【 DAY 1 】

792 118 4
                                    

Kenyamanan itu langsung melingkupi tubuhmu begitu kau menjatuhkan tubuh di atas kasur setelah beberapa jam perjalanan menggunakan kereta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenyamanan itu langsung melingkupi tubuhmu begitu kau menjatuhkan tubuh di atas kasur setelah beberapa jam perjalanan menggunakan kereta.


Masa bodoh dengan barang-barang yang tergeletak dipojok pikirmu, yang penting sekarang adalah saatnya bersantai. Foto yang harus kau kirim pada Nakamura juga akan kau akali saja, mencari di google mungkin.

Manikmu memandangi langit-langit kamar yang berwarna putih, berlanjut dengan menjelajahi seluruh kamar. Keningmu mengerut saat melihat sebuah pintu lain.

Connecting door?

Ah ya, kau baru ingat tadi di bawah sempat dikatakan kalau kamar yang menghadap pantai hanya tersisa ini.

Melupakan kemalasanmu sesaat, kau bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu kayu di samping meja dan membukanya. Berharap-harap cemas agar tidak ada seorangpun yang tinggal di sana. Akan sangat menyebalkan jika sampai terisi oleh orang egois atau orang aneh. Tidak ada yang tahu apa yang akan mereka lakukan. 

Menarik napas, kau mengetuk sebanyak dua kali lalu menunggu beberapa saat.

Tidak ada jawaban.

Senyuman kecil terukir di wajahmu sementara kau menggumamkan kata syukurlah.

Merasa tenang, kau mengambil jus jeruk yang berada di dalam kulkas dan meneguknya hingga setengah lalu duduk di beranda kamar. Mencoba menikmati pemandangan laut yang selama ini hanya bisa kau lihat dari media.

Dari sini kau bisa melihat laut biru yang terpampang jelas sekaligus bunyi deburan ombak. Tampak sangat indah sekaligus menyilaukan. Jika seperti ini, tanpa alarm sekalipun kau akan bangun tepat waktu oleh sinar matahari. Kau melangkah maju, hendak membuka pintu kaca yang menghalangimu dari panas matahari dengan ragu tetapi begitu mendengar suara alunan melodi yang familier di telinga membuat keraguanmu sirna.

"Kau yang mengetuk kamarku?"

Kau menoleh ke samping, mendapati seorang pemuda dengan surai dwi warna, unik, berikutnya perhatianmu jatuh pada kedua matanya yang berberda warna. Menyadari dirimu memandanginya terlalu lama kau lantas enggaruk tengkuk dengan kikuk. "Eng, aku mencoba memastikan sesuatu. Kupikir tidak ada orang."

Pemuda itu mengangguk, bersikap acuh tak acuh. Dia mengembalikan objek  pandangannya pada laut di depan sana.

"Kau menyukai lagu itu?"

Dia menoleh, "hmm, cocok saja untuk musim panas." Dia terdiam sejenak, menimbang untuk kembali bersuara atau tidak, "Shoto Todoroki, panggil saja Shoto."

Kau berdeham lalu mengangguk, "aku [full name]. Aku tidak masalah dengan panggilan apa pun."

Todoroki tersenyum tipis. 

"Apa kau sendirian?" Tanyamu, lalu merutuki diri sendiri karena pertanyaan bodoh yang secara asal keluar begitu saja.

Sial, aku jadi terlihat kepo.

Tetapi, alih-alih mendapat tatapan tidak suka, Todoroki terkekeh pelan. "Tidak juga, anggap saja begitu."

Kau tidak terlalu mengerti, namun sebuah kurva tetap terukir di wajahmu, "aku juga. Sahabatku memberikan sebuah kesempatan untuk melihat pantai di musim panas yang menyebalkan ini." Nada bicaramu memelan seiringnya kalimat. 

Todoroki hanya memandangimu selama beberapa menit. 

Menegak salivamu, kau merutuki kebodohan yang tercipta untuk kedua kalinya. 

"Kau menyukai pantai? Bisa berenang?" Tanya Todoroki akhirnya memecah kesunyian. 

Kau menganggukkan kepala, sudah sejak kecil kau belajar renang. "Aku bisa, hanya saja tidak terlalu suka dengan pantai."

Todoroki menyunggingkan senyum, "kalau begitu mau pergi bersamaku? Menghabiskan liburan berdua?" Menyadari ucapannya sendiri, dia berdeham, "itu kalau kau tidak keberatan."

Kedua matamu melebar, "ha?"

"Aku akan membuatmu menyukai musim panas."

"Jika tidak?"

Todoroki mengangkat bahunya, netranya berganti arah pandang. Dia tampak berkilau dibawah sinar matahari. "Akan kupastikan itu tidak terjadi." 

"Kenapa yakin sekali?"

Todoroki kini memandangmu kembali, tersenyum lemah. "Mungkin karena musim panas adalah hal yang baik?" 

 "Mungkin karena musim panas adalah hal yang baik?" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Summer Holiday | Shoto TodorokiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang