Mentari bersinar begitu indah, butir embun pada ujung daun jatuh -- mentes, bunga-bunga bermekaran. Pagi yang cerah untuk mengawali hari dimana aktivitas-aktivitas akan di mulai mengharapkan hari yang lebih baik daripada hari kemarin. Rupanya cerahnya hari juga menular pada Clarisa. Hari ini ia cuti kerja, entah karena alasan apa tiba-tiba saja Saddam berkata jika ia di liburkan untuk sehari. Mungkin dia masih marah tentang kejadian kemarin yang tak terselesaikan? Entahlah Clarisa tidak perduli. Seperti ini malah lebih baik, dia bisa menghabiskan waktu sesuka hati mengistirahatkan diri dari rutinitas yang padat.
"Saatnya me time~." teriak Clarisa sambil berlari kecil pada meja riasnya mengambil masker wajah dan beberapa potong timun dalam mangkuk berbahan marmer keramik warna hitam juga sedikit warna putih ikut menghiasi di sana.
"Risa." panggil sang ibu di balik pintu.
Refleks Clarisa menghentikan aktivitasnya, di taruhnya kembali masker wajah dan mangkuk yang sempat ia pegang ke arah semula. Berjalan ke arah pintu.
"Ada apa bu?" tanya Clarisa saat membuka pintu.
"Ada yang nyariin kamu kayaknya mau ajak jalan. Kamu gak bilang kalau mau jalan."
Kening Clarisa berkerut, seingatnya ia tidak ada janji dengan siapapun agendanya hanya menghabiskan waktu untuk memanjakan diri seorang diri. Kenapa ada yang mencarinya? Mungkin hanya teman yang berniat untuk berkunjung? Tapi siapa?
"Oke, sebentar lagi aku akan menghampirinya."
"Baik. Ibu akan ke rumah sakit, jaga diri baik-baik sayang. Jangan lupa hubungi ibu jika kau pulang terlambat."
"Iya."
Ibu Clarisa berlalu pergi meninggalkan putrinya. Clarisapun bercermin sebentar memastikan wajahnya atau penampilannya terlihat baik-baik saja. Tidak lucu jika nanti ternyata tamunya melihat ada kotoran mata atau yang lebih parah yaitu upil yang bergelantung pada lubang hidungnya. Iyuh.
Setelah ia anggap tak ada malasah. Clarisa bergegas keluar, menutup pintu kamar lalu menuju ruang tamu.
Saat sampai beberapa meter dari sana Clarisa berhenti. Cukup terkejut dengan kedatangan pria yang berdominasi setelan berwarna hitam itu.
"Farel."
Mendengar namanya di panggil pria yang di sebut Farel yang tadinya sibuk berkutat dengan ponselnya langsung mendongkak dan melihat ke arah sumber suara. Bibirnya melengkung ke atas sama seperti yang di lakukan gadis yang memanggilnya. Tiba-tiba di tangah senyum itu Clarisa merentangkan tangannya lebar-lebar, senyum Farel semakin merekah tanpa harus berbicara Farel sudah mengerti apa maksud dari tingkah Clarisa itu. Segera ia menonaktifkan ponselnya, menyimpan dalam saku lalu menghampiri Clarisa, memeluknya erat. Clarisa balas memeluk tak kalah erat, kepalanya dengan sengaja ia tenggelamkan dalam dada bidang Farel. Dekapan itu sangat hangat, sehangat senyum mereka berdua rasanya Clarisa tak ingin melepaskan pelukkan itu ia sangat merindukan Farel.
"S..Sa.. Bisakah kau melonggarkan pelukan ini sedikit sajah. Aku sepertinya akan asma." ucap Farel terbata-bata karena nafasnya yang sesak akibat pelukan Clarisa yang erat berlebih.
"Oops sorry, aku terlalu senang saat melihatmu datang hehe." jawab Clarisa dengan menunjukkan cengirannya lalu melepaskan pelukkan itu secara perlahan.
Farel mencubit hidung Clarisa gemas akibat kelakuan gadis itu, tetap sama seperti terakhir kali mereka bertemu. Pencicilan, cerewet, kekanakan, lucu namun juga bisa langsung berubah menjadi dewasa atau pemarah seperti singa kelaparan.
Seperti di saat Farel tak sengaja memakan makanan kesukaan Clarisa padahal itu bukan kesalahan Farel melainkan makanan mereka yang tertukar. Clarisa yang saat itu buru-buru keluar dari mobil langsung mengambil salah satu kotak makanan di jok belakang lalu langsung berlalu pergi sembari berlari kecil ya kerena ia menggunakan high heels jika saja tidak mungkin ia sudah pantas berlomba dengan atlit lari. Saat jam makan siang tiba Farel mengambil satu kotak makan yang tersisa untuknya di jok belakang, ia cukup terkejut karena isinya adalah makanan kesukaan Clarisa. Tidak mungkin gadis itu salah mengambil kotak ya walaupun kotaknya sama namun ah sudahlah Farel sangat lapar sekarang akan membutuhkan waktu lama jika ia harus mencari restoran terlebih di saat-saat seperti ini pasti banyak orang di sana dan artinya ia harus mengantri atau menunggu lebih lama hanya untuk seporsi makanan serta minuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss is Overhormone #MILER1 (TELAH TERBIT)
Romance[LINK PEMBELIAN TERSEDIA DI BIO] (Sebagian part di hapus demi kepentingan penerbitan) TW // cheating, mature content, fire, murder, blood [21+++] Di harapkan kebijakan dalam memilih bacaan [Sepenuhnya cerita dewasa dan sedikit bumbu komedi] ...