4

725 102 11
                                    

Pertemuan tidak sengajanya kemarin membuat Hanbin semakin kalut. Ia benar benar tidak bisa menghilangkan pikirannya untuk seorang Jennie, rasa bersalahnya memang sebesar itu. Tak patang menyerah, hari ini Hanbin memutuskan untuk mencoba menemui Jennie. Pikirnya, ia perlu meminta maaf dengan benar sepertinya. Contohnya dengan membelikan tas designer merek ternama.

"Ini pesananmu, sajangnim" kata Chaeyong sambil meletakkan paper bag bertuliskan merek mahal di atas meja Hanbin.

"Terima kasih" kata Hanbin kemudian Chaeyong membalas dengan sebuah anggukan. "Tunggu dulu, kau yakin ini bisa membuat seseorang memaafkanku?"

"Aku yakin, pak. Siapa sih yang akan menolak tas keluaran baru ini?"

"Kalau tidak berhasil?"

"Kurasa ada yang salah dengan wanita itu, pak" jawab Chaeyong kemudian setelah sang bos tidak bersuara lagi, gadis itu pamit untuk kembali ke ruangannya.

Ya mudah mudahan sebuah sogokan yang tak seberapa ini berhasil membuat kekalutan di hati Hanbin hilang. Mari kita doakan saja.

Hanbin masih menunggu di dalam mobil, sampai akhirnya cafe tempat Jennie bekerja tutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hanbin masih menunggu di dalam mobil, sampai akhirnya cafe tempat Jennie bekerja tutup. Benar saja, kini sang penjaga kasir bernama Lisa itu baru saja keluar dengan pakaian bebasnya. Merasa perlu dan harus, Hanbin lalu keluar dari mobilnya untuk menghampiri Lisa.

"Oh, annyeonghaseyo Kim Hanbin-ssi" sapa Lisa dengan senyum yang sangat cerah, pantas saja Bobby menyukainya.

Hanbin membungkukan badan membalas sapaan si pujaan hati Bobby, lalu melontarkan sebuah pertanyaan dengan sangat hati hati. "Itu... kau tau dimana Jennie?"

"Oh, kau ingin bertemu Jennie Unnie?" Tanya Lisa, Hanbin mengangguk untuk menjawab pertanyaannya. "Dia masih di dapur bersama sajangnim"

"Bisa kah kau membawanya kesini?" Hanbin yang penuh ambisi ini semakin menjadi.

"Eh itu, aku rasa tidak bisa. Aku takut jika harus bertemu sajangnim" jawab Lisa dengan senyum yang sedikit luntur dari wajahnya.

Hanbin menghela nafasnya kasar, ia lalu berterima kasih pada Lisa dan membiarkan gadis berpostur tinggi itu untuk pulang. Sedangkan Hanbin, ia kembali ke dalam mobilnya sambil terus memperhatikan pintu cafe tersebut.

Tidak lama kemudian, wanita yang ia tunggu kehadirannya mulai terlihat. Jennie kini baru saja keluar dari cafenya dengan pakaian yang lebih santai, disampingnya terdapat Woojin yang masih tertawa sambil terus berbicara pada Jennie.

Oh Hanbin menjadi bingung, apa ia perlu turun dan menarik Jennie secara paksa? Dengan resiko bahwa Woojin akan menghujaninya dengan jutaan pertanyaan. Ataukah ia harus menunggu Jennie sambil berdoa bahwa gadis itu tidak akan pulang dengan Woojin? Walaupun kemungkinannya mungkin cukup kecil.

Akhirnya, Hanbin memilih untuk tetap tinggal dimobilnya sambil terus berdoa. Sebetulnya ia tidak ingat kapan terakhir kali ia berdoa dengan baik dan benar, tapi mudah mudahan untuk kali ini doanya dapat didengar.

Hanbin menang! Woojin baru saja meninggalkan cafe dengan mobilnya, dan tanpa Jennie. Pria itu lantas turun dari mobilnya, dengan gerakan cukup terburu-buru.

"Kim Jennie-ssi" sapa Hanbin. Wanita dengan sweater merah maroon itu membalikan tubuhnya, menatap sumber suara tersebur dengan tatapan tajamnya. "Ku mohon maafkan aku" katanya sambil menyodorkan paper bag berisikan tas seharga puluhan juta itu.

Jennie memilih untuk diam dan meninggalkan Hanbin, membuat Hanbin mau tidak mau menarik tangan gadis itu.

"Lepas" pinta gadis yang mukanya semakin polos tanpa polesan make up sedikitpun.

"Maafkan aku, aku mohon dengan sangat maafkan aku"

Jennie membuang nafasnya kasar, ia lalu menarik tangannya sambil menatap Hanbin dengan mimik muka jahatnya. "Aku benar benar tidak bisa memaafkan lelaki sialan sepertimu!"

"Aku tau dosaku terlalu besar"

"Kau tau, kelakuanmu tidak kalah biadab dari mantan mantanku. Itu membuatku sangat marah dan ingin membalas dendam padamu juga!"

Hanbin sudah kehabiskan akal, pria itu lalu berlutu di depan wanita beehodie maroon ini. "Aku tau aku salah, tapi untuk hari itu..."

"Aku benar benar tidak ingin mendengar penjelasanmu, sungguh"

"Tapi aku benar benar akan bertanggung jawab" kata Hanbin dengan ucapan yang cukup tegas.

"Tidak perlu! Kau tidak perlu bertanggung jawab atas apapun itu, aku bahkan tidak sudi untuk melihatmu lagi" Jennie masih betah memberikan pandangan mematikan pada si pria, kemudian mengambil paper bag yang sedari tadi Hanbin sodorkan.

Bak sebuah drama, Jennie malah melemparkan paper bag berisi tas bernilai puluhan juta itu. "Kau pikir aku semurah itu ya? Memang dasar lelaki bajingan yang tak pernah menghargai wanita!" Setelah melakukan apa yang ia rasa harus dilakukan, wanita itu lantas pergi meninggalkan Hanbin yang masih betah berlutut di atas aspal.

Saran dari Chaeyong yang menurutnya akan berhasil 99% ternyata pun tidak berhasil. Memang sepertinya ada yang salah dari diri Jennie.

halo halo! apa masih inget sama cerita ini? hihihi gak yakin juga ada yang masih simpen di library-nya😔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



halo halo! apa masih inget sama cerita ini? hihihi gak yakin juga ada yang masih simpen di library-nya😔

tapi untuk yang masih baca semoga suka yayyyyy!

semoga hari kalian menyenangkan💛

One Night, ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang