatih-tatih membawa tas dipunggungnya.

"Masih kuat kok mi"

Terlihat pendaki tadi yang menolong mereka berhenti duduk bersandar pada sebuah batu yang cukup besar. Ia menarik penutup wajahnya ke bawah membuat wajahnya terlihat lalu mengeluarkan botol minum. Tantri melepas genggaman dari kaos raka ia berhenti membuat emi yang ada dibelakangnya menabrak cewek itu yang masih diam.

"Tantri!"

"Wei bro!" Sapa raka kepada pendaki itu.

"Ka!" Panggil tantri, raka menoleh.

"Eung, emi lelah kita istirahat lagi aja". kata tantri.

Mendengar namanya disebut Emi menautkan kedua alis merasa bingung. Raka menuruti mereka kembali beristirahat duduk didekat pendaki itu diikuti juga yang lainnya duduk berjejer.

Mata tantri sesekali membulat melirik pendaki itu. Emi yang biasanya kalem entah kenapa kali ini seperti tertular penyakit dari tantri. Mereka berdua sejak tadi tak berhenti membicarakan tentang pendaki-pendaki yang lewat. Lara hanya diam memperhatikan tingkah kedua temannya tersebut .

"Ini tuh udah istirahat ke sekian kali," gerutu raka."emang susah bener ngajak cewek"

"Kan lo sendiri yang ngajak" ucap tantri mendelik.

"Lara juga kayaknya udah lelah ka bawa tasnya" sahut emi.

"Udah sini biar gue bawain tas lo ra" kata dito disampingnya.

"Lo udah bawa tas gue to" sahut tantri."emang masih kuat apa?"

"Ya... Sekarang lo bawa tas lo sendiri" kata Dito tanpa dosa membuat raut Tantri berubah melototinya.

"Udah, lagian gue masih kuat bawa tas sendiri," kata lara melerai.

"Bro udah berapa kali lo nanjak bukit ini?" Tanya Raka beralih pada pendaki itu yang diam memperhatikan mereka.

"Udah sering, Biasanya kalo gak sabtu atau minggu gue ke tempat ini"

"Lo masih sekolah?"

"Masih"

"Eh Sma mana?" tanya tantri yang juga penasaran.

"Kelas berapa?"  Sahut emi.

"Sma Garuda"

"Eh sama kayak temennya irul"

"Lo kenal sama ebit?"

"Haha dia temen gue, gue kesini nyusul dia sama temen-temen gue yang lain" kata pendaki itu sambil menatap Tantri lalu mengedarkan pandangan menatap yang lain  lara hanya melirik sesaat lalu bersikap acuh tak melengos karena diajak bicara oleh Dito.

"Lanjut?" tanya Raka pada mereka.

"Ayo!"

Pendaki itu juga bangkit dari duduknya ia menutup wajahnya kembali. Lalu berjalan ke arah lara.

"Sini biar gue bantu" katanya mengulurkan tangan.

Lara menatap tangan itu kemudian mendongak.

"Nah iya ra suruh dia aja"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang